Takut Menggunakan Linux ??
Pekan kemarin, seorang teman kampus memberikan posting dimilis Kampus terkait dengan penggunaan Linux yang coba diendorse oleh beberapa rekan,
“Pengen dech coba pakai LINUX, tapi bingung mau memulai….
Lagian disini gak ada satu pun ( termasuk saya ) yang mengetahui seluk beluk LINUX.
Takutnya kalau migrasi ke linux, system ERP jadi gak jalan, dan pengaruh sama cash flow nya perusahaan lagi
Lagian akan makan waktu lama kan buat adaptasi dengan LINUX buat para user (terutama buat IT nya hehehe)”
Saya merespon kekhawatirannya dengan memberikan penjelasan yang secara garis besar memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Kalau tidak pernah mencoba Linux, kita tidak akan pernah mengetahui ketangguhannya. Kalau hanya mendengarkan tanggapan minor / miring / negatif dari orang lain-apalagi orang yang tidak pernah pakai Linux-, kita tidak akan pernah berani mencobanya.
Buat pengguna biasa mungkin tidak masalah tapi kalau seorang IT guys takut menggunakan Linux, apa kata dunia ?? Nggak salah ambil posisi pekerjaankah ?
2. Bingung memulai Linux ? Silakan bergabung dengan komunitas. Ada komunitas OpenSUSE Indonesia. Ada Komunitas Ubuntu, Slackware dll. Sebagian besar pertanyaan anda bisa terjawab oleh orang-orang yang telah lebih dahulu menggunakannya.
3. Takut sistem lama tidak berjalan ? Migrasi itu tidak dilakukan dalam semalam. Migrasi itu dilakukan dalam beberapa tahap. Misalnya mulai dari email server dulu. Daripada menghabiskan dana puluhan juta untuk menggunakan aplikasi Exchange Server misalnya, mengapa tidak mencoba Zimbra ? Apa dipikir Zimbra itu tampilannya culun ? Apa dipikir Zimbra itu tampilannya nggak professional ? Silakan coba dulu, baru kita bisa membandingkannya.
4. Membutuhkan waktu buat adaptasi ? Tentu saja makan waktu, tapi apa bedanya dengan adaptasi dari Lotus ke Excel dan dari Wordstar atau WordPerfect. Pasti akan butuh waktu. Nggak menyesal seumur hidup hanya kenal Windows ?? :-).
Pada prinsipnya, migrasi sistem yang saya endorse bukanlah memaksa setiap orang mengganti sistem Windows ke Linux melainkan ganti sistem bajakan dengan yang legal. Jika mampu membeli lisensi, silakan gunakan software propietary tapi jika tidak mampu, jangan gunakan bajakan. Gunakan Linux atau free software lainnya.
Jangan berasumsi bahwa, “Ah, perusahaan nggak mau ambil resiko pakai Linux”.
Sangat lucu jika perusahaan tidak mau ambil resiko menggunakan Linux tapi malah justru ambil resiko masuk penjara dan kena denda.
Jika kamu menjadi IT staff atau IT guys yang menangani sistem dalam suatu perusahaan, pernah nggak sih terpikir saat ada sweeping, polisi bertanya pada si boss,
“Mengapa perusahaan bapak menggunakan software bajakan ?”
dan jawaban si boss :
“Lho, saya tidak tahu pak. Itu kan ditangani sama staff IT saya. Bapak bisa tanya ke dia…”
Apakah hal diatas mungkin terjadi ? Saya jawab, sangat mungkin. Siapa orang yang mau pasang badan buat dibawa ke kantor polisi atau dipenjara ? Siapa orang yang mau dengan sukarela bertanggung jawab pada penggunaan software bajakan dan bersedia menerima resiko dipenjara ?
Saran saya, jika anda bekerja sebagai IT guys, cobalah Linux. Gunakan Linux apakah itu secara dual boot atau pada komputer lain. Gunakan mulai dari lingkungan IT terlebih dahulu. Silakan ikuti panduan “Strategi Implementasi Linux”.
Setelah cukup yakin, mintalah pada atasan untuk melakukan legalisasi software. Gunakan perbandingan biaya dan perbandingan effort sebagai bagian dari proposal. Tidak usah memaksa perusahaan menggunakan Linux, nanti yang terjadi kita malah dibawah tekanan. Akan sangat baik jika perusahaan diminta berpikir soal biaya dan kemudian kita muncul sebagai pahlawan dengan menawarkan solusi yang lebih baik.
Jika perusahaan tidak menyetujuinya, jangan kecewa. Simpan proposal anda dan jadikan sebagai bahan pembelaan jika suatu saat ditanya oleh polisi saat sweeping (kesannya kok jadi balas dendam ke perusahaan, hehehe… Ya nggak lah, bukan itu niat sebenarnya. Kalau kita sudah melaksanakan tugas, soal hasil tinggal tunggu keputusan, begitu maksudnya).
Pada intinya, migrasi sistem adalah migrasi dari sistem bajakan ke sistem legal. Buang jauh-jauh paradigma takut. Gunakan rasa takut sebagai pelindung anda dalam meminimalkan resiko.
good… nice ….
Ketakutan semu kita yang membuat kita tidak bisa maju maju
hampir semakna ama postingan gw..
