Sebuah merk yang hadir untuk mendefinisikan momen fotogenik, Kodak, membuat sebuah hobi fotografi yang tadinya mahal dan susah, menjadi murah dan terjangkau untuk orang biasa.
Dari akhir 1800-an hingga 1980-an, Kodak mendominasi pasar konsumen fotografi – sebuah ikon yang inovatif dan mengagumkan dari industri Amerika. Kodak juga memenangkan Emmy dan Academy Awards, mengirim kamera ke ruang angkasa dan diakui dengan menciptakan kamera digital.
Dengan munculnya berita sedih bahwa perusahaan itu kini berjuang untuk tetap bertahan, kami berpikir akan menyenangkan bila kita melihat sejarah konsumen Kodak, sebuah perusahaan yang pernah mewakili mimpi orang Amerika, tapi siapa sangka masa depannya terlihat seperti mimpi buruk.
Anda tekan tombolnya…
Pernah drop out dari SMA dan mantan pegawai bank, bernama George Eastman melakukan terobosan teknologi dalam pengembangan dry film (film kering) di akhir tahun 1870-an dan 1880-an.
Sebelum penemuan Eastman, fotografi adalah hobi yang mahal, rumit dan susah. Bentuk kamera yang sangat besar dimana wet film (film basah) memerlukan pengolahan langsung.
Pada bulan September 1888, berbasis di New York, Eastman mendaftarkan sekaligus menawarkan “Kodak” sebagai kamera pertama yang bermerk, sebuah kamera dengan model berbentuk kotak genggam dan dijual dengan tagline “You press the button – we do the rest.” (Anda tekan tombolnya – Kami lakukan sisanya).
Pengmbangan lebih lanjut selama sisa abad tersebut dan masuk era 1900-an memperlihatkan perubahan pada film Kodak, bentuk kamera menjadi lebih kecil dan lebih mudah digunakan dan merk Kodak tumbuh sejalan dengan media baru pada dunia snapshot fotografi.
Si Kotak BROWNIE
Pada tahun 1900 Kodak “Brownie” diperkenalkan. Kamera karton ini dijual seharga 1 dolar, dengan film 15 sen per roll.
Brownie diakui sebagai bentuk kebebasan dalam fotografi – membawa media tsb menjadi alat yang terjangkau di kocek setiap orang.
Kodak terus memproduksi BROWNIE hingga akhir 1960-an, dan menjual jutaan model di seluruh dunia.
Image Courtesy of Kevin Stanchfield
Kematian George Eastman dan Warisannya
Pada tahun 1932 George Eastman bunuh diri.
Gangguan tulang belakang yang tak kunjung sembuh telah menyebabkannya sakit yang cukup lama selama dia berada di kursi roda.
Dia meninggalkan sebuah catatan yang berbunyi: “To my friends. My work is done. Why wait?” (Untuk Rekan2ku. Pekerjaaanku telah selesai. Mengapa menunggu?)
Eastman tidak hanya dikenal pada kerjaannya di Kodak, tetapi juga upaya amalnya.
Eastman adalah salah satu dermawan terbesar pada masanya, menyumbangkan lebih dari $ 100 juta untuk amal, mendirikan sekolah-sekolah untuk musik, kesehatan, kedokteran gigi, dan klinik untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Dia meninggalkan warisan untuk University of Rochester, sementara di kemudian hari rumahnya menjadi sebuah Museum bernama: the George Eastman House International Museum of Photography and Film.
Eastman dimakamkan di Kodak Park di Rochester, New York.
Image Courtesy of Wikipedia
Membuat Film Rumahan
Bukan hanya dalam seni foto tak bergerak Kodak membantu membuat pasar massal — kamera sinema-nya juga melakukan hal yang sama untuk membuat film rumahan dimana Brownie hanya untuk mengambil snapshots pada saat liburan.
Pada tahun 1936 Kodak meluncurkan sebuah “kamera film rumahan,” Kamera CINE-KODAK , sebuah gadget yang cukup mahal untuk bangsawan.
Kamera film BROWNIE 8mm diperkenalkan pada 1950-an dengan harga terjangkau dan mudah penggunaannya, bersama dengan proyektor film rumahan yg murah, memperlihatkan jutaan orang di seluruh dunia membuat dan menonton film rumahan.
Image Courtesy of Jussi
Kebangkitan Produk ‘Compact’
Pada tahun 1957 kamera jadi lebih mudah untuk digunakan dengan dilaunchingnya BROWNIE STARMATIC yang pertama – kamera otomatis pertama dalam tujuh model.
Kodak menjual 10 juta STARMATICS dalam lima tahun, sebuah penjualan yang mengesankan yang kemudian dikalahkan oleh si fenomenal INSTAMATIC.
