Perjalanan Wirausaha : Dari Operator Produksi Hingga Bisnis Implementasi Sistem Server & Training
Saat bersekolah di SMAN 2 Bekasi, saya tidak punya bayangan akan bekerja sebagai seorang wirausahawan IT. Saat SD, jika ditanya apa cita-cita saya, pilihan pertama adalah menjadi seorang Insinyur Pertanian. Pilihan kedua masuk ABRI (kala itu) menjadi penerbang pesawat tempur. Pilihan ketiga menjadi ahli teknik mesin. Pilihan pertama merupakan manifestasi hobby saya bercocok tanam. Pilihan kedua dan ketiga karena terdengar keren sekali π
Ternyata ketiganya gagal saya raih dan saya tidak menyesalinya sama sekali π . Mengapa? Karena ternyata yang maha kuasa memberikan saya jalan hidup lain yang ternyata juga menyenangkan dan terlihat keren. Kelihatannya lho ya π
Saat pertama kali bekerja di perusahaan selepas lulus SMA, saya nyasar menjadi operator produksi di sebuah pabrik, perusahaan PMA Jepang di Jababeka Cikarang-Bekasi. Meski hanya menjadi operator produksi, testnya cukup keren karena nilai rata-rata ijazah minimal 7. Kalau sekolahnya tawuran melulu dengan anggapan nilai disekolah nggak bermanfaat di tempat kerja, pasti tidak lulus dengan sukses π . Banyak teman sekerja saya yang sama-sama operator produksi merupakan juara kelas di sekolahnya.
Saat menjadi operator produksi, cita-cita saya paling top adalah menjadi staff gudang. Posisi ini terlihat keren karena bisa kerja duduk di kursi menghadapi komputer. Kerja sebagai operator produksi juga bisa duduk, tapi bukan di kursi melainkan di hakko (box tempat material) yang disusun terbalik π .Karena kerja shift dan banyak waktu terbuang, saya memutuskan untuk kuliah sambil kerja. Saat itu tahun 1996 jurusan komputer kelihatan paling top diantara jurusan lain (itu juga alasan saya ikut UMPTN dengan Teknik Informatika ITB sebagai pilihan pertama dan Ilmu Komputer UI sebagai pilihan kedua. Keduanya gagal total, hehehe…)
Selepas kuliah, ternyata saya bisa beranjak dari pekerjaan operator yang tadinya saya pikir akan saya jalani hingga hari tua. Saya belajar dari sini, mungkin saja kita tidak tahu apa yang menanti kita dimasa mendatang namun kita harus tetap mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Saat kuliah di jurusan komputer saya tidak tahu nantinya saya akan menekuni bidang usaha ini.
Bekerja sebagai staff IT kemudian beranjak ke posisi Supervisor IT, saya bekerja pada berbagai bidang. Mulai dari programming, networking, System Administrator, Help Desk dan Technical Support. Dulu saya menganggapnya sebagai beban kerja, namun sekarang saya mendapatkan manfaat karena saya bisa “nyambung” jika diajak bicara soal IT oleh klien yang memiliki latar belakang berbeda.
Saya mulai menerima klien dalam bentuk jasa programming atau pembuatan program. Sebagian besar merupakan program tailor made alias dibuat sendiri. Mulai dari program Accounting (General Ledger), Purchasing, Inventory dan lain-lain yang jika dikumpulkan membentuk ERP (Enterprise Resource Planning). Setelah sekian lama, akhirnya kegiatan saya terfokus pada implementasi sistem server dan workshop/training.
Mengapa akhirnya terfokus pada implementasi sistem server dan training? Alasan utama adalah cashflow dan lamanya waktu proses. Saat membuat program aplikasi untuk klien, kadang prosesnya memakan waktu berbulan-bulan. Pembuatan programnya sendiri sebenarnya bisa cepat namun modifkasi dan penyesuaian sistem bisa memakan waktu lama, belum lagi ada kemungkinan perbedaan pandangan antara kita dengan klien.
