Tips Wirausaha : Memperhitungkan Biaya Investasi dan Biaya Gaji Staff
Salah satu kesulitan sebuah perusahaan start up/wirausaha dalam mengembangkan usahanya adalah saat ada pekerjaan cukup banyak yang membutuhkan investasi tambahan baik dari sisi investasi biaya maupun sumber daya manusia. Hal ini terjadi bukan saja pada perusahaan start up dibidang IT namun juga untuk berbagai jenis usaha. Jika rekan-rekan ada yang mengalami hal yang sama, mungkin bisa mengacu pada pengalaman yang saya alami.
Saat berencana melakukan pembelian server, berlangganan layanan tertentu atau melakukan penambahan staff, saya kerap bertanya-tanya apakah saya memiliki kesanggupan menutup biaya operasional bulanan yang timbul. Jangan-jangan nafas usaha saya hanya sampai beberapa bulan kedepan saja. Jangan-jangan saya hanya sanggup menggaji karyawan dalam beberapa bulan kedepan dan kemudian terhenti karena tidak lagi memiliki kemampuan dan dana yang cukup.
Kekhawatiran ini sebenarnya wajar. Normal dan masuk akal. Bagus ditinjau dari sisi tanggung jawab dan persiapan karena itu berarti kita tidak mau apa yang dikhawatirkan itu sampai terjadi. Meski bagus, kekhawatiran seperti ini tidak perlu membuat kita panik atau malah tidak berani melakukan investasi sama sekali.
Ada cara termudah untuk menyiasati hal seperti ini. Caranya adalah jangan memperhitungkan pengeluaran dalam rentang waktu yang sempit. Misalnya memperhitungkan pengeluaran dalam 1-2 bulan saja dan kemudian was-was karena ada kemungkinan penghasilan belum cukup namun pengeluaran terus menerus terjadi.
Jika ingin berinvestasi atau menambah staff, hitunglah biayanya dalam jangka waktu yang lebih panjang. Saya biasanya memperhitungkannya dalam rentang waktu minimal 6 bulan. Rata-rata biasanya 1 tahun. Jika saya berinvestasi untuk sewa tempat co location server dengan biaya Rp. 3 juta rupiah per bulan misalnya. Berarti saya akan memiliki pengeluaran sebesar Rp. 36 juta.
Apakah dengan mengeluarkan uang sebesar 36 juta, saya bisa menghasilkan pendapatan lebih dari jumlah itu dalam setahun? Ingat, jarang ada investasi yang langsung break even point (BEP/Balik Modal) dalam jangka waktu 1-2 bulan pertama. Tak masalah. Yang penting kita memiliki perkiraan bahwa dalam rentang waktu yang sudah kita set, kita bisa menghasilkan pendapatan yang bisa menutup beban biaya investasi.
Hal yang sama berlaku untuk penambahan staff atau karyawan. Jika anggaplah butuh biaya Rp. 3 juta untuk gaji seorang staff per bulan, mekanismenya seperti diatas : apakah penambahan staff atau karyawan ini berimplikasi positif dalam bentuk peningkatan pendapatan usaha yang melebihi biaya gaji yang dikeluarkan? Jangan lupa perhitungkan masa percobaan dan pembelajaran dimana seorang staff/karyawan belum bisa memberikan penghasilan sesuai estimasi.
Semua usaha dan investasi selalu mengandung resiko, tinggal bagaimana kita menyiasati dan mengelolanya dengan baik agar usaha terus berkembang dan disisi lain bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait.
terimah kasih atas informasinya