Penanaman Padi Sistem Organik

Mulai musim tanam kali ini, Zeze Zahra melakukan penanaman padi dengan pola organik. Yang dijadikan sebagai ujicoba adalah dua petak sawah di pekarangan rumah kabin Zeze Zahra.

Dua petak sawah di pekarangan rumah kabin dipilih karena letaknya yang dekat dengan rumah sehingga mudah diawasi. Apalagi kedua sawah ini memiliki saluran air yang cukup representatif dan bisa mudah memasukