Saya pertama kali mendengar Lamina Pain & Spine Center saat mencari metode pengobatan syaraf kejepit dengan teknologi modern, dengan operasi bedah minimalis namun dengan potensi keberhasilan tinggi.
Lamina Pain & Spine Center adalah klinik yang memiliki spesialisasi dibidang pengobatan nyeri tulang belakang. Saat mendengar kata “klinik” mungkin yang terbayang adalah layanan kesehatan kecil yang bahkan mungkin lebih kecil dibandingkan dengan puskesmas. Padahal klinik Lamina ini memang spesialisasi di bidang tertentu saja, meski secara bangunan cukup besar dan teknologi yang digunakan adalah teknologi modern.
Awalnya saya menghubungi Lamina melalui telepon, kemudian dilanjut dengan komunikasi via WA. Saya juga dibantu oleh salah seorang team Human Capital & General Affair di Excellent yang menghubungi Lamina untuk keterangan lebih detail, karena kontak via telp/WA tidak langsung mendapatkan balasan.
Langkah awal setelah menghubungi Lamina adalah menjadwalkan sesi konsultasi. Saya membuat janji di hari Jumat, 1 Juli 2022 untuk schedule konsultasi di hari Sabtu, 2 Juli 2022. Kami mendapat giliran di pukul 14.00 WIB.
Karena lokasi Lamina di Warung Buncit Jakarta sedangkan kami posisi di Bekasi, saya mengecek jalur ke Google Maps dan perkiraan akan butuh waktu sekitar 1.5 jam perjalanan dari Bekasi ke Warung Buncit. Kami berangkat jam 12 siang dan sampai tepat waktu di lokasi.
Kami menunggu giliran cukup lama karena ada cukup banyak pasien yang juga memiliki agenda konsultasi.
Saat tiba giliran kami dan kami menyerahkan hasil berikut foto-foto MRI, dokter langsung berkata, “Wah, kalau seperti ini tidak ada opsi lain selain operasi. Tidak mempan pakai obat maupun fisioterapi, karena bantalan tulangnya sudah terlalu jauh keluar dan menekan syaraf. Fisioterapi maupun obat bisa mengurangi nyeri namun akan kembali kambuh kalau sumbernya tidak ditangani”
Jadi kesimpulannya memang harus operasi. Disini kami menanyakan beberapa hal detail terkait operasi : mulai dari resiko, tingkat keberhasilan, persiapan-persiapan hingga proses pemulihan. Dokter Rio dari Lamina menjawab secara detail untuk setiap pertanyaan kami. Dokter juga menjelaskan dari sisi agama, bahwa semua operasi selalu ada resiko dan tugas kita adalah berusaha dan berikhtiar sebaik mungkin, mengenai hasil akhir merupakan kehendak dari yang maha kuasa. Saya pribadi menghargai hal ini bukan sekedar karena terkait agama, melainkan karena sikap mental untuk sabar, ikhlas dan menerima kondisi adalah bagian penting dari keberhasilan sebuah operasi besar. Tanpa sikap sabar dan memahami bahwa semua yang dilakukan merupakan bagian dari proses ikhtiar, nanti bisa timbul keluhan atau penyesalan yang bisa mengganggu proses kesembuhan.




Setelah sesi konsultasi secara teknis dengan dokter Rio selesai dan kami keluar dari ruangan, dokter Mey dari Lamina melanjutkan penjelasan mengenai detail biaya, proses pendaftaran dan apa saja yang harus dipersiapkan, misalnya check lab, rontgen, PCR dan lain-lain.
Saat itu kami tidak langsung menjadwalkan schedule operasi, karena perlu berunding dengan keluarga, terutama dengan bapak mertua sebagai pasien. Kebetulan di hari Senin sudah ada beberapa jadwal operasi sehingga paling mungkin operasi dijadwalkan di hari Selasa, 5 Juli 2022 atau Rabu 6 Juli 2022.
Sebenarnya saat itu juga bisa langsung kami jadwalkan, namun karena latar belakang keluarga mertua dari keluarga Jawa yang memperhitungkan hari baik dan buruk, sempat ada pertimbangan untuk memilih di hari Rabu, bukan hari Selasa.
Sampai di rumah dan berunding dengan keluarga dengan mempertimbangkan segi baik dan buruknya tindakan yang akan dilakukan termasuk pertimbangan diatas, akhirnya diputuskan untuk mengambil operasi PSLD di Lamina dengan tidak menunda waktu. Dear Rey kemudian menghubungi dr Mey dan minta dijadwalkan operasi di hari Selasa, 5 Juli 2022.
Dr Mey kemudian meminta pasien untuk melakukan check lab (medical check up) dengan list pengecekan yang sudah disampaikan, termasuk rontgen dan PCR. Semua hasil tersebut harus sudah didapatkan paling lambat di hari Senin siang, karena hal tersebut akan menentukan keputusan dokter, apakah bisa melakukan tindakan operasi terhadap pasien di hari Selasa, 5 Juli 2022.
Alhamdulillah, hasil lab, rontgen dan PCR diterima sesuai jadwal meski prosesnya penuh perjuangan, karena dilakukan di akhir pekan dan dengan kondisi pasien kesakitan. Sebagian besar lab dan rumah sakit libur, sehingga untuk pengecekan lab dan rontgen dilakukan di Lab Parahita, namun masih kurang pengecekan elektrolit. Pengecekan EKG (jantung) ada di lantai 2 dan tidak ada lift, sehingga tidak memungkinkan karena bapak mertua tidak bisa naik melalui tangga.
