Pencapaian Target Kecil : QS Abasa
Setelah beberapa waktu mencicil hapalan QS Abasa, akhirnya saya bisa menghapalkannya di akhir minggu ketiga bulan Februari 2023.
QS Abasa adalah surat ke-80 dalam Al Qur’an. Terdiri dari 42 ayat. Saya mulai menghapalnya di awal bulan Februari 2023, mencicilnya 1–2 ayat per hari. Sambil menghapal, saya juga membaca terjemahan arti dan maksudnya.
QS Abasa ini istimewa karena isinya berupa teguran dari Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Latar belakang turunnya surat ini adalah karena nabi Muhammad yang lebih memprioritaskan para pemuka (pejabat) suku Quraisy dibandingkan dengan orang biasa yang kebetulan tuna netra.
Dalam riwayat disampaikan : “Rasulullah sedang bertemu dengan beberapa orang terkemuka Quraisy (Utbah bin Rabi’ah, Abu Jahal bin Hisyam, Abbas bin Abdul Muthalib) untuk menjelaskan Islam kepada mereka. Saat itu, masuklah seorang laki-laki buta, Abdullah bin Ummi-Maktum. Dia masuk ke dalam ruangan dengan tangan meraba-raba. Orang buta itu memohon kepada Nabi agar diajarkannya beberapa ayat Al Quran. Mungkin karena terganggu dengan kehadiran orang buta tersebut, Nabi Muhammad terlihat bermuka masam. Permintaan orang buta tersebut tidak dihiraukan oleh Nabi Muhammad. Ia tetap melanjutkan pembahasan dengan para pemuka Quraisy.
Setelah pertemuan selesai, Rasulullah pulang. Lalu turunlah ayat ini, “Dia bermuka masam dan berpaling”. Setelah ayat itu turun, sadarlah Rasulullah akan kekhilafannya itu.
Kita bisa bayangkan Rasulullah saja mendapat teguran karena menganggap beberapa kelompok orang lebih istimewa dibandingkan orang lain. Sikap yang masuk akal sebenarnya, karena kalau kita mengadakan acara dan saat itu ada tamu pejabat, kemungkinan sikap kita juga lebih memprioritaskan pejabat itu dibandingkan dengan tamu lain dari orang kebanyakan.
Saya biasanya mencicil hapalan di waktu pagi setelah mengantar puteri bungsu saya Vivian ke sekolah. Sebelum berangkat ke markas Excellent, saya mampir ke masjid Al Azhar.
Biasanya saya menghapal 1–2 ayat tergantung tingkat kesulitannya. Ada yang beberapa ayat bisa langsung hapal, ada juga yang satu ayat bisa berhari-hari baru hapal.
Saat pagi dihapalkan saya langsung hapal, namun saat siang menjelang shalat dzuhur saya lupa lagi, hehehe.. Kadang bahkan saya sudah hapal ayatnya saat di masjid, eh begitu jalan ke parkiran dan membuka pintu bumble bee, saya lupa lagi ayatnya.
Saya biasanya mengulang hapalan tiap selesai waktu shalat. Kadang setelah dzuhur, kadang sebelum atau sesudah Ashar. Terakhir saya mencoba hapalan lagi setelah shalat Isya atau setelah selesai kuliah di waktu malam.
Ada beberapa ayat dalam surat ini yang mudah dihapal, misalnya ayat ke 34 sampai dengan 36 :
يَوۡمَ يَفِرُّ الۡمَرۡءُ مِنۡ اَخِيۡهِ
وَاُمِّهٖ وَاَبِيۡهِ
وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيۡهِؕ
Selain karena ayatnya pendek, isinya juga mirip seperti puisi.
Yauma yafir-rul mar-u min akhiih
Wa ummihii wa abiih
Wa sahi batihii wa baniih.
