Tekun, Persistent & Memperbaiki Kualitas Diri

Salah satu kesukaan saya adalah membaca buku dan salah satu jenis buku yang saya sukai adalah buku-buku yang bercerita mengenai perjalanan kisah orang-orang sukses yang harus menapaki perjuangan hidup tersendiri untuk bisa menggapai kesuksesan.

Misalnya kisah tentang orang yang harus berusaha keras agar bisa kuliah hingga ia harus bekerja di siang hari agar bisa kuliah di waktu malam. Harus bisa membagi waktu antara waktu belajar dengan waktu bekerja. Sementara ada sebagian rekan yang bisa memilih waktu antara belajar dengan bermain, ia harus menghidupi dirinya dan membiayai kuliahnya sendiri.

Satu hal yang menjadi prinsip adalah, hidup harus diperjuangkan. Jangan khawatir jika anda saat ini masih miskin, berpendidikan standar (misalnya SD, SLTP atau SLTA), ekonomi morat-marit atau bekerja keras pada level-level rendah. Jangan menyerah untuk bisa mengubah nasib dan hidup. Jangan menggantungkan diri dan hidup kita pada belas kasihan orang lain.

Jika kita saat ini masih dalam posisi kekurangan, itu artinya tidak ada pilihan dan kemungkinan lain bagi kita selain kemungkinan untuk  maju dan sukses. Jika kita saat ini bekerja pada level-level terbawah, tekunlah bekerja. Jangan mudah mengeluh, karena setiap orang bisa dengan mudah mengeluh. Jika kita gagal pada satu hal, jangan mutung atau putus asa. Perjuangkan terus usaha kita sampai akhirnya kita berhasil.

Berusahalah untuk selalu memperbaiki kualitas diri. Jika kita belum tahu suatu ilmu, pelajarilah. Jadilah orang yang supel. Orang yang ekstrovert, orang yang terbuka pada ide-ide dan kemajuan.

Jadikan diri kita sebagai sosok yang berbeda, yang bagai intan meski terbenam dalam lumpur sekalipun tetap berkilauan.

Saya pernah membaca kisah novel tentang seorang ahli hukum yang terpaksa harus menjadi pengantar surat-surat tagihan, untuk sekedar menyambung dan membiayai hidupnya sebelum akhirnya ia bisa membuka biro hukum yang berkompeten.

Jika saat ini pendidikan anda masih standar, tingkatkan pengetahuan apakah itu dengan kuliah atau lebih banyak membaca. Jika kuliah masih terlalu mahal biayanya, ambillah kursus yang bisa meningkatkan keterampilan kita. Jika kita belum bisa atau masih belum mahir mengoperasikan komputer, berusahalah untuk menyisihkan uang untuk belajar, jika belum punya komputer, sisihkan uang untuk rental komputer atau ke warnet untuk belajar.

Jika saat ini tinggal di tempat yang kumuh, perbaikilah lingkungannya. Jika belum memungkinkan, pindahlah ke tempat yang lebih baik lingkungannya. Jangan biarkan diri kita tenggelam dilingkungan yang tidak sehat dan tidak memberi peluang perbaikan apa-apa.

Sekedar inspirasi (meski belum bisa menjadi contoh yang berkualitas), dulu saya tidak punya komputer. Situasinya serba sulit. Saya baru lulus SMA. Kerja di pabrik dalam posisi operator. Jika saya tenggelam dalam pekerjaan sebagai operator, mungkin saya tidak akan bertahan lama, karena pekerjaan ini membutuhkan fisik yang prima. Pekerjaan ini juga melelahkan karena saya harus bekerja shift (shift 1 dan shift 2 secara rutin dan kadang shift 3).

Satu hal yang paling mudah dan paling menyenangkan untuk dilakukan saat naik bus jemputan pabrik adalah tidur di bus. Entah mengapa, selama jadi operator produksi, badan saya selalu pegal-pegal dan selalu merasa kurang tidur. Saya harus melawan keinginan untuk selalu tidur saat berangkat dan pulang kerja di bus jemputan karena kalau dibiarkan saya akan terus menerus terlena.

