Dengan tinggi badan 167-168 cm, berapa sebenarnya berat badan ideal saya? Mau dihitung dengan cara mudah maupun dengan Body mass index, hasilnya pasti nggak jauh beda, yaitu ada dikisaran 65 kg. Sewaktu kuliah, berat badan saya malah sekitar 55 kg, dengan kenaikan dan penurunan pada kisaran 2 kg.
Sebelum sakit, saya sebenarnya sudah mengalami ketidaknyamanan karena berat badan yang terus merambat naik. Sebelum sakit DBD pekan lalu, berat badan saya 80 kg. Kalau dilihat dari dari ukuran badan ideal, hasil kalkulasi saya menunjukkan kalimat : “Tubuh Anda: Kegemukan Hasil analisa : Anda kegemukan. Mulai berhati-hati terhadap pola makan dan gaya hidup Anda.” 😛
Masalahnya, seperti juga masalah pada banyak orang gemuk lainnya 😀 , menaikkan berat badan itu soal mudah tapi menurunkannya memerlukan perjuangan keras dan terjal berliku. Dulu sewaktu masih kurus saya selalu berpikir, “Ah, enak ya jadi orang gemuk, kalau mau kurus tinggal olah raga, beres. Beda kalau kurus mau jadi gemuk, makan serabutan saja masih tetap kurus”. Ternyata bohong banget. Kalau badan semakin gemuk, gerak biasanya semakin lamban dan hal-hal mudah menjadi sulit.
Kalau dulu jalan kaki atau lari pagi masih bisa dilakukan dengan relatif mudah, badan yang gemuk mempercepat rasa lelah dan menurunkan mental, “Sudah, jangan dipaksakan, nanti kalo pingsan malah berabe”, hehehe….
Siapa nyana siapa menduga, keluar dari opname rumah sakit dan periksa berat badan, ternyata berat badan saya turun 6 Kg! Meski bukan cara yang saya inginkan (tralala banget kalau kurus harus opname di rumah sakit), tapi saya anggap ini berkah terselubung alias Blessing in Disguise dari rasa sakit yang saya alami.
Berat badan saya sekarang sekitar 74 kg dan saya berencana menurunkannya ke posisi 65 kg. Paling minimal diturunkan ke posisi 70 kg. Entah deja vu entah memang beneran, rasanya badan saya lebih ringan dan banyak celana-celana saya yang bisa saya pakai kembali tanpa harus dipermak terlebih dahulu.
Anggaplah 74 kg ini sebagai starting point, karena kebetulan masih diberikan segerombolan obat dari dokter, saya mengatur pola makan supaya rencana penurunan berat badan ini tidak tabrakan dengan anjuran dokter. Pola makan tetap berjalan sebagaimana biasanya, hanya saja saya mencatat apa-apa yang saya makan dan juga lebih banyak mengkonsumsi buah dan air. Memang masih lemas sih tapi ya bertahap berusaha recovery supaya sehat bisa didapat, berat badan ideal juga bisa didapat.
Kebetulan pula ada kawan lama saya, pak Hadi Kuntoro yang berbisnis minuman/makananan kesehatan Herbalife. Saya minta bantuannya mengirimkan program untuk mengatur dan memperbaiki pola makan supaya hasilnya lebih baik lagi. Pak Hadi yang sekarang bermarkas di Wonosobo berkoordinasi dengan seorang kawan di TDA Bekasi (Komunitas Tangan Diatas Bekasi), mas Didin Razani yang kemudian mendatangi saya di RS Bella sambil membawa shake herbalife.
Sewaktu di rumah sakit saya belum menggunakannya, baru isteri yang menggunakan shake tersebut. Setelah keluar dari rumah sakit, secara bertahap saya mulai mempergunakannya.
Target mengkonsumsi herbalife ini sebenarnya tidak muluk-muluk amat. Jika saya bisa turun 4 kg dalam 1 bulan ini namun badan bisa semakin fit dan semakin sehat, wah, tentu bonus yang sangat menyenangkan. Jika selama ini saya kerap menunda-nunda niatan baik atau program dan rencana baik, mulai sekarang saya langsung mengeksekusi apa yang bisa langsung saya eksekusi.
Coba saja kita lihat dalam 1 bulan kedepan, apakah saya sukses mengurangi berat badan dengan tetap mempertahankan kesehatan yang prima atau ternyata niat tinggal niat dan berat badan malah kembali seperti semula. Jika melihat pengalaman yang sudah saya alami, insya Allah saya bisa kejar niatan ini dan memastikannya berhasil sesuai keinginan. Semoga 😉
5 Comments
masukan aja, pak. minuman/makanan/suplemen herbalife dan lain sebagainya, ujung-ujungnya akan main/kena/mempengaruhi ginjal kita. Ini menurut seorang dokter ahli nutrisi. salam
Thanks untuk masukannya, mas Johan.
OMG, skema piramid mas vavai?
http://en.wikipedia.org/wiki/Herbalife
In November 2011, the Commercial Court in Brussels, Belgium ruled that Herbalife was an illegal pyramid scheme
@OMG, kutipannya nggak keseluruhan, tapi thanks untuk informasinya. Kutipan lengkapnya ada dilink yang diberikan.
BTW, saat ini posisi saya adalah pengguna produk dan untuk produknya, buat saya cukup sesuai dengan apa yang saya ingin dan maksudkan.
Trims untuk informasinya. Menarik.