Akhirnya melanjutkan pengecekan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Disini hanya bisa check eletrolit, karena PCR dan EKG libur. Agar bisa dapat hasil maksimal di hari Senin sesuai pesan dr Mey dari Lamina, akhirnya melakukan PCR di RS Siloam Bekasi Timur dan pengecekan EKG di RS Hermina.
Perjuangan sudah dialami sejak dari persiapan operasi
Di hari Selasa, 5 Juli 2022, persiapan dilakukan sedari pagi, karena pasien harus puasa minimal 6 jam. Karena tindakan operasi direncanakan pada pukul 14.00 WIB, kami harus tiba 2 jam sebelumnya karena akan ada persiapan pendahuluan. Jadi kami berangkat dari Bekasi pukul 10 pagi dan alhamdulillah tiba sesuai jadwal.
Pukul 12 proses persiapan tindakan operasi dilakukan. Saya bersama Dear Rey dan Yudhi (adik Dear Rey) menunggu proses tindakan yang dilakukan di lantai 3 klinik Lamina. Pasien diminta shalat Dzuhur sebelum tindakan, karena proses tindakan bisa melewati waktu Dzuhur.
Untuk biaya operasi berkisar di angka 90 juta rupiah. Untuk memastikan jadwal operasi bisa mengirimkan DP sekitar 25%, sedangkan sisanya dibayarkan sebelum tindakan operasi dilakukan. Ada beberapa layanan asuransi yang bisa mengcover tindakan operasi seperti ini, bagi yang memiliki asuransi kesehatan bisa berkonsultasi pada pihak asuransi apakah tindakan ini bisa dicover atau tidak.
Proses tindakan operasi memakan waktu sekitar 1-1.5 jam. Setelah tindakan operasi selesai, ada masa observasi sekitar 30 menit, setelah itu pasien boleh ditemani 1 orang.
Dear Rey masuk menemani sekaligus membantu bapak mertua makan, karena sebelumnya sempat berpuasa sejak pagi. Setelah masa observasi selesai, kami kemudian pulang menjelang sore. Kami pulang dengan kendaraan sendiri meski ada opsi pulang menggunakan ambulan. Keputusan untuk pulang dengan mobil pribadi agak beresiko karena pasien tidak bisa posisi rebah full, berbeda dengan posisi diambulan yang posisinya bisa tidur full. Keputusan ini diambil karena bapak mertua nggak mau pulang menggunakan ambulan, “Takut bikin cemas dan kaget orang rumah…”, katanya. Mungkin khawatir berangkat sehat dengan mobil pribadi kok pulang naik ambulan, kesannya seperti kondisinya jadi gawat.
Bapak mertua saat itu masih terpengaruh obat bius (bius lokal, namun pasien ditidurkan selama tindakan operasi), jadi sempat tidak sadar saat makan maupun turun dari lantai 3 menggunakan kursi roda. Dear Rey sempat cerita bahwa bapak mertua menyangka kalau ia makan di food court Summarecon Mall Bekasi, hehehe..
Kami tiba di rumah markas Excellent DJ sekitar waktu Isya. Saat turun dari mobil, prosesnya pelan-pelan sekali. Keluarga di rumah sempat bengong saat bapak mertua yang biasanya jalan membungkuk menahan sakit dan nyeri karena syaraf kejepit (pernah sampai merangkak karena menahan sakit saat berjalan), tiba-tiba turun dari mobil dan berjalan tegak masuk ke dalam rumah.
Sampai di rumah dan istirahat tiduran beberapa saat, tak lama Dear Rey dipanggil kedalam. Saya sempat khawatir takut ada apa-apa namun ternyata bapak mertua malah bercerita bahwa ia pikir makan di Summarecon Mall Bekasi dan juga bertanya, siapa yang membantu saat turun dari lantai 3 dan kemudian masuk ke mobil.
Saat ditanyakan apakah masih terasa sakit nyeri seperti sebelumnya dan apakah bekas operasi terasa sakit, jawaban dari bapak mertua bahwa nyeri syaraf kejepit sudah hilang sama sekali dan kalaupun masih pelan-pelan jalan, itu karena menjaga jangan sampai terlalu bersemangat setelah tidak merasakan nyeri. Istilahnya di eman-eman, supaya nggak grusa-grusu.
Selama hampir 2 minggu, yang dilakukan oleh bapak mertua adalah istirahat sesuai anjuran dokter, pakai korset selagi aktivitas (kecuali makan dan tidur), jangan naik tangga dan jangan melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat atau membungkuk yang berpotensi bisa berpengaruh ke kondisi bekas operasi.
Hari Selasa pekan lalu, bapak mertua melakukan kontrol pasca operasi. Hasilnya sudah baik, bekas operasi juga sudah kering. Dokter dari Lamina merekomendasikan untuk menjalankan proses fisioterapi pasca operasi, untuk mengembalikan kondisi dan membiasakan badan ke kondisi sebelum sakit.
Secara kesimpulan, proses tindakan operasi endoskopi PSLD untuk mengatasi nyeri syaraf kejepit berjalan dengan lancar sesuai harapan. Alhamdulillah.