Padi di Polibag : Bukan Sekedar Dolanan

Catatan : Ini foto milik rekan di Singosari, Malang. Bukan milik Zeze Zahra .
Banyak dari kita yang kalau melihat tanaman padi di pot atau polibag dianggapnya sekedar dolanan atau mainan. Dulu juga saya berpikir begitu, sampai kemudian belajar memahami bahwa segala sesuatu bisa dimulai dari yang ada, dimulai dari yang kecil kemudian berkembang.
Salah satu rekan Zeze Zahra yang punya pabrik dan kebun di Singosari, Malang menanam padi di polibag. Jumlahnya lumayan, 13.500 polibag dan terus bertambah. Media tanam polibagnya sesuai dengan standar BSM, yaitu campuran kompos padat, abu pembakaran dan tanah.
Padi yang ia tanam sudah beberapa kali dipanen. Ia menerapkan sistem Rinam Rinen. Artinya sehari nanam sehari panen. Prakteknya memang tidak setiap hari, namun periodik. Jadi dalam 1 hamparan 13.500 polibag, ia menanam per kelompok dan per blok.
1 kelompok terdiri dari 9 polibag, ukuran 1 meter persegi. Dalam hamparan itu ada blok padi yang baru ditanam, ada yang sudah usia beberapa minggu, ada yang usia satu bulan, dua bulan hingga usia panen. Jadi secara periodik ia bisa panen secara rutin.
Bagi saya sendiri, ini mind blowing. Luar biasa. Kalau padi bisa ditanam secara massal menggunakan polibag atau pot, berarti tanah gersang, tanah semen, tanah yang sudah dicor dan berbagai tanah yang kurang produktif akan bisa ditanami dan dimanfaatkan.
Kita bisa mandiri pangan dari lingkup kecil, mulai dari lingkungan kita sendiri.