Termakan Merk dan Nama Besar?
Saat melakukan pendampingan dalam kegiatan Training Next Generation Firewall Berbasis Untangle, saya sempat memberikan penjelasan tambahan mengenai pertimbangan Excellent memilih Untangle sebagai firewall.
Pertimbangannya antara lain terkait budget yang lebih rendah dibandingkan pilihan lain terutama jika dibandingkan dengan firewall appliance berbasis hardware. Pertimbangan lain adalah dari sisi kemampuan yang tidak kalah dengan merk-merk ternama lainnya. Pertimbangan berikutnya terkait fleksibilitas implementasi, saya bisa memilih hardware appliance, mesin fisik maupun implementasi diatas virtual machine (VM).
Bagaimana dengan merk, bukankah nama Untangle relatif jarang terdengar dibandingkan merk Fortigate, Ironport, Checkpoint, Sophos, Palo Alto, Barracuda, Sangfor dan lain-lain? Nah, disitu fleksibilitas Excellent dalam memilih solusi yang digunakan. Kami tidak harus menggunakan suatu solusi hanya karena memiliki merk terkenal. Memang benar, merk terkenal kemungkinan memiliki feature beragam dan banyak dipakai, namun jika kami bisa menggunakan feature sejenis dengan biaya lebih rendah pada solusi lain, mengapa tidak?
Memilih merk dan nama besar memang bukan suatu kesalahan. Malah itu mungkin pilihan yang baik jika kita tidak memiliki pengetahuan mendetail terhadap kebutuhan yang ada. Dulu-dulu ada istilah dikalangan manajerial IT, “Tidak akan salah memilih IBM”, kemudian istilah, “Tidak akan salah memilih Microsoft” karena jika menggunakan nama besar yang sudah terkenal, kemungkinan ada masalah dari sisi solusi bisa dieliminasi, meski tidak selalu. Artinya, kalau sudah pilih IBM atau Microsoft masih ada kendala juga, kemungkinan kendalanya ada disisi pengguna, bukan penyedia 😀
Meski demikian, nama besar dan terkenal juga bisa dibentuk. Beberapa tahun lalu, nama Sangfor mungkin masih asing. Checkpoint dan Palo Alto juga mungkin baru dikenal dibeberapa kalangan tertentu. Dengan kerja keras prinsipal, distributor dan vendor-vendornya, nama tersebut jadi populer bagi para pengguna. Artinya, bisa jadi nama dan merk yang sekarang masih asing sebenarnya tinggal tunggu waktu untuk dikenal lebih luas (atau menghilang produknya).
Point utama tulisan ini adalah, boleh saja memilih nama dan merk terkenal sebagai pilihan solusi, namun jika kebutuhan yang diinginkan dan feature yang ingin diterapkan bisa didapat menggunakan solusi lain dengan nilai budget yang lebih rendah, kita tetap terbuka pada kemungkinan itu. Tidak menutup dan membatasi diri hanya karena sekedar ingin aman-aman saja tanpa memperhatikan perkembangan teknologi.
Contoh lain adalah teknologi yang digunakan oleh penyedia layanan cloud. Jika menggunakan solusi on-premise kita biasanya terkunci pada beberapa nama dan merk terkenal, jika menggunakan layanan cloud kadang prosesnya lebih sederhana, terutama jika dikaitkan dengan software yang mereka gunakan. Kita mungkin tidak memikirkan apakah penyedia layanan cloud menggunakan nama dan merk terkenal di dunia virtualisasi dan cloud sebagai engine-nya. Tidak peduli apakah pakai VMware, IBM, Microsoft, Openstack dan lain-lain. Saat menggunakan layanan DigitalOcean, Linode, Vultr atau Dediserve misalnya, banyak orang yang cocok-cocok saja dengan simplikasi tampilan mereka dalam manajemen VM. Tampilannya berbeda-beda, kemungkinan engine virtualisasi dan cloud yang digunakan juga berbeda, namun karena mudah digunakan dan cukup powerful, penyedia layanan tersebut bisa tetap memiliki porsi market share dibandingkan dengan Amazon AWS, Google GCP, Microsoft Azure maupun Alibaba.
Pada akhirnya, solusi yang paling tepat untuk digunakan adalah solusi yang memberikan manfaat terbesar dengan nilai investasi yang sesuai. Dalam proses menentukan solusi tersebut, ada baiknya kita tetap membuka diri pada pilihan lain yang bisa mengakomodir kebutuhan yang kita inginkan.