Tips Agar Proyek Pribadi Berjalan Lancar : Temptation Bundling
Ramadhan 2024 Challenge Day #2
Jika kita menentukan suatu target pribadi, apakah itu belajar bahasa asing, olah raga, menurunkan berat badan, menyelesaikan skripsi/thesis/disertasi, membuat laporan atau mengerjakan tugas, kadang niat dan semangat kita bisa turun naik. Seperti kalimat : “al imanu yajidu wa yanqusu, yajidu bit tha’ah wa yanqusu bil ma’siah”, yang berarti “iman itu bisa bertambah dan berkurang, bertambah kuat dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan melakukan maksiat”. Nah tuh, baca dan camkan ya –> ngomong ke diri sendiri
Bagaimana tips agar proyeknya bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya sesuai harapan? Salah satu tips yang saya terapkan adalah mekanisme Temptation Bundling yang dijabarkan oleh James Clear dalam bukunya, “Atomic Habits”.
Temptation Bundling atau sesuai namanya “Bundel Godaan” adalah menyambungkan kegiatan yang ingin kita lakukan dengan kegiatan yang harus kita lakukan. Definisinya adalah bahwa Temptation bundling works by linking an action you want to do with an action you need do.
Contoh, antara berolahraga fitness dan abs workout dengan menonton Netflix, mungkin lebih enak menonton Netflix. Berolahraga kan membuat lelah, haus, pegal, dan semua yang tidak kita sukai untuk dilakukan. Jika kita hanya menetapkan tujuan berolahraga tetapi selalu merasa enggan melakukannya, bisa jadi hasilnya terhenti di tengah jalan karena kecenderungan kita adalah memilih yang enak dan mudah dilakukan.
Dalam konteks saya, saya menggunakan mekanisme Temptation Bundling tadi untuk mendisiplinkan diri saya. Misalnya, saya baru boleh lihat Youtube jika saya sudah belajar bahasa asing minimal 15 menit. Atau saya hanya boleh main games jika saya sudah berolah raga minimal 30 menit. Itu yang disebut temptation bundling, karena saya mungkin terpaksa olah raga (an action you need do.) supaya saya bisa main games (an action you want to do.
Temptation bundling ini harusnya bukan tips yang asing buat kita, karena sebagian besar orang tua kita mungkin pernah menjalankan hal ini saat anaknya minta sesuatu, hehehe…
Prinsip ini bisa diterapkan diberbagai model kegiatan, dan lama-lama akan mendidik kita untuk berdisiplin, melakukan sesuatu yang seharusnya memang kita lakukan dengan perasaan senang hati.