Soft Selling & Long Tail
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan pak Rio, seorang blogger dengan blog yang bernas, keren dan banyak manfaat : http://www.duwitmu.com/
Saya bertemu di Giant Mega Bekasi Hypermall untuk berdiskusi mengenai asuransi, dalam hal ini adalah asuransi rawat inap untuk saya dan keluarga. Selain itu saya juga bertanya mengenai asuransi rawat jalan/rawat inap untuk team di Excellent, terkait besaran premi dan aspek manfaatnya.
Diskusi mengenai asuransi sendiri memakan waktu sekitar 30% dari waktu pertemuan. Pembahasan jadi lebih banyak mengenai pengalaman investasi, return reksadana, tipe reksadana yang dimiliki hingga pengalaman saya dalam membangun Excellent.
Berbeda dengan saya yang cenderung agresif malu-malu dan menyeimbangkan Reksadana Pendapatan Tetap dengan Reksadana Saham, pak Rio justru fokus di reksadana saham untuk tujuan jangka panjang.
Pak Rio saat ini masih bekerja di salah satu perusahaan dibidang keuangan, CMIIW. Perusahaannya memberikan dana pensiun dalam bentuk reksadana. Saat krismon 1998, nilai dana pensiunnya turun drastis, namun selepas krismon hingga saat ini, nilai investasinya berlipat-lipat kali dari basic yang diberikan oleh perusahaan.
Pak Rio sempat bertanya pada saya mengenai asal mula saya berwirausaha, tantangan yang pernah (dan masih) saya alami dan mengenai training-training yang diberikan di Excellent. Saya sampaikan bahwa materi bagus yang sudah ia tuliskan di blognya sangat potensial dijadikan sebagai materi training. Bisa saja training model focus group discussion dalam jumlah orang terbatas.
Saya bilang bahwa apa yang sudah dilakukan pak Rio saat ini sebenarnya sudah merupakan bentuk soft selling, yaitu menjual layanan atau produk secara halus tanpa disadari, karena pihak pembeli/pengguna membutuhkannya. Sebagai contoh, pak Rio banyak menulis soal asuransi baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa berikut pilihan-pilihan dan manfaatnya termasuk pengalaman pak Rio sendiri memilih produk yang paling tepat. Tulisan ini direspon oleh banyak orang sehingga akhirnya pak Rio berpikir, mengapa tidak sekalian saja usaha sampingan menjadi agen asuransi.
Usaha sampingan ini memiliki potensi yang sangat baik. Mengapa? Karena menjual produk asuransi dianggap sebagai salah satu mekanisme penjualan produk/layanan yang cukup sulit, mengingat mayoritas penduduk Indonesia menempatkan asuransi sebagai kebutuhan sekunder atau tersier. Dalam arti kata lain, menjual asuransi dianggap lebih sulit daripada menjual produk atau layanan lain.
Dalam case pak Rio ini, menjual produk asuransi menjadi jauh lebih mudah karena justru pembeli yang berminat untuk tahu lebih banyak dan pembeli yang menghubungi pak Rio setelah membaca blognya. Karena tulisannya tersimpan secara online, banyak orang yang justru datang dan berminat untuk tahu lebih jauh setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun artikel dipublikasikan.
Saya bilang bahwa tanpa disadari, pak Rio juga sudah menjalankan apa yang dinamakan long tail alias ekor panjang. Tulisan yang dibuat sekian tahun yang lalu ternyata masih memberi benefit hingga hari ini karena tulisan itu bermanfaat. Tulisan yang awalnya diniatkan sebagai share pengalaman ternyata bisa membuka pintu rezeki dari sisi lain.
Pembicaraan kami jadi panjang hingga akhirnya kami selesai ngobrol menjelang Maghrib karena pak Rio ada keperluan lain. Terima kasih untuk pencerahan dan pembelajaran yang disampaikan pak 😉
kalau saya pribadi sih menganggap asuransi jiwa itu penting, karena biaya rumah sakit terbilang mahal