Tips Saat Resesi Wirausaha : Memaksimalkan Pendapatan, Mengurangi Pengeluaran

Berbeda dengan pegawai, salah satu seni dan intermezzo berwirausaha adalah bahwa penghasilannya cenderung tidak tetap. Maksudnya bukan dari gaji kita (saya pribadi digaji untuk wirausaha yang saya kelola) melainkan pendapatan dari wirausaha sendiri.

Ibarat main kartu (ngasih contohnya nyeleneh πŸ™‚ ), kalau nasib sedang jeblok, kartunya juga malah tambah kacau. Kadang sejak awal kartunya jelek terus, pas dapat kartu bagus, kartu pasangannya malah sudah dibuang duluan. Seperti itu juga kalau wirausaha sedang sepi. Bisa saja dalam satu kondisi, tagihan ke customer seret dan belum ada pendapatan lain padahal harus membayar gaji pegawai dan membiayai operasional kantor. Apalagi jika tagihan sudah jatuh tempo namun customernya masih plin-plan untuk membayar, bisa-bisa hubungan baik kita menjadi rusak karena kita keburu emosi berada dalam kondisi under pressure.

Apa yang sebaiknya dilakukan jika kondisinya seperti ini? Kalau dari pengalaman saya, cara terbaik adalah memaksimalkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran. Prinsip ini sebenarnya sudah pasti dimiliki oleh setiap wirausahawan namun tidak semua menjalaninya dengan sungguh-sungguh.

Salah satu tips memaksimalkan pendapatan adalah dengan tidak menanti-nanti tagihan jatuh tempo dari customer melainkan membuka peluang-peluang baru. Tagihan yang normal, cepat atau lambat pasti akan dibayar oleh customer. Daripada kita misuh-misuh karena soal tagihan, lebih baik kita berkonsentrasi pada penciptaan tagihan baru. Biasanya menunggu sesuatu akan terasa lama jika yang kita lakukan hanya menunggu, padahal jika kita menunggu sambil mengerjakan sesuatu yang lain, biasanya waktu berlalu tanpa terasa.

Dari sisi stabilitas keuangan, kita juga harus bergerak terus menciptakan pendapatan. Karena tagihan yang ada merupakan bekal kita untuk masa kini sedangkan untuk masa mendatang harus diciptakan sejak sekarang. Kalau dibiarkan, kita mendapat uang dari tagihan yang lalu namun tidak punya penghasilan difase berikutnya.

Dikala resesi, kita juga bisa mereview apakah kita termasuk boros atau tidak dalam mengelola keuangan. Jangan-jangan kita sebenarnya sedang resesi namun bersikap dan berperilaku seolah-olah boss kaya raya yang borju, yang memilih layanan kelas satu dibanding layanan yang relatif lebih murah. Berhemat dan meminimalkan pengeluaran pada dasarnya bukan hanya sikap saat sedang resesi, karena juga bermanfaat dikala kita sedang memiliki pendapatan yang besar.

Jangan sampai kita menjadi wirausahawan dan mendapat banyak project namun sering heran kenapa uang yang diterima rasaya tidak pernah lama ditangan πŸ™‚ . Jangan juga kita menjadi wirausahawan jadi berantem pada customer gara-gara kita tidak sabar menunggu mereka memproses tagihan yang kita layangkan. Customer, seringkali posisinya sama seperti kita. Jika mereka sedang kesulitan, sepantasnya memahami kesulitan mereka.

Catatan : Disarikan dari pengalaman pribadi πŸ˜€

2 thoughts on “Tips Saat Resesi Wirausaha : Memaksimalkan Pendapatan, Mengurangi Pengeluaran

  1. Haa….pengalaman pribadi jadi bos ya mas, πŸ˜€

    Pressurenya itu loh kadang gak nahan mas, satu sisi ada kewajiban, sisi yang lain hak kita malah blom dapet. hehee…

    Kalo rekan saya bilang, stress nya bos itu sudah include dalam fee yang diterima.

    Good luck.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.