Pada hari itu manusia lari dari saudaranya,
Dari ibu dan bapaknya,
Dari isteri dan anak-anaknya
Baris-baris itu bercerita mengenai situasi saat hari kiamat. Deretan ayat seperti itu biasanya mudah dihapal karena berurutan dan berakhiran yang sama. Apalagi ada kata-kata yang sering di dengar, seperti : akhi, umi, abi, sohib dan bani. Saudara, ibu, bapak, sohib dan keturunan. Saya pikir tadinya sohib itu teman, ternyata صَاحِبَتِهٖ dalam ayat ini maksudnya isteri/pasangan hidup.
Saya terus terang sungkan cerita mengenai hal seperti ini karena lah hapal 1 ayat per hari saja sudah nulis di medsos. Lah hapal satu surat sebulan saja sudah nulis di FB. Lah kok nulis soal agama saja di FB, padahal itu kan lebih ke urusan privat.
Ini saya tulis bukan karena sebab diatas. Kan nggak mungkin juga pamer hapal surat atau ayat karena anak-anak kecil malah sudah hapal beberapa juz dalam waktu singkat. Ini lebih pada cerita mengenai pengalaman.
Saya memutuskan untuk mencoba menghapalkan surat pendek juz 30 supaya di Ramadhan kali ini bacaan saat shalat bisa bervariasi. Masya sudah bertahun-tahun saya membaca surat itu-itu juga. Kalau kata orang Betawi, kok tiap shalat bacanya kul lagi kul lagi (An Nas, Al Falaq, Al Ikhlas, awalan tiap surat diawali dengan kata “kul”).
Saya hapal surat al A’la karena dulu sering dibaca Imam saat shalat Jumat. Kemudian lanjut ke surat al ghasiyyah karena itu pasangan surat Al A’la saat dibaca imam shalat Jumat. Setelah itu saya hapal beberapa surat lain karena sering mendengarkan murottal saat menyetir menuju markas Excellent.
Baru belakangan saya mulai menghapal lebih intensif, meski hanya beberapa ayat per hari. Saya mulai menghapal berbarengan dengan Vivian mulai bersekolah di SMP dan saya mulai masuk kuliah program S2. Karena bolak balik mengantar menggunakan bumble bee, saya jadi punya waktu luang saat perjalanan dari dan menuju kantor.
Apa benefitnya. Saya cerita ke Vivian, sepertinya ada relasi antara hapalan Al Qur’an yang dijalani dengan kemudahan saya mengikuti kuliah. Saya mengibaratkan hapalan ini seperti lem. Jadi semakin saya banyak menghapal, lem-nya semakin banyak. Karena itu, saya mendapat benefit lain berupa kemudahan menangkap pembelajaran saat kuliah.
Saya tidak katakan saya jago banget di kuliah yang saya ikuti. Anggaplah rata-rata kebanyakan dan ini sudah merupakan hal yang saya syukuri karena saat pertama niatan ambil kuliah S2, saya sempat ragu apakah kira-kira saya bisa mengikutinya atau tidak.
Rutinitas hapalan ini juga membawa dampak ke rutinitas lain. Misalnya ke puasa Daud (alternate-day /intermittent fasting), olah raga, belajar programming, belajar data science, menulis blog dan mengembangkan usaha di Excellent, Aktiva dan Zeze Zahra.
Saya ingat bahwa saya lebih cocok dengan model pembiasaan rutin. Menabung secara rutin tiap hari atau tiap minggu atau tiap bulan meski dalam jumlah kecil lebih cocok bagi saya dibanding menabung sekaligus nominal besar tapi di waktu tertentu saja.
Olah raga maupun puasa yang saya jalani juga cocok buat saya karena sifatnya rutin. Otomatis jadi kebiasaan dan gaya hidup, sehingga saya tidak merasa berat menjalaninya.
Pada akhirnya, apapun yang kita lakukan dan kita ikhtiarkan, harapannya bisa membawa dampak kebaikan bukan hanya pada kita dan keluarga, namun juga pada masyarakat di lingkungan kita.
Mudah-mudahan sebelum Ramadhan tahun ini saya bisa hapal keseluruhan juz 30. Masih kurang 2 surat di akhir (atau awal) yaitu an naziat dan an naba serta beberapa surat di tenga seperti al bayyinah.
Semoga rekan-rekan yang punya niatan sama bisa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam prosesnya. Aamiiin.