Lebih dari 50 juta kamera INSTAMATIC diproduksi dari tahun 1963 sampai 1970, sementara pada tahun 1972 INSTAMATIC benar-benar berbentuk pocket-sized, menandai era baru dalam fotografi dengan kamera yang betul-betul “compact” menggunakan film 110 yang lebih kecil.
Lebih dari 25 juta unit dari model ini diproduksi dalam tiga tahun.
Keberhasilan Kodak di pasar fotografi tetap seperti itu sampai dengan akhir 1970-an dengan menikmati 85% dari penjualan kamera dan 90% dari penjualan film di Amerika Serikat.
Keberhasilan Kodak di pasar fotografi konsumen adalah seperti bahwa dengan akhir 1970-an yang dinikmati 85% dari penjualan kamera dan 90% dari penjualan film di Amerika Serikat.
Image courtesy of Joost J. Bakker
Era Digital
Tahun 1975 Kodak menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai kamera “tanpa film”.
Peneliti Kodak Steve Sasson, yang kemudian hari menerima Medali Nasional Teknologi dan Inovasi atas temuannya, menjelaskan bagaimana dunia kamera digital pertama bekerja.
“Butuh 23 detik untuk merekam gambar digital pada kaset. Gambar didapat dengan cara memindahkan kaset dari kamera dan menempatkannya pada perangkat pemutaran tersendiri. Perangkat pemutaran ini adalah gabungan dari sebuah Casette-Reader dan bangunan khusus Frame-Store .”
“Frame-Store ini menerima data dari pita kaset, menginterpolasikan 100 baris yang tertangkap menjadi 400 baris, dan menghasilkan sinyal video standar NTSC, yang kemudian dikirim ke televisi.
Inovasi digital ini tidak dipasarkan hingga tahun 1994 ketika Kodak meluncurkan salah satu kamera digital pertama — 1.5-megapixel Nikon-based Kodak DCS 420 DSLR.
Beberapa tahun kemudian, Kodak mencapai tonggak digital lain — peluncuran KODAK DIGITAL SCIENCE DC120 — kamera digital dengan sistem point-and-shoot megapixel-quality dengan harga di bawah 1.000 dolar.
Kodak di Abad ke-21
Meskipun di awal abad 21, penjualan kamera digital Kodak menempati posisi kedua di Amerika Serikat, namun Noughties (dekade 2000-2009,pen.) adalah dekade yang mengecewakan bagi Kodak.
Pada tahun 2004 Kodak membunuh penjualan kamera film tradisional di Eropa dan Amerika namun sayangnya tidak mampu mengisinya dengan kesuksesan digital.
Kenyataannya, dilaporkan bahwa hanya satu tahun saja keuntungannya sejak tonggak tersebut, melepas ribuan pekerja, menutup pabrik dan menjual berbagai divisi.
Saham Kodak jatuh lebih dari 80% pada tahun 2011 — Mereka sekarang berada dalam keterpurukan. Jumlah staf globalnya menyusut menjadi 19.000 dari 145.000. Baru saja dikeluarkan peringatan oleh New York Stock Exchange bahwa sahamnya akan dihapus jika tidak bisa melebihi 1 dolar untuk 6 bulan kedepan.
Kematian film pada dunia fotografi, kurangnya modal pada penemuan kamera digitalnya, meningkatnya persaingan dari produsen kamera lain dan fenomena menyusutnya pangsa pasar cameraphone telah membuat ancaman kematian pada ikon bisnis Amerika tsb.
Masa Depan
Dengan laporan Wall Street Journal bahwa Kodak sedang mempersiapkan pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11 , satu-satunya yang dapat menyelamatkan perusahaan yang berumur 131 tahun tsb adalah miliaran dolar dari penjualan 1.000 lebih paten fotografi digitalnya.
Bagaimanapun, paten ini telah ditawarkan sejak Juli tahun lalu, dan tampaknya tidak ada yang berminat, atau mungkin para investor sedang menunggu harganya jatuh.
Bahkan jika Kodak meningkatkan modal untuk tetap bertahan di 2012, inovasi apa yang bisa ditawarkan ke para konsumen untuk menjamin kelangsungan usahanya?
Pada akhir abad 19, George Eastman berangkat untuk “membuat kamera nyaman seperti pensil.”
Sayangnya, sejak pergantian abad ini, Kodak tidak dapat tawaran inovasi baru yang akhirnya mengarah pada pertanyaan “Apakah pekerjaan Kodak sudah selesai? Dan jika demikian, mengapa menunggu?”
Image courtesy of Joost J. Bakker
Sumber: Mashable.Com
2 Comments
Artikelnya bermanfaat, mampir juga yah