• Masim “Vavai” Sugianto

    Founder PT. Excellent Infotama Kreasindo– perusahaan email services provider (ESP) dan menjadi konsultan pada berbagai instansi pemerintah, korporasi besar, lembaga perbankan dan institusi pendidikan di Indonesia.

    Lebih detail tentang Vavai.




  • Publishing

  • Recent Posts

    • Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
    • Refleksi Setelah Sakit
    • Legacy
    • Bitcoin, Ethereum, Dogecoin
    • Penjualan Langsung : Keliling dan Mangkal
  • Recent Comments

    • PT. Infra Solution International on Perkembangan Usaha Penjualan Pisang “Zeze Zahra” Setelah 1 Bulan
    • PT. Infra Solution International on Refleksi Setelah Sakit
    • PT. Infra Solution International on Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
    • ict Administrator on Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
    • sada dua on Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
  • Archives

    • February 2021
    • January 2021
    • December 2020
    • August 2020
    • July 2020
    • April 2020
    • March 2020
    • August 2019
    • July 2019
    • June 2019
    • March 2019
    • February 2019
    • January 2019
    • November 2018
    • October 2018
    • August 2018
    • May 2018
    • April 2018
    • January 2018
    • December 2017
    • July 2017
    • December 2016
    • November 2016
    • April 2016
    • March 2016
    • November 2015
    • July 2015
    • April 2015
    • November 2014
    • October 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • March 2013
    • February 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • September 2011
    • August 2011
    • July 2011
    • June 2011
    • May 2011
    • April 2011
    • March 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • May 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • February 2010
    • January 2010
    • October 2008
    • September 2008
    • August 2008
    • July 2008
    • June 2008
    • May 2008
    • April 2008
    • March 2008
    • February 2008
    • January 2008
    • December 2007
    • November 2007
    • October 2007
    • September 2007
    • August 2007
    • July 2007
    • June 2007
    • May 2007
    • April 2007
    • March 2007
  • Home
  • Bisnis & Marketing
  • Computer & IT Related
  • Lifestyle
  • Publishing
  • Free Stuff
  • About
  • Kontak

Perputaran Roda Kehidupan

March 6, 2019

Beberapa hari ini saya beredar di Warung Asem, Sumber Jaya, Tambun, kampung kelahiran saya. Karena orang tua sedang sakit, saya menginap beberapa malam disana.

Melihat perkembangan kampung yang sekarang ramai, saya jadi ingat perkembangan dan perubahan kehidupan penduduknya. Ada yang dulunya termasuk orang terkaya di kampung (malah mungkin 1 desa/kelurahan) dan punya toko lengkap satu-satunya sekarang menurun drastis dan menjadi rata-rata orang kebanyakan.

Ada yang dulunya tajir melintir sekarang biasa saja. Yang dulunya punya tanah dan sawah dimana-mana, ibaratnya kalau kita lempar uang logam pakai helikopter atau pesawat, uangnya akan jatuh antara di sawah dia, di kebun dia atau di rumah dan gedung yang ia bangun. Sedemikian luas sampai-sampai uang logam tidak jatuh ke tempat lain 😛

Ada yang dulunya termasuk orang berpangkat kini biasa saja. Ada yang dulunya memiliki jangkauan dan kenalan luas kini biasa saja.

Ada yang karena spekulasi usaha yang kurang berhasil, ada yang karena meninggal dunia, ada yang anak keturunannya kurang bisa mengelola harta warisan dan ada lagi sebagian besar yang tergerus perubahan jaman.

Disisi lain ada banyak orang-orang biasa yang dulu hidupnya dibawah garis kemiskinan namun kini sudah cukup lumayan. Yang dulunya sering dibully sekarang memiliki posisi yang cukup mapan. Yang dulunya memiliki rumah gedek bolong-bolong dengan lantai tanah kini memiliki rumah yang lebih dari sekedar bagus. Yang dulu sekolahnya perlu perjuangan namun kini sudah mendapat pekerjaan atau jabatan yang bagus.

