Tips Wirausaha : Cara Mudah Mengecewakan Klien #BisnisHavingFun

Beberapa waktu yang lalu, saya dan keluarga (ibu dan keponakan saya) mengantar adik saya Mamang Maryadi “Ackoy” Arismunandar yang hendak kuliah di Unikom, Bandung. Setelah membantu membereskan tempat kost-nya, saya pulang kembali ke Bekasi. Karena jarang-jarang bisa kumpul bersama keluarga, saya sekalian mengajak keluarga saya makan siang di salah satu rumah makan yang biasanya menjadi pangkalan team Excellent jika hendak bekerja diluar markas.

Kami memesan beberapa menu, baik yang dimakan langsung maupun yang hendak dibawa pulang. Karena cukup sering kesitu, proses pemesanan tidak terlalu lama, apalagi beberapa pekerja  memang sudah mengenal saya, sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kami bisa makan siang dengan nikmat.

Setelah makan siang, kami beranjak pulang. Saya membayar jumlah makanan yang dimakan dan yang dipesan, sambil tidak lupa menyebutkan lokasi tempat dan makanan apa saja yang kami makan dan kami pesan. Kebetulan saat saya membayar ada pekerja yang melayani pesanan kami jadi ia memberitahukan juga jenis-jenis makanan yang saya pesan. Total jumlah yang saya bayarkan sekitar Rp. 300 ribu.

Setelah membayar, kami pulang dengan terlebih dahulu mengantarkan saya ke rumah, sementara keluarga yang lain melanjutkan perjalanan ke Tambun.

Keesokan harinya, saat naik taksi hendak berkunjung ke salah satu klien di daerah Rasuna Said, tiba-tiba handphone saya berdering. Saya lihat dari nomornya, ternyata dari boss rumah makan yang kemarin kami kunjungi. Ia tahu nomor HP saya karena sebelumnya kami pernah bekerja sama saat mengadakan pelatihan untuk salah satu instansi selama 5 hari. Ternyata salah satu staffnya yang bicara. Sambil terlebih dahulu minta maaf, ia mengatakan bahwa ternyata tagihan untuk saya tertukar dengan tagihan dari pemesan disebelahnya.

Saya jadi heran dan bingung karena kemarin saya sudah menyebutkan detail saung dan jenis makanan yang saya pesan. Ia mengatakan bahwa saya masih memiliki kekurangan pembayaran sebesar 95 ribu rupiah. Saya sempat berpikir, “Busyet, dia yang salah masih saya yang ditagih”

Tak lama setelah si staff berbicara, boss rumah makan tersebut bicara ke saya. Intinya dia minta maaf soal kekeliruan yang terjadi, namun ia juga mengatakan bahwa saya masih punya kekurangan pembayaran 95 ribu rupiah dan kalau bisa mampir untuk melunasinya.

Duh, saya serasa jadi maling yang ditagih karena ngemplang kurang bayar. Tentu bukan masalah nilai kekurangan pembayaran yang saya sesali. Apalagi saya yang disuruh untuk datang kesana dan melunasinya. Saya berpikir, kebetulan saja si pemilik rumah makan punya HP saya sehingga ia bisa menghubungi dan meminta saya untuk melunasinya. Bagaimana jika yang salah tagih itu orang lain, yang sudah pasti tidak akan tercatat nomor kontaknya?

Saat mendengar kekurangan tagihan itu, saya heran bin ajaib, kok si pemilik rumah makan tidak memikirkan efeknya. Saya mengerti dan memahami namanya hutang pasti harus dibayar, namun jika saya menjadi pemilik rumah makan dan mengalami hal yang sama, saya akan mengikhlaskannya. Alasannya apa? Pertama, karena kesalahan tersebut terjadi akibat dari kelalaian si pekerjanya sendiri. Yang kedua, si pemilik rumah makan kenal baik dengan saya dan tahu reputasi saya. Daripada timbul kesan salah paham, lebih baik ikhlaskan selisih pembayaran tersebut. Ketiga, kebetulan saja si pemilik rumah makan menyimpan nomor HP si pelanggan. Andaikata orang lain yang memesan, pasti sudah pergi entah kemana.

Saya pribadi memahami, si staff yang melakukan kesalahan tersebut pasti diminta untuk mengganti kesalahan tagih tersebut. Daripada ia dipotong gaji, lebih baik ia menghubungi si pelanggan yang kena salah tagih, yaitu saya sendiri. Yang saya herankan, kok si pemilik rumah makan bukannya menutup buku sampai disitu melainkan langsung menelpon saya dan meminta saya melunasinya.

Oh ya, saya menulis hal ini bukan karena saya nggak mau bayar lho ya 🙂 . Saya hanya heran karena sayapun pengusaha (meski level kecil-kecilan). Jika ada salah satu staff saya melakukan kesalahan dan akibat dari kesalahan tersebut saya mengalami kerugian biaya, saya pasti mengikhlaskannya. Kesalahan dan kerugian yang disebabkan oleh staff saya merupakan kekurangan yang harus kami perbaiki, service kepada pelanggan harus tetap dijaga.

Sebagai contoh, pernah salah satu team Excellent salah melakukan pengiriman paket. Kebetulan paket yang hendak dikirim  itu ada diluar pulai. Secara nilai, kerugiannya sekitar 300 ribu. Karena kesalahan jelas-jelas disisi kami, ya kami mengirimkan pesanan kembali tanpa meminta pesanan yang salah kirim untuk dikembalikan.

Atas pertimbangan bahwa si staff bisa jadi bakal dipotong gaji jika saya tidak mampir untuk melunasi kekurangan pembayaran akibat salah tagih tersebut, sepulangnya dari kantor klien saya mampir ke tempat tersebut. Saya hanya tersenyum pahit saat membayarkan kekurangannya. Saat keluar dari rumah makan tersebut, terpikirkan oleh saya untuk tidak akan makan lagi di tempat tersebut kecuali sudah sangat terpaksa. Daripada nanti saya ditelepon lagi gara-gara salah tagih, lebih baik saya memilih rumah makan yang lain.

Catatan :

  1. Gambar hanya ilustrasi, bukan menu yang saya pesan
  2. Saya tidak pernah dan tidak akan pernah menyebutkan nama rumah makan yang dimaksud atas pertimbangan etika dan moral. Bagaimanapun, saya bisa memahami apa yang si pemilik rumah makan lakukan, meski saya sendiri kecewa terhadap apa yang ia lakukan. Cukuplah kekecewaan itu menjadi pembelajaran bagi saya untuk meningkatkan layanan kepada klien dan tidak mengecewakan klien.

 

6 thoughts on “Tips Wirausaha : Cara Mudah Mengecewakan Klien #BisnisHavingFun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.