Manfaat Kuliah: Berpikir Strategis dan Belajar Negosiasi

Tulisan ini merupakan bagian dari 30 Hari Tantangan Ramadhan. Edisi Hari Keempat Belas, 30 Days Ramadhan Challenge Day #14

Tadi pagi saya bekerja di markas Excellent Premier Serenity, selepas mengantar puteri bungsu, Vivian Aulia Zahra ke sekolah. Di markas Excellent, saya mengobrol dengan beberapa team mengenai beberapa hal, diantaranya mengenai manfaat berpikir strategis, terencana dan mengenai kemampuan negosiasi.

Saya mengambil contoh pola yang dibangun dari kuliah saya di program Magister Management (MM) President University. Karena diberikan berbagai tugas mengenai rencana bisnis, analisa perusahaan, strategi pengembangan perusahaan, etika bisnis hingga transformasi digital perusahaan, mahasiswa jadi dibiasakan dan dilatih untuk berpikir secara terencana.

Dalam melakukan sesuatu baik yang sifatnya personal maupun pekerjaan, dulu biasanya saya hanya mengacu pada naluri saja. Saya mencatat ide maupun detailnya di otak saya.

Dalam konteks kecil dan sederhana, hal tersebut bisa berjalan dengan lancar. Namun untuk pekerjaan yang kompleks dan butuh persiapan, mekanisme pemikiran berdasarkan ingatan ini bisa memberikan hasil yang kurang optimal.

Sebagai contoh, jika kami ingin meningkatkan nilai sales/penjualan di Excellent, dulu kami cenderung sebut apa saja yang bisa dilakukan. Sekarang kami berusaha membuat brainstorming ide, mencatatnya pada mindmap, mengelaborasinya menggunakan fish-bone diagram (diagram tulang ikan) dan kemudian menjalankannya menggunakan model OKR (Objectives and Key Results).

Contoh lain yang bermanfaat adalah gabungan antara mata kuliah Accuracy Development, Academic Writing dan kemampuan negosiasi. Mata kuliah Accuracy Development dan Academic Writing aslinya adalah mata kuliah bahasa Inggris terapan. Accuracy Development untuk speaking, academic writing untuk penulisan. Pada dua mata kuliah tersebut, mahasiswa diajarkan berpikir runtut (terarah, teratur) dan bisa menyampaikan idenya secara jelas. Clear and concise.

Misalnya topik yang ingin disampaikan berupa pendapat kita mengenai penggunakan smartphone pada siswa sekolah. Pada dua mata kuliah bahasa Inggris tadi, kami diajari untuk menyampaikan kesimpulan awal, didukung oleh supporting statements/facts dan ditutup dengan kesimpulan akhir.

Karena dibiasakan untuk menggunakan pola komunikasi seperti itu, saya bisa mencobanya dalam hal negosiasi. Alih-alih kita ngotot mempertahankan pendapat, kita bisa mengambil sudut pandang lawan bicara kemudian menyampaikan nilai tambah yang bisa didapat.

Sebagai contoh misalnya saya ingin Dear Rey Reny Yuniastuty membelikan perangkat Kindle untuk saya, untuk digunakan membaca ebook. Misalnya Dear Rey menolak, saya tidak perlu berdebat. Akan lebih baik jika saya menjelaskan manfaatnya, nilai lebihnya, budget yang tersedia hingga ditutup dengan : “Coba kalau dear Rey mau belikan Kindle, pasti saya akan sangat senang dan bahagia. Untuk biaya yang relatif terjangkau, sudah bisa membuat pasangan senang dan bersyukur punya isteri cantik, manis dan baik hati…”

Hehehe…

Bener kan ya. Hal diatas contoh saja, karena saya sudah dibelikan Kindle beberapa waktu yang lalu. Namun pola yang sama bisa kita terapkan untuk case lain. Prinsip utama yang dipegang adalah, menyampaikan value yang melebihi biaya yang dikeluarkan.

Dalam konteks pekerjaan di Excellent, saya bisa menyampaikan sudut pandang lain, misalnya berupa nilai tambah yang didapat jika klien atau pelanggan merasa nilai penawaran yang kami sampaikan dianggap terlalu mahal.

Mudah-mudahan saya bisa menuliskan pengalaman lainnya terkait kuliah dan implementasinya di dunia nyata berdasarkan pengalaman pribadi.

Catatan : Foto ilustrasi, mata kuliah Strategy, Entrepreneurship, and Ethics oleh Dr. Anthony Cottan, bapak “Starbucks Indonesia” yang lama menjabat sebagai dirut PT Map Boga Adiperkasa Tbk yang membawahi beberapa merk seperti Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, Godiva, PAUL Bakery, Genki Sushi dan Subway

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.