Saat pulang dari rumah orang tua di Jumat malam, saya sempat mampir makan nasi uduk di salah satu warung. Saya kenal baik pemiliknya. Juga anak-anaknya. Jika dilihat sekilas, omset dan pendapatan dari warung nasi uduk itu jauh lebih besar daripada pendapatan pegawai kebanyakan, bahkan untuk level yang cukup tinggi sekalipun. Kalau dulu ibunya yang mengelola, sekarang anak-anaknya yang mengelola. Dengan segala perbaikan, ide peningkatan kualitas dan variasi layanan. Saya yakin kalau mereka mau beli motor tiap bulan atau mau berangkat umroh tiap tahun bisa saja kesampaian.

Image by esiul on Pixabay

Apa pelajaran yang bisa dipetik dari hal tersebut? Yang pertama adalah adanya perubahan. Hanya yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan bisa bertahan. Ini hukum alam. Sukses dimasa lalu belum tentu akan pasti sukses dimasa mendatang. Jaya di masa lalu belum tentu jaya juga dimasa mendatang.

Yang kedua, pendidikan. Anak keturunan yang bersekolah belum tentu menjamin mereka akan sukses dan senang hidupnya, namun pendidikan bisa meningkatkan peluang. Bahwa mungkin tetap gagal itu namanya rezeki dan takdir. Pendidikan tidak menjamin namun bisa menjadi salah satu faktor pembuka jalan. Ada beberapa yang saya kenal yang kemampuannya terbuka berkat pengetahuan di sekolah atau berkat kuliah atau berkat masuk pendidikan tertentu.

Jaman dulu di Bekasi kerap terdengar kabar kalau orang Bekasi asli itu pinter jualan. Cocok jadi sales. Misalnya mau berangkat haji, mereka pinter jual kebun. Mau ada yang menikah, mereka pinter jual sawah. Mau beli motor bukannya menabung atau bekerja tapi minta sama orang tua. Minta orang tua menjual harta warisan lebih dini. Sebagai orang Bekasi asli saya tentu ingin membantah asumsi ini. Sakit hati juga kalau mendengar hal tersebut tapi kan memang banyak kenyataan seperti itu. Sampai ada istilah kita menjadi penggarap di mantan tanah dan sawah kita sendiri. Tentu saja stereotip itu tidak sepenuhnya benar, karena namanya sifat ada di tiap kelompok masyarakat, tidak native orang Bekasi asli. Pengetahuan, pengalaman dan pendidikan bisa membuat stereotip itu lama-lama hilang. Kalau bicara keuletan, orang Bekasi dan orang-orang dari tempat lain juga bisa sama-sama ulet dan disisi lain bisa sama-sama malas juga. Kembali pada diri masing-masing.

Faktor yang ketiga adalah kekompakan. Uang itu tidak kenal sodara (saudara). Sesama keluarga bisa ribut soal uang dan harta warisan padahal tidak ada manfaatnya juga karena nilainya tetap. Bukannya mempertahankan dan memperbesar asset yang ada, ini malah cakar-cakaran berebut harta warisan. Akibatnya pecah hubungan silaturahmi. Lebaran tidak datang berkunjung tidak bertegur sapa. Rezeki jadi mandek karena sesama saudara saja tidak akur. Padahal kalau kompak, bisa saling membantu dalam hal kebaikan. Bisa sama-sama mendorong saudara dan sanak family untuk mencapai level pendidikan yang lebih baik. Kalau diantara keluarga hanya sampai SD, usahakan bisa sampai SMP atau SMA. Kalau diantara keluarga hanya sampai SMA, usahakan sampai ada yang kuliah atau sarjana. Saling dukung dan bergotong royong supaya sama-sama sukses. Kalau sudah bisa saling dukung, perluas jangkauan dan cakupannya agar bisa membantu orang lain di lingkungan kita. Di kampung kita. Di Desa kita. Sampai akhirnya membesar ke masyarakat yang lebih luas.

