Pisang Mulus Pisang Bintik-Bintik

Lain tempat bisa lain kebiasaan. Ada beberapa rekan yang bilang, “Mas, itu pisangnya kurang mulus. Bintik-bintik. Kurang dirawat ya?”

Kalau bilang kurang dirawat, nanti saya info ke supplier ?

Tapi jangan salah. Konsumen-terutama di seputaran Bekasi-memang suka pisang mulus, misalnya untuk pisang Cavendish atau Ambon. Tapi untuk pisang jenis tertentu seperti pisang Barangan malah lebih suka yang bintik-bintik.

Mbak-mbak supplier yang kirim pisang ke Zeze Zahra bilang, dia pernah membungkus pisangnya agar mulus dan nggak bintik-bintik, tapi hasilnya malah kurang laku. Mengapa konsumen lebih suka yang bintik-bintik, katanya secara rasa lebih enak. Apalagi untuk pisang yang bagian dalamnya kuning kemerahan atau merah muda atau pink.

Apakah bukan sekedar alasan? Nggak juga. Membungkus pisang itu malah tambah biaya kok. Jadi kalau tanpa dibungkus (tapi tetap dirawat) konsumen lebih suka, ya malah kebetulan.

Saya pribadi memang suka pisang seperti itu. Pengalaman menjual langsung ke klien, yang dikatakan oleh si supplier memang benar.

Tapi khusus pisang Ambon, Cavendish, Mas Kirana, Lampung dan beberapa pisang lain, konsumen lebih suka yang mulus.

Ada pengalaman sejenis di tempat lain?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.