Dan juga, kalo udah pake linux, jangan pake crossover bajakan buat jalanain ms office bajakan.. 🙂
bukan begitu mas?
ya…saya tidak takut lagi kok…;-)
hehehehe…kapan-kapan deh aku coba opensuse mas vai… 😉
Benar sekali yang Mas Vavai katakan. Ini pengalaman di kantor saya.
Sebagai informasi buat BSA. Kantor saya masih banyak pakai bajakan. Bukan karena yang tidak mau memigrasikan ke yang legal (open sources) tapi memang proposal saya yang sudah 1 tahun lebih saya kasih tidak/belum di approve.
Tapi walaupun begitu, untuk beberapa server sudah saya alihkan ke Linux, tanpa sepengetahuan management (nekat kali ya :D) Tapi mereka tidak tau kalo sekarang yang melayani koneksi internet dan file server adalah Linux. yang penting buat mereka adalah bisa berkerja.
karena tidak di approvenya proposal saya. maka setiap bulan saya mengajukan permintaan pembelian license untuk client yang menggunakan Windows XP prof. Dan ini juga tidak direstui (tidak di approve) alasannya dana tidak ada. ya sudah saya tidak mau tau lagi, yang penting setiap bulan saya minta dibelikan license, diapprove tidak diapprove itu urusan HQ (head quater) di Singapore. yang penting bukti permintaan saya saya keep dengan rapi buat bukti kalo suatu saat saya ditutut karena masalah ini. Jadi ini bukti kalo saya sangat care terhadap pembajakan. tapi management tidak mau approve kita orang kecil mo bilang apa…
sekarang lagi on the way, me-migrasikan PC karyawan/staff yang selama ini kerjaannya cuma butuh ngetik2/browsing, sebetulnya sih udah hampir 40% PC udah linux, tinggal sisanya nih.. 60%
kalo server mah 100% linux smuah..
ok deeeh, sekarang harus mulai serius belajar linux nih..
Iya benar mas, semua itu sebenarnya tergantung kemauan dari manajemen. Ada sebuah perusahaan yang cukup terkenal namanya migrasi ke server linux, database mySql, officenya pake openOffice, dan platform kylix untuk aplikasi salesnya. Hasilnya fine2 aja kok.
Yang gw takutkan kalo pake Linux adalah, adik-kakak dan keluarga kurang familiar sama Linux. Jadi gue putuskan untuk user friendly sama Windows.
perbedaan antara distro linux itu apa saja yach?kok bisa banyak sekali distro-distro bermunculan.lagian mana yang lebih gampang di operasikan ya supaya tidak susah lagi mau migrasi dari windows ke linux tersebut?
Dalam mempelajari Linux kalo menurut pendapat saya jangan disamakan dengan Windows. Dimana persepsi kita Windows bisa ini di Linux bagaimana. tapi kita belajar total dari awal.
Seperti misalnya mempelajari struktur file dan folder di Linux, ini sangat beda sekali dengan Windows.
Makanya pelajari Linux secara total, setelah bisa dasar yang lain akan ikut sendiri….
Kalo pengalaman saya Pertama Boss seneng ada solusi begitu tapi selanjutnya ternyata ada aplikasi khusus yg belom di support Linux akhirnya beli OEM dech, repot emang enakan pake bajakan 😀 soale ada yg install ulang lupa gak di backup registrynya gak bisa aktivasi lagi.cape’ dech.dan akhirnya mereka pake OpenOffice yang bikin mereka puyeng apalagi saya tiap menit di panggil jadi kaya guru kursus.
bos vavai, mohon bantuannya, kok aplikasi vb saya ggk bisa connect ke SQLserver, aku dah pake wine, dan install ndac26-28.. help me,.. thanks
DJ
Halo om, Koneksi-nya pakai apa ? ODBC atau direct ? Kalau akses SQL Server via Linux mesti pasang FreeTDS driver.
Wah VB lagi… Selamat bingung deh…
Btw… Linux bukanlah semua jawaban atas gratisan… ada juga yang gratisan yang mirip windows… pake reactos aja deh… tapi sayang maih beta… tapi udah cukup sih buat main-main aja… nanti juga jadi big kan… klo big cuma 1 khawatirnya… virussss….
but setidaknya gratissss…
iya euy…
jangan takut mencoba linux…
lucu juga kalo dulu inget waktu pertama kenal linux…
ceritanya kompi diinstallin linux ma temen (tanpa izin)… huhu… tapi pas nyoba2 jadi adem aja ma linux… memang sih untuk tingkat aplikasi tinggi lom bisa nyaingi aplikasi di windows… makanya lom full migrasi ke linux… dual OS dulu… (ku tahu linux sejak 6 bulan yang lalu…)
wah, saya pikir nyesal kalau belum mencoba linux.. Setelah saya coba, saya berani bilang klu “Linux is wonderfull”. Terutama dari sisi networkingnya sudah diakui. Tp linux masih punya kekurangan dibanding dengan OS windows yaitu multimedia. Memang ga jelek2 amat, tp sekarang sudah semakin mumpuni. Apalagi dengan OpenSUSE yg v11. Saya yg sudah nyoba linux, yakin ga bakal pernah migrasi ke OS windows.. Pokoknya salut buat linux…
makasih artikel na mas vavai…jadi nambah semangat en tertarik (lagi) ma open suse (CMIWW)
Setuju tuch….migrasi kelinux berrti membantu polisi memberantas korupsi di negeri ini..