Terpapar Covid

Alhamdulillah hasil swab PCR saya terakhir kemarin hari Selasa 19 Januari 2021, hasilnya sudah negatif. Kalau dihitung, tepat 1 bulan sejak saya merasakan indikasi gejala awal.
- Gejala awal di tanggal 19 Desember 2020
- Mulai merasakan gejala lebih berat di 23 Desember
- Rapidtest antigen reaktif di 25 Desember
- Swab PCR positif di 26 Desember 2020
- Masuk RS di 27 Des 2020 sd 4 Januari 2021
- Isolasi di rumah 4 Januari 2021 sd hari ini
Total swab PCR : 7x dan yang ke-7 baru negatif. Saya sakit bersama isteri dan bapak mertua. Awalnya isteri yang sakit, kemudian saya dan kemudian bapak mertua.
Pengalaman saya terhadap covid ini mengajarkan beberapa hal :
- Kalau kecapean, lupakan semua. Fokus ke kesehatan. Orang kecapean sangat mudah terpapar virus. Kadang suka berpikir, “Ini pekerjaan penting sekali. Jika saya tidak ada, tidak akan berjalan”. Saya jadi ingat tulisan di salah satu buku motivasi Dale Carnegie, “Kalaupun kamu meninggal, dunia akan tetap berjalan. Tetap ada yang menggantikan”. Jadi jangan seolah-olah kalau kita istirahat lantas semua hal jadi berhenti
- Virus ada proses inkubasi. Jadi bisa saja terpapar virus dari yang positif covid hari ini, baru minggu depan mulai ada gejala. Biasanya virus masuk kalau posisi badan kecapean, kondisi tidak fit dan dipaksakan aktivitas
- Kalau masih bisa diskip/tunda, hindari pertemuan seperti kondangan, makan di tempat makan dll karena rentan sekali
- Kalau salah satu anggota keluarga ada yg bergejala, harus segera memisahkan diri, jika perlu rawat inap. Yg lain harus pakai masker meski didalam rumah. Hindari dalam 1 ruangan berlama2. Meski suami isteri sebaiknya pisah ruangan dulu
Kalau suami dan isteri sakit sekaligus seperti saya, sedih sekali rasanya karena anak-anak jadi nggak ada yg memperhatikan secara detail - Jika ada gejala dan cukup berat sebaiknya segera cari RS utk rawat inap. Saat ini RS banyak yg penuh dan ini kenyataan. Saya sampai ke RS Mayapada Hospital di Lebak Bulus dan bahkan hanya sampai parkiran karena IGD penuh
- Jika bergejala tapi isolasi mandiri si rumah, berbahaya buat pasien maupun yg mengurus. Lebih baik relakan utk rawat inap agar bisa ditangani sebagaimana mestinya
- Di RS saya diberikan infusan, obat lewat infus maupun minum, obat avigan (antivirus), obat utk penyakit penyerta jika ada (misalnya obat darah tinggi) bahkan saya diberikan obat yg harus diminum jam 2 pagi
- Saya pernah sakit Typhus dan DBD namun gejala yg dirasakan saat covid ini menurut saya lebih dahsyat karena kita lemah secara fisik maupun mental
- Jangan lupa lapor pada RT dan Puskesmas (atau Satgas covid), agar ditracking dan dapat dikoordinasikan jika memerlukan bantuan, misalnya terkait rumah sakit rujukan. Biasanya puskesmas memiliki mekanisme swab PCR berkala terhadap pasien terkonfirmasi covid.
Beberapa hari kedepan saya akan menuliskan pengalaman detail dari hari-hari awal sampai dengan hari ini, agar pengalamannya bisa dijadikan pembelajaran bagi rekan yang lain sekaligus untuk menghindarkan diri dari penyakit pandemi ini.