Didiklah anak-anak dan keturunan kita agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan jaman yang akan mereka alami. Tugas kita adalah menyiapkan landasan sebaik-baiknya agar mereka bisa bertahan hidup dan mengembangkan diri. Tidak usah menyesali apa yang sudah lewat atau apa yang sudah tercapai karena meskipun tidak tercapai, hal tersebut memberikan pelajaran yang baik bagi kita.

Pada akhirnya, hidup kita adalah milik kita. Susah maupun senang, kita juga yang menjalaninya. Bukan orang lain bukan pihak lain bukan siapa-siapa melainkan diri dan keluarga kita. Jangan pernah menyerah pada kekurangan dan keterbatasan hidup karena itu hakikatnya adalah tahapan pembelajaran agar kita mampu menyiasati dan melewatinya.

ExcellentInsightPersonal Developmentplanet-terasi-aggregator
Share

Opini

Masim Vavai Sugianto
Masim Vavai Sugianto, Tinggal di Bekasi, Bekerja sebagai wirausahawan/Konsultan IT. Penganjur penggunaan sistem Linux dan aplikasi Open Source. Hobby Membaca, Hiking dan Avonturir. Mengembangkan PT. Excellent Infotama Kreasindo sebagai lembaga training dan IT consulting.

You might also like

Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
February 13, 2021
Refleksi Setelah Sakit
February 12, 2021
Legacy
February 11, 2021

7 Comments


Thata
March 10, 2019 at 4:48 pm

Lama sekali ga berjumpa , Semoga sehat selalu Pak Vavai…



Vavai
March 10, 2019 at 6:06 pm

@Thata,

Iya, lama nggak berjumpa tapi kadang saya stalking FB mbak Thata, hehehe…



defakhairy
May 21, 2019 at 2:02 pm

perputaran roda kehidungan memang benar adanya,.. saya sendiri yang saat ini sedang merasakan dimana tahun 2014-2017 bisa dibilang sedang berada di puncak dan lalai akan kewajiban sebagai seorang hamba,… hingga Allah SWT menegurku 2018-2019 ini kembali ke titik nol dan berjuang dari awal lagi,…

bersyukur itu penting dan harus



Matelanka
September 30, 2019 at 9:56 am

Ya aku sudah merasakan. dulu waktu 2016-2017 aku terbiasa hidup nyaman, uang berlebih bekerja di belakang layar.
Dan ku menganggap pekerjaan dn pnghsilan ini akan trus berlangsung.
penghasilan yg lumayan ku sia2kan percuma dngan berwisata ksan kmari.
tanpa mencari atau belajar usaha baru.
kini smuanya harus mulai awal lagi.
intinya kita sebagai manusia harus belajar dan belajar lagi.
Jangan nyaman di satu posisi.



nusa
October 2, 2019 at 2:46 pm

betul… perputaran roda kehidupan sangat nyata…
saya lihat kawan lama yang dulunya orang berada sekarang mungkin diberikan teguran oleh tuhan sehingga usahanya sedang sulit.



hafiz
November 2, 2020 at 5:15 am

tapi bisa aja kehidupan berubah bisa aja enggak berubah, tergantung manusianya mau merubahnya atau tidak, karena kita hari ini adalah gambaran kita satu tahun ke depan



nusa penida trip
November 30, 2020 at 10:58 am

perputaran hidup nyata adanya. bersabar dan terus berusaha maka akan tiba hari yang cerah.



Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA
Refresh

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Artikel



  • Blogroll

    • DNS Propagation Checker
    • Instagram Photo/Video Downloader
    • PT. Excellent Infotama Kreasindo
  • Publishing

  • Recent Posts

    • Pengalaman Saat Sakit : Keluarga, Sahabat dan Bagaimana Jika…
    • Refleksi Setelah Sakit
    • Legacy
    • Bitcoin, Ethereum, Dogecoin
    • Penjualan Langsung : Keliling dan Mangkal
    • Perkembangan Usaha Penjualan Pisang “Zeze Zahra” Setelah 1 Bulan
    • Bekerja Keras dan Responsif
    • Bank Syariah Indonesia
    • Meningkatkan Nilai Tambah & Daya Tarik
    • Kios Aneka Pisang “Zeze Zahra II”