Review Awal Tahun : Perjalanan Usaha
Tahun lalu saya invest kecil-kecilan ke seorang rekan. Saya sempat menuliskannya juga dibeberapa posting. Setelah satu tahun berlalu, kami melakukan review bersama terkait perkembangan usaha yang dijalani. Setelah satu tahun berjalan, team-nya sudah berkembang menjadi sekitar 8 orang. Sebelumnya malah lebih banyak lagi. Excellent yang dimulai secara legal formal di tahun 2011 saat ini jumlah teamnya masih dibawah 20 orang jadi menurut saya berkembang menjadi 8-10 orang dalam waktu kurang dari 1 tahun termasuk pesat. Antara patut disyukuri dan mengkhawatirkan.
Berbeda dengan sebagian rekan-rekan yang mendirikan startup dan dalam waktu singkat menjadi besar dan sukses, saya termasuk tipikal orang yang menjalani sesuatu secara bertahap, meski jadinya terlihat lama. Getting bigger bukan suatu kejahatan, namun membangun fundamental yang kuat juga menurut saya sangat penting diawal-awal mendirikan usaha.
Jadi saat saya memutuskan untuk invest tahun lalu, sebenarnya saya invest bukan ke rencana bisnis melainkan ke person yang akan menjalankannya. Jadi saya simple-nya sih bilang, saya percaya ia tidak akan gagal. Mungkin butuh waktu untuk bisa sukses sesuai harapan, tapi harusnya tidak akan gagal. Itu sudah terbukti sih, setelah sekitar 1 tahun berjalan, tapi memang perlu review ke beberapa hal basic.
Karena rekan saya ini berasal dan berpengalaman dari suatu perusahaan, ia berpikirnya dalam konsep global/besar, sedangkan saya karena backgroundnya perusahaan kecil dan juga pengalaman sebatas supervisor di suatu bagian IT, saya berpikirnya dalam konsep lokal dan terbatas.
Misalnya begini. Saat saya pertama kali resign di tahun 2011 awal, target saya sebenarnya sederhana, how to secure on next 1-2 months expense.Jadi dengan asumsi kebutuhan saya adalah 5 juta per bulan misalnya, target saya adalah :
- Bagaimana mendapatkan 5 juta untuk mengamankan kebutuhan bulan ini
- Bagaimana agar dapat lebih dari 5 juta agar mulai ada cadangan di bulan depan
kalau bulan ini saya dapat 7 juta, itu artinya saya punya tabungan 2 juta untuk pengamanan bulan depan
Kalau bulan depan saya dapat 6 juta, berarti di bulan ketiga saya cukup dapat 2 juta agar aman karena saya punya tabungan 2 juta dibulan pertama dan 1 juta dibulan kedua
Tapi karena saya mengamankan posisi yang sama tiap bulan, target saya tidak berubah, pendapatan saya tiap bulan harus minimum 5 juta, semua kelebihan yang ada saya masukkan ke tabungan.
Pola pikir diatas bisa lebih dipermudah jika diawal saya punya cadangan modal. Misalnya saya punya modal 15 juta, artinya saya bahkan masih bisa hidup 3 bulan kedepan meski selama 3 bulan tidak dapat penghasilan apa-apa
Jika saya punya cadangan modal untuk 1 tahun, saya bahkan tidak diburu waktu harus grasa-grusu karena fokus saya adalah bagaimana mendapatkan pengamanan untuk kebutuhan hidup di tahun depan
Dengan asumsi diatas, maka sebenarnya rekan saya bisa start awal dengan cara yang lebih simple. Misalnya start awal dengan jumlah team terbatas, dengan mengamankan 1-2 project saja. Karena mengerjakan 1-2 project saja, ia bisa fokus. Tidak perlu khawatir pada kebutuhan macam-macam. Mungkin team juga cukup 1-2 orang saja. Tidak perlu mengambil project baru hanya karena butuh pendapatan lebih, karena project baru butuh tambahan orang baru. Ingat selalu, project baru tidak berarti pendapatan masuk, namun staff baru sudah pasti pengeluaran bulanan.
Daripada mencari project baru, jauh lebih sederhana jika disela-sela waktu pengerjaan project, ia terpikir untuk tumpang sari, menjalankan kegiatan lain tanpa mengganggu pekerjaan utama.
Jika kita menanam pohon jati, butuh waktu bertahun-tahun untuk panen. Jika kita mengerjakan project besar, butuh waktu berbulan-bulan untuk pengerjaannya, belum termasuk kemungkinan adanya dispute dan delay BAST (Berita Acara Serah Terima) untuk bisa panen hasil dari project. Jika kita bikin produk, butuh waktu berbulan-bulan sampai produk itu bisa menghasilkan (dan bisa juga baru terbukti gagal).
Selama masa menunggu, kita bisa menanam palawija disela-sela tanaman Jati. Palawija bisa dipanen dalam hitungan bulan, bahkan minggu
Analogi palawija dari sisi pengerjaan project misalnya berupa layanan training. Jika waktu luang dimanfaatkan untuk mengajar training, bisa didapatkan tambahan penghasilan yang lumayan. Memang tidak sepenuhnya menggantikan pendapatan utama, namun sedikit banyak bisa meningkatkan rasa aman
Jadi kesimpulan diskusi kami awal tahun ini adalah bahwa review yang ia lakukan soal pengurangan jumlah SDM sudah tepat, tapi saya perhatikan dari annual report maupun dari pertemuan terakhir di alun alun Bandung, ia masih curious. Masih khawatir jika tidak dapat mengamankan pendapatan. Karena curious, ia jadi seperti diburu waktu. Jadi seperti pemburu yang bingung cara nembak karena singa-nya sudah didepan mata, hehehe…
Jadi saran saya padanya, ia bisa lanjut dengan penyesuaian jumlah SDM, terutama jika SDM tersebut sifatnya variabel tidak tetap, direkrut berdasarkan jumlah project. Fokus ke 2-3 project saja, tidak perlu ambil project baru. Project baru bisa muncul setiap waktu, dan bisa dicreate. Kalau ia bisa full konsentrasi di 2-3 project (atau malah 1-2 project), delivery bisa lebih cepet, fokus bisa lebih cepat.
Waktu luang bisa digunakan untuk membuat silabus training dan mengajar training. Materinya bisa dibuat buku. Meski nggak seberapa, buku itu bisa menghasilkan uang lebih sekedar untuk makan siang. Recurring pula.
Jika judul bukunya banyak, buku itu saling mendukung dengan kegiatan training dan dengan project yang mungkin terinisiasi.
Kesimpulan akhir, kami perlu bertemu karena diskusinya secara online Bekasi-Bandung. Kalau bertemu, topik diskusinya harus sudah didefine jadi bisa lebih fokus pembahasannya, lebih mudah analisa dan reviewnya.
Bagi saya pribadi, momen awal tahun jadi momen yang tepat untuk review, jadi andaikata ada yang perlu diluruskan tidak terlambat untuk meluruskannya, jika ada yang perlu ditambah atau dikurangi juga lebih mudah untuk direncanakan.