Saat situasi sulit, pilihan yang tersedia bagi kita ada 2, yaitu menyesalinya atau menghadapinya. Tersedia banyak alasan untuk menyesali situasi saat ini dan kemudian menunggu, berharap agar segalanya bisa berakhir, kembali seperti sedia kala. Sesuatu yang mungkin butuh waktu dan belum tentu juga bisa kembali sebagaimana situasi sebelumnya.
Pillihan kedua adalah menghadapinya.
Jika kita tidak punya bakat berjualan. Kita juga cenderung pemalu. Kita juga merasa tidak punya kemampuan apa-apa. Kita juga tinggal ditempat dengan fasilitas kurang. Kita punya banyak hal yang bisa menghambat kita untuk melakukan kegiatan, mungkin bisa coba satu hal ini : menjadi youtuber.
Menjadi youtuber seperti Atta Halilintar atau Ria Ricis? Nggak lah, ketinggian. Yang saya maksud adalah Youtuber level pemula, yang sudah senang hati jika video-nya ada yang menonton dan lebih senang hati setelah sekian lama akhirnya channelnya bisa dimonetisasi. Youtuber yang cukup senang mendapat beberapa dollar sebagai tambahan rutin.
Saya melihat peluang ini saat kemarin mereview kegiatan meeting online di Excellent. Meeting online itu kan bisa direkam. Saat direkam, saya bisa mereview cara saya menjelaskan sesuatu sekaligus mereview sikap saya di depan kamera. Jika saya biasa mengajar training, saya bisa mengajar training secara online berbekal mic dan webcam, sekaligus merekam kegiatan tersebut untuk kemudian diupload ke Youtube.
Kalau kita biasa meeting online, kita pasti punya mic dan webcam. Minimal bawaan dari laptop. Kalaupun tidak, kita masih punya HP yang sudah dibekali kemampuan mengambil video.
Apa saja yang hendak diupload ke Youtube. Banyak dan terserah.
Kalau kalian pikir kehidupan keluarga cukup menarik, ya silakan. Saya pribadi memilih hal lain yang mungkin jauh lebih elegan dan bermanfaat. Misalnya tutorial materi tertentu. Presentasi mengenai suatu ilmu pengetahuan. Ringkasan materi dan lain-lain.
Apakah harus serba terkait komputer? Tentu saja tidak. Silakan upload rekaman tips kalian menanam cabe. Cara menanam jahe dan kunyit didalam pot. Video pemandangan sawah dengan gemercik suara air sungai.
Kalau mau tahu jenis video apa yang mungkin menarik, berikut adalah list video yang sering saya lihat di Youtube :
- Tips menanam pisang
- Video kebun pisang
- Video segala hal terkait pertanian : Kebun sayur, menanam jahe-kunyit, menanam padi ala hidroponik, kebun buah, memetik apel dan lain-lain
- Video penalti sepak bola, video kiper lucu
- Video foto-foto menarik masa lalu
- Video “Like a Boss”
- Video “Instant Karma”
- Video mencari ikan
- Video memasak
- Video film, terutama film kungfu dan action
- Video pendidikan –> terutama penjelasan materi untuk pelajaran anak-anak, terutama saat anak-anak belajar di rumah seperti saat ini
Dan lain-lain. Banyak sekali. Jadi alasan bahwa kita bingung mau upload video apa, itu hal yang absurd.
Dari sekian banyak video diatas, tahu nggak, video apa yang durasinya paling lama saya tonton? Logikanya video film atau video lain? Padahal bukan. Video yang paling lama saya tonton ada 2, yaitu :
- Video suara hujan deras diiringi suara guntur. Video ini bisa sampai 2-3 jam atau malah bisa lebih. Mengapa saya tonton? Saya tidak menonton tampilannya, tapi saya mendengarkan suaranya saat tidur. Mungkin mengherankan bagi sebagian orang, tapi saya termasuk orang yang bisa tertidur pulas kalau tahu saat itu sedang hujan. Suara hujan deras itu buat saya menenangkan. 🙂
- Video suara jangkrik. Lha apa pentingnya suara jangkrik? Saya tidak menonton jangkrik maupun mendengarkan suara jangkrik. Video itu saya tonton untuk mengusir tikus. Saya pernah membaca di buku bacaan saat SD bahwa tikus tidak suka suara jangkrik. Karena dulu pernah ada tikus masuk dan tiap malam berisik. saya stel saja video suara jangkrik hampir setiap malam. Suara jangkrik itu bisa sampai berjam-jam. Mungkin si tikus akhirnya menghindar bukan karena bosan mendengar suara jangkrik, tapi karena heran ada orang yang mau memutar video suara jangkrik sekian lama, hehehe..
Dua contoh video diatas bisa jadi gambaran bahwa ada banyak hal atau ide untuk video yang hendak diupload.
