Tips Penghematan Pribadi

Salah satu efek positif dari wirausaha yang saya jalani sekarang ini adalah perhitungan terperinci mengenai pemasukan dan pengeluaran. Saat bekerja dulu, rasanya saya tidak terlalu terperinci dalam hal pemasukan dan pengeluaran, mungkin karena ada beberapa point pengeluaran yang dicover oleh perusahaan, seperti asuransi kesehatan dan adanya pendapatan bulanan secara tetap.

Kiat hidup berhemat semakin terasa urgensinya saat kita membangun perusahaan baru dan masih belajar memberikan keseimbangan antara pendapatan, pengeluaran dan investasi yang dilakukan. Ada seorang teman, mas Iqbal Nurhadi yang pernah berkomentar soal penghematan yang perlu dilakukan pada artikel ini : “Pengeluaran yang Sia-Sia, Kaizen dan Gaya Hidup Minimalis” :

“Om, tau ga… orang tuaku dari dulu selalu bilang bgini… “euweuh hubunganana prinsip hirup prihatin jeung pandapatan jalma”… eh maaf om… ini bahasa sunda ala orang tua ke anak… artinya begini, “ga ada hubungannya pendapatan orang dengan prinsip hidup sederhana”… justeru dengan sederhana yang betul2 dari hati… secara otomatis akan mengerem segala kemauan yang tidak perlu dan kadang juga yg perlu… hasilnya… bersyukur… dan tentu lebih kreatif dari yg lain… karena selalu berusaha memanfaatkan yang ada… hm… mirip prinsip linux ya…”

Memang, hidup hemat bukan berarti pendapatan kita minim (meski seyogyanya kita berhemat jika kita memang minim pendapatan 😛 ). Hidup hemat juga bukan berarti pelit. Hemat yang dimaksud adalah mencukupi kebutuhan yang ada, tidak berlebihan, juga tidak kekurangan. Seimbang, balance, minimal namun tetap tercukupi.

Berikut adalah beberapa penghematan pribadi yang saya lakukan :

  1. Mematikan komputer warnet yang tidak dipakai. Sayang jika komputer terus menyala pada saat tidak dipergunakan. Saya juga mengubah program billing agar otomatis shutdown pada saat billingnya ditutup
  2. Memastikan semua perangkat warnet dimatikan saat selesai jam operasional. Biasanya proses shutdown dilakukan secara remote (warnet ada di lantai 2, operator ada di lantai 1 😀 ), CPU-nya mati namun monitor belum mati. Adakalanya AC malah lupa dimatikan juga 🙁
  3. Menghidupkan AC saat hendak tidur dan setting agar AC mati sekitar pukul 02 pagi
  4. Bangun pagi untuk shalat Shubuh dan olah raga. Lebih sehat sehingga mengurangi makan 🙂 . Mematikan lampu yang tidak terlalu urgent, misalnya lampu ke tangga, lampu dapur dan lampu depan (ada 3 buah lampu depan, yaitu 1 lampu neonbox, 1 lampu didepan dan 1 lampu disamping. Biasanya saya mematikan lampu neon box dan lampu di bagian samping)
  5. Membeli makanan secukupnya. Kadang saya membeli makanan bukan karena butuh melainkan karena tergoda saja. Kerapkali makanannya jadi bentrok, misalnya  beli fast food padahal dirumah juga masak sendiri, akibatnya masakan di rumah jadi tidak dimakan dan terbuang percuma. Jika beli donut misalnya, saya kerap membelinya 1 lusin padahal keluarga kami termasuk Zeze Vavai dan Vivian hanya 4 orang. 1/2 lusin sudah cukup untuk kami berempat
  6. Untuk perjalanan yang relatif dekat lebih senang menggunakan sepeda. Hitung-hitung olah raga tambahan 😀
  7. Lebih sering memasak karena bisa memilih bahan yang segar dan bisa mengatur variasi menu makanan. Secara biaya juga relatif lebih murah, hanya mungkin lebih makan waktu dan tenaga untuk memasak 😀
  8. Mengatur mekanisme penggunaan mesin cuci agar lebih efektif, lebih banyak menampung cucian dan tidak bersifat sporadis. Sayang jika mesin cuci digunakan hanya untuk mencuci beberapa potong pakaian saja
  9. Lebih banyak menggunakan aplikasi email/whatsapp/BBM. Mengurangi telepon jika tidak terlalu urgent. SMS juga saya upayakan bisa dikurangi karena beberapa komunikasi bisa langsung menggunakan feature email/whatsapp/bbm.

Seperti dilihat diatas, penghematan yang saya lakukan memang lebih banyak dari sisi listrik dan makanan. Untuk listrik, pengeluaran per bulan bisa sampai Rp. 1 juta (karena digunakan untuk warnet, 15 komputer dengan daya 4400 VA). Makanan dan belanja dapur merupakan pos pengeluaran terbesar lainnya. Jika pengeluaran bisa ditekan, nilai surplusnya bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.

Ada usulan penghematan yang lain?

You may also like

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.