Tanaman Bunga dan Prinsip Pertanian Terpadu
				
Saat dulu mulai membangun rumah di tepi sawah, keluarga minta agar ada tanaman bunga untuk menyemarakkan suasana. Saat itu saya bilang, “Bunga nggak bisa dimakan, lebih baik tanam buah atau sayur. Kan tanaman tersebut ada bunganya juga” 
 .
Namun setelah membaca beberapa literatur, akhirnya saya menambahkan komponen tanaman bunga di taman dekat tempat makan dan di pekarangan rumah pinggir sawah. Bunga yang ditanam beberapa macam : ada mawar, melati, marigold, kembang kertas dan lain-lain.




Selain sebagai penghias suasana, ternyata tanaman bunga ini juga memiliki berbagai manfaat. Berikut adalah beberapa manfaatnya dari beberapa referensi :
1. Pengendalian Hama Secara Alami (Pestisida Nabati Alami)
Bunga seperti kenikir (Tagetes erecta) menghasilkan aroma khas yang kuat, sehingga bisa menolak hama tertentu seperti:
– Nematoda akar, yang sering menyerang tanaman padi, cabai, atau tomat.
– Serangga pengisap daun dan ulat daun.
Selain menolak hama, bunga juga menarik serangga predator alami seperti:
– Kepik predator, laba-laba, dan tawon parasit, yang memangsa hama-hama kecil.
2. Menarik Penyerbuk (Pollinator)
Bunga zinnia dan kenikir sangat disukai oleh:
– Lebah madu (Apis spp.)
– Kupu-kupu
– Lalat penyerbuk (hoverfly)
Dengan adanya bunga, populasi penyerbuk meningkat, yang juga membantu padi atau tanaman sayur di sekitar agar produktivitasnya naik. Ini juga memperkuat keberlanjutan ekosistem pertanian.
3. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman tanaman (padi, sayur, bunga, kelapa, pepaya, dsb.) membuat ekosistem lebih stabil dan tahan terhadap gangguan.
 Artinya, kalau satu jenis tanaman terserang penyakit, yang lain tidak langsung terdampak.
Bunga juga menjadi penyeimbang rantai makanan alami di sekitar sawah — mulai dari serangga kecil, burung, hingga mikroorganisme tanah.
Ada yang berniat menanam bunga sebagai penyeimbang alami pertanian terpadu di lingkungan sendiri?
