Tips Investasi : Menyisihkan Pendapatan dan Mengakumulasinya
Saat mula pertama terpikir untuk berinvestasi, tujuan utama adalah menyiapkan bekal di masa depan. Masalahnya, apa yang bisa diinvestasikan, jika pendapatan yang ada hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari?
Yang saya lakukan adalah menentukan nilai berapa yang bisa saya sisihkan dari pendapatan. Apakah satu juta rupiah bisa? Jika tidak bisa, apakah 500 ribu rupiah bisa? Jika masih belum bisa, turun terus ke posisi angka yang bisa saya sisihkan. Ketemulah angka 200 ribu rupiah.
200 ribu rupiah adalah angka yang bisa saya sisihkan dari gaji 3.5 juta rupiah sebagai staff IT beberapa tahun yang lalu. Saya bahkan tidak bisa menyisihkan 10% dari gaji karena memang pendapatan mepet dari kebutuhan.
Tidak apa-apa, angka 200 ribu rupiah per bulan saya jadikan titik terbawah. Setelah itu saya check beberapa rekening bank. Yang saldonya diatas rata-rata bulanan, nilainya saya pindahkan ke investasi. Jika ada saldo 150 ribu misalnya, maka 50 ribu saya pindahkan ke investasi. Jadi alih-alih menabung investasi 200 ribu bulan ini, saya bisa menabung 250 ribu.
Kemudian saya mengecek semua isi tas dan dompet. Uang 1000-2000 dan uang pecahan logam saya kumpulkan, kemudian saya tukarkan menjadi uang 5000-10.000. Setelah terkumpul 50-100 ribu, saya masukkan ke rekening investasi.
Saya juga mulai berpikir memiliki penghasilan tambahan. Saya menulis artikel untuk majalah atau koran, menulis paid review di website, menyediakan iklan di blog hingga menerima pekerjaan freelance. Dari awalnya hanya bisa investasi 200 ribu rupiah dari gaji, saya bisa menyisihkan 500 ribu atau lebih dari tambahan penghasilan.
Hal itu yang saya ulangi setiap bulan, sampai akhirnya bisa memiliki nilai yang cukup untuk membeli asset atau untuk ditabungkan ke instrumen investasi yang beragam.
Jadi, jika kita baru bisa menabung atau berinvestasi dari nilai yang kecil, tidak apa-apa. Justru disitu letak perjuangan dan nilai manisnya. No retreat no surrender.