Untuk mengatasinya, saya membaca-baca buku pelajaran semasa SMA, salah satunya adalah buku pelajaran bahasa Inggris. Beberapa rekan kerja saya menggoda, bahkan ada yang sebagian mengejek, mengatakan bahwa saya seperti anak kuliahan, membaca melulu, atau ada yang bilang, saya niat kuliah tapi tidak kesampaian sehingga pelariannya membaca buku pelajaran SMA. Saya hanya senyum mendengarnya, karena apa yang mereka katakan benar adanya dan tidak perlu dibantah, meski kadang manusiawi juga rasanya jika saya merasa jengkel, hehehe…

Saya juga kerap membeli majalah bekas yang memuat materi-materi manajemen sehingga meski pekerjaan saya sebagai operator, saya mampu melayani pembicaraan mengenai manajemen SDM dan manajemen perusahaan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat saat saya mencapai posisi-posisi yang membuat ucapan saya dihargai dilevel manajemen perusahaan.

Setahun setelah bekerja sebagai operator produksi, saya memutuskan untuk kuliah di bidang komputer dengan pertimbangan masa depan bidang ini yang masih terbuka luas. Saya kesulitan mengikuti materi kuliah karena saya tidak punya pengetahuan dasar komputer, ditambah lagi waktu kerja shift dan saya tidak punya komputer. Hal ini akhirnya saya atasi dengan cara rental komputer. Saya masih ingat, menghabiskan waktu 1 jam untuk bisa mengetik 1 lembar tulisan. Saya bisa rental komputer selama 5 jam untuk belajar mengetik dan belajar pemrogramman melalui buku yang saya pinjam dari perpustakaan.

Setelah 4 tahun bekerja sebagai operator produksi, saya pindah kerja menjadi assisten laboratorium komputer dengan tugas utama menjadi pembimbing mahasiswa praktikum komputer sekaligus menata dan merapikan lab setiap selesai digunakan. Gaji sebagai assisten lab komputer lebih rendah daripada gaji operator produksi tapi saya tetap ambil karena disini saya punya keuntungan lain, yaitu bisa bebas menggunakan komputer dan belajar sepuasnya.

Berbekal pengetahuan komputer sebelumnya dan kemudian secara intensif saya pelajari sewaktu menjadi assisten lab komputer, akhirnya saya mendapat peluang bekerja sebagai staff IT. Bekal pengetahuan teori dari pengalaman menjadi assisten lab komputer ditambah pengetahuan terapan sebagai staff IT membuka peluang bagi saya mengajar privat mahasiswa-mahasiswi yang hendak tugas akhir. Pendapatan mengajar privat ini bisa saya gunakan untuk membeli komputer pertama saya.

Orang lain mungkin bisa dengan mudah membeli komputer tanpa harus menempuh jalan berliku seperti yang saya alami tapi saya tidak menyesalinya. Perjalanan untuk bisa membeli komputer pertama dari kerja keras saya sendiri ini menjadi penguat semangat saya jika saya mengalami kendala yang mirip dalam perjalanan hidup saya.

Pengalaman yang saya alami ini menyarikan kesamaan prinsip yang harus dipegang jika ingin mencapai keberhasilan (tentu dengan orientasi keberhasilan berbeda-beda sesuai keinginan masing-masing) yaitu bahwa orang harus mau berjuang untuk bisa sukses. Mungkin kita harus berlelah-lelah saat berusaha namun kita bisa memetik hasilnya diwaktu mendatang.

Kurangi kelemahan anda, pupuklah kekuatan anda.

7 thoughts on “Tekun, Persistent & Memperbaiki Kualitas Diri

  1. Artikel yang luar biasa menggugah.

    Semoga banyak yang tergugah mas.
    Insya Allah jadi amal mas Vavai.
    Amin.

    Salam

  2. Wah artikel nya memotivasi banget, ternyaya mas vavai berat jg ya perjalanannya untuk bisa seperti ini,saya salut sm mas bisa membagi waktu nya 🙂
    sekarang di per-opensuse an indonesia hampir semua nya deh tau tentang mas vavai ini berkat kontribusi nya di opensuse
    hebat lah pokok nya ^-^

  3. Inspiring article !

    Saya dahulu besar dengan kisah2 seperti ini dari bapak saya.

    Thanks Mas Vavai

    KoesPlus:
    Urip pancen angel, kudune ra usah ngomel
    Ati kudu tentrem nyambut gawe karo temen…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.