Bagaimana kalau saya tidak bisa melakukan editing video? Belajar dong. Kalau di Excellent, ada prinsip : “Tidak tahu cukup sekali. Malu cukup sekali. Tidak perlu diulang berkali-kali”. Saat baru awal, masih amatiran tidak masalah kok.
Saat kemarin saya kepikiran ide tersebut, saya langsung mencari di Google, tutorial untuk screencast. Karena saya niatnya ingin merekam tutorial yang saya lakukan di komputer saya. Ketemu banyak tutorial. Saya pilih salah satu yang sesuai dengan situasi saya. Saya di rumah pakai Linux Zorin OS berbasis Ubuntu 18.04, jadi saya cari tutorial screencast yang berjalan di Linux.

Ketemu banyak aplikasi. 3 diantaranya adalah FFMPEG, RecordMyDesktop dan OBS (Open Broadcaster Software) Studio. Setelah mencobanya, saya memilih yang ketiga. Saya cari panduannya. Ketemu. Saya coba, teryata hasilnya blank. Suara bisa didapat, screen sharing bisa didapat, webcam juga bisa. Masalahnya adalah saat saya hanya ingin menampilkan satu aplikasi tertentu (Window), tampilannya black screen. Saya cari tahu di Google ternyata banyak yang mengalaminya. Saya cari lagi alternatif solusi sampai akhirnya bisa mengatasi masalah tersebut.
Proses diatas sudah bisa jadi bahan tulisan di blog saya. Baik saat memilih aplikasi screencast maupun saat mengatasi masalah blank screen/black screen di OBS Studio. Serba terkait. Jadi seperti prinsip ISO. Tulis apa yang dilakukan. Lakukan apa yang ditulis 😀
Kemudian saya mencoba merekam. Screencast. Jadi saya merekam apa yang saya lakukan di komputer saya. Misalnya saya ingin mencari tutorial tentang video editing di Google, berarti saya mulai merekam saat membuka browser, kemudian mengetik hasil pencarian dan menampilkannya.
Percobaan pertama kacau. Kedua kacau. Ketiga berhasil. Saya coba lagi mereka untuk satu aplikasi tertentu, misalnya tampilan browser Chrome saja. Berhasil. Saya coba lagi merekam beberapa tampilan layar, misalnya tampilan console disisi kiri, tampilan broswer disisi kanan dan tampilan video saya lagi ngomong (saat memberikan tutorial) disisi kanan bawah. Berhasil. Oke, pembelajarannya sementara cukup. Itu saya lakukan saat hari minggu kemarin.
Videonya saya kirim ke group WA keluarga. Banyak yang tidak bisa membukanya. Saya check, oh ternyata formatnya .flv. Saya cari tahu lagi cara konversinya. Bisa pakai aplikasi FFMPEG ternyata. Darimana tahunya? Dari search di Google. OK, itu jadi sumber tulisan berikutnya di blog : Cara konversi file .flv atau .mkv menjadi file .mp4 Menggunakan FFMPEG.
Jadi, kita bisa meningkatkan pengetahuan sekaligus berupaya kreatif saat situasi sulit.
kalau saya tidak mengerti itu semua gimana? Nggak perlu repot. Videokan saja pemandangan indah di kampung kita. Pemandangan indah sungai yang mengalir ke samudera. Dan ombak yang menjemput dimuara. Halah, kok malah baca puisinya Toto ST Radik.
Dan sungai yang mengalir ke samudera
Dan ombak yang menjemput dimuara
Ialah cinta yang tak pernah alpa
Ketulusan tak putus ditikam musim
Jarak mengobarkan rindu dalam rahim
Bagai unggun api yang terus menyala
Anginpun tak kuasa memadamkannya
Sudah panjang sekali ya tulisannya. Lantas, bagaimana jika kita sudah upload video dan tak satupun yang menonton? Tidak apa-apa. Video yang saya upload kemarin juga belum ada yang lihat kok. Vivian sampai ketawa melihat channel saya yang diisi video Zeze Vavai main Roblox dan video baru saya yang tak ada penontonnya.
Terus upload video. Jangan patah oleh keadaan. Jangan khawatir. Sepanjang kita tidak salah setting videonya jadi private, masya iya ada 100 video tak ada satupun yang menonton.
Lantas apa hubungannya tulisan sepanjang ini dengan judul tulisan “Pengorbanan Kuda”?
Karena pengorbanan kuda adalah judul video pertama saya yang discreencast pakai OBS Studio diatas Linux Zorin OS dan menjadi awal saya mencoba menjadi Youtuber. Video itu belum ada yang lihat. Tulisan sepanjang ini adalah bagian dari soft selling agar pembaca tulisan menjadi viewer pertama video tersebut, hehehe…