Wirausaha & Pengembangan Diri : Teori Bola Salju

Hari Minggu beberapa waktu yang lalu, saya main ke rumah orang tua di Tambun-Bekasi sekaligus melihat markas alam Taman Bacaan Excellent. Selain memetik buah-buah eksotis dan melihat kolam ikan, saya juga ngobrol santai dengan beberapa sepupu dibawah naungan pohon rambutan. Salah satu topik pembicaraan adalah soal pengembangan diri dan pengembangan usaha. Berdasarkan pengalaman, keduanya bisa dilakukan sama persis dengan mengacu pada teori bola salju.

Maksudnya bagaimana? Sederhananya adalah, bola salju bisa dibentuk dari ukuran yang kecil, kemudian menggelinding, perlahan menjadi besar hingga kemudian berukuran sangat besar.

Salah satu sepupu saya berjualan beras. Dia bilang saat ini sepertinya ekonomi lesu, karena yang membeli beras kadang hanya 1–2 liter saja. Saya bilang bahwa hampir setiap waktu selalu ada situasi ekonomi lesu, bahkan dalam situasi yang paling baik sekalipun tetap ada kelompok orang yang mengalami situasi ekonomi kurang bagus, jadi itu merupakan keniscayaan. Yang penting kita lakukan adalah tetap konsisten melakukan usaha, dengan perlahan-lahan mengembangkannya.

Cara pengembangannya bisa dengan menambahkan variasi jenis usaha maupun memperluas jangkauan. Modalnya didapatkan dari setiap rupiah yang kita dapatkan.

Saat awal usaha, cukuplah kita memakan remah-remah penghasilan yang ada. Jangan memakan modal usahanya. Sebagai contoh, tidak apa-apa saya tidak mendapatkan penghasilan dari kegiatan training, karena uang yang didapatkan dari peserta training saya gunakan untuk membeli perangkat. Saya gunakan untuk membeli AC. Saya gunakan untuk melengkapi kebutuhan training.

Jika saya mendapatkan keuntungan 100 ribu, cukuplah saya makan 10 ribu darinya. Jika saya menjual kerupuk, cukuplah saya memakan remah-remah kerupuknya atau bonus kerupuknya.

Kitalah yang memahami kesanggupan dan daya kemampuan kita. Tidak perlu kita terbebani gaya hidup hanya karena ingin orang lain memandang lebih pada kita. Memangnya apa yang salah jika orang lain tidak ada yang tahu bahwa kita sukses. Apa ruginya jika orang lain tidak ada yang tahu kita punya usaha yang keren dan profitable?

Saat kita masih pemula, masih fresh graduate atau masih merintis karir, cukuplah kita memenuhi kebutuhan essensial kita. Penghasilan yang ada ditabung, untuk meningkatkan nilai diri kita. Tabung uangnya, ambil sertifikasi keahlian yang mendukung karir kita. Saat awal mulai, mungkin kita hanya sanggup mengambil sertifikasi keahlian yang paling murah. Tidak apa-apa, karena tidak ada orang yang tahu dan biasanya malah lebih mudah.

Dari keahlian dasar, kembangkan kemampuannya. Buka pikiran, buka wawasan, bergaul dengan orang lain. Baca buku yang bagus dan artikel yang bermanfaat, jangan melulu membaca berita hiburan. Sesekali boleh namun jangan seharian waktunya dihabiskan untuk berita hiburan. Ingat selalu, hari ini maupun besok atau lusa, berita hiburan akan selalu ada.

Jika belum memiliki uang, cari alternatif peningkatan kemampuan tanpa biaya. Di website lynda.com bagian dari linkedin, kita bisa ambil berbagai macam training bahkan tanpa biaya. Bisa ambil free 1 bulan (note : saya tidak sempat check apakah butuh nomor kartu kredit atau tidak). Andaikan tidak bisa di lynda.com, ada berbagai macam website yang menawarkan pembelajaran secara gratis. Cukup search di internet dengan kata kunci “free training” atau “training gratis”, hasilnya banyak sekali.

Saat mulai usaha, saya memulainya dari freelancer. Peluang dan klien saya dapatkan dari tulisan saya diblog. Biaya operasional saya ambil dari uang muka. Bahkan jika uang muka tidak tersedia (karena full payment diakhir), saya ambil tabungan saya untuk sekedar biaya transportasi. Saya bahkan masih ingat pernah menunggu hingga mepet waktu untuk beli tiket pesawat karena uangnya belum ditransfer oleh klien. Sampai akhirnya saat sudah menerima uangnya, tiket pesawat sudah terlalu mahal, tiket kereta sudah habis dan saya jadinya berangkat menggunakan bus malam. Sekali-kalinya saya naik bus malam dan sepanjang perjalanan tidak bisa tidur ?

Saat memulai training, saya lakukan di rumah saya, markas Excellent DJ. Awalnya di ruang tamu, karena pesertanya hanya 1 orang. Saat peserta jadi 2 orang, saya memindahkannya ke kamar disisi depan, karena kebetulan tidak digunakan. Setiap kali mendapatkan penghasilan, saya gunakan untuk menutup biaya terkait training. Untuk biaya internet, biaya listrik dan membeli perangkat. Sisanya baru saya gunakan untuk keperluan pribadi atau rumah tangga.

Setelah jumlah peserta training meningkat, saya memindahkan ruang training ke atas rumah, membangun kamar/ruangan khusus untuk training. Biayanya diambil dari penghasilan yang didapatkan, baik dari kegiatan training maupun dari kegiatan implementasi sistem.

Selama periode itu (bahkan sampai dengan saat ini), saya mengencangkan ikat pinggang. Memenuhi kebutuhan mandatory saja. Sampai kemudian Excellent lahir dan secara bertahap bisa memberikan penghasilan yang relatif bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tidak apa-apa memulai usaha atau memulai karir dari hal kecil. Dari hal yang paling sederhana. Tidak perlu malu sepanjang itu positif dan untuk kebaikan kita. Lebih lagi jika itu baik untuk keluarga dan masyarakat sekitar kita. Nantinya secara bertahap kita bisa mengembangkannya agar bisa bermanfaat lebih luas sesuai kemampuan kita.

Meskipun saat ini kehidupan kita kelihatannya suram ? jangan patah semangat karenanya. Kalau posisi kita dilevel bawah dari kehidupan, itu kan justru kesempatan untuk bangkit dan beranjak meningkat. Nantinya kita akan melihat bahwa gabungan antara usaha, doa dan motivasi kita akan memberikan hasil yang tidak akan menghianati kesemuanya itu.

Jangan menunggu hingga segala sesuatu terlambat untuk dimulai.

One thought on “Wirausaha & Pengembangan Diri : Teori Bola Salju

  1. Bagi sebagian orang, ini tulisan berat dan malas di baca, tapi jika kita ngerti dan pahan akan masalah pengembangan diri, ini tulisan menarik untuk diikuti. Memang, yang namanya pengembangan diri itu tak jauh dari kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan identitas diri, mengembangkan bakat dan potensi, membangun sumber daya manusia dan memfasilitasi kinerja, meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kontribusi dalam mewujudkan impian dan cita-cita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.