Project sistem aplikasi ERP mungkin bisa mendapatkan order hingga ratusan juta bagi aplikasi tailor made namun proses penyesuaiannya bisa memakan waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Selama waktu itu otomatis fokus pekerjaan tersita. Nilai project cukup besar namun jadi tidak terasa karena terbagi kedalam beberapa bulan proses pengerjaan.
Implementasi sistem server memilikiΒ natureΒ yang berbeda. Implementasi sistem server biasanya memiliki rentang waktu yang cukup singkat (dalam ukuran rata-rata perusahaan kecil-menengah. Kalau perusahaan besar/multinasional tentu memiliki mekanisme proses berbeda). Implementasi mail server misalnya, jika clean install hanya membutuhkan waktu 1-2 hari. Jika termasuk migrasi dan training paling lama memakan waktu 1-2 minggu.
Proses training memiliki model yang sama. Prosesnya relatif singkat dibandingkan membuat sistem aplikasi. Meski tetap memberikan support pasca implementasi dan pasca training, fokus kita tidak terlalu intens karena biasanya insiden dibidang server relatif bisa diprediksi dibandingkan penyesuaian sistem aplikasi dibandingkan dengan business process perusahaan klien.
Saya tidak mengatakan bahwa pembuatan sistem aplikasi selalu sulit dan tidak menarik. Semuanya tentu kembali pada penyedia layanan. Bisa jadi pengalaman saya ini terjadi karena kapabilitas saya yang kurang mampu menyesuaikan model bisnisnya. Banyak juga perusahaan yang sukses dibidang pembuatan aplikasi-Zahir Accounting misalnya-meski mereka tidak menyentuh sisi implementasi server.
Pada prinsipnya, bisnis apapun memiliki peluang untuk bisa berkembang sepanjang dilakukan sebaik-baiknya.
Saya pribadi tidak tahu sampai sejauh mana usaha saya akan mengalir namun saya akan menjalaninya sebaik-baiknya. Bahwa ada kekurangan disana-sini tentu menjadi pertimbangan dan masukan untuk saya perbaiki. Saya menikmati pekerjaan yang sekarang saya lakukan namun juga tidak berarti statis hanya pada tahap ini saja. Masih ada banyak cita-cita yang ingin saya wujudkan namun paling tidak untuk saat ini apa yang saya niatkan cukup memuaskan.
Saya memang tidak punya keinginan yang terlalu berlebihan dalam menjalani hidup. Jika pendapatan bisa memenuhi kebutuhan anak dan isteri tanpa kekurangan serta bisa menyenangkan orang tua, rasanya keinginan dasar sudah terpenuhi. Soal cita-cita dan keinginan pribadi yang lain bisa dijalani secara bertahap.
wah termotivasi lg nih…… π
like this …
Ini nih……. salah satu mainstream IT yang insya Allah jg lagi saya tekuni.. yaitu Networking… emang gak butuh waktu lama utk implementasinya…
Ngga kayak programming utk program2 yg sifatnya administratif… spt banyak para programmer bilang kl lg pada suntuk… Oracle (dibaca Orakel, -red)… yang singkatannya Ora Kelar-kelar….. π
om Vavai..
mulai taon brapa kenal linux…???
pakenya distro apa om..??
@Hendra,
Mulai tahun 2002-an, pakai banyak distro tapi kebanyakan SUSE
Bang Vavai salam kenal di blognya, walaupun kita perna ketemu di Bebek Judes kartini di Acara TDA Bekasi, boleh berkunjung ke rumah Bang VAVAI di Bekasi
Salam Persahabatan
Hasani
nice story…
Good Jobs Bos !
Kisah sukses yang paling asik diceritakan ke orang lain itu ketika orang tersebut dimulai dari bawah hingga menuju kesuksesan. Saya juga ingin meningkat, dari punya satu outlet Cetak Spanduk di Jakarta, meningkat jadi punya outlet di luar jakarta bahkan satu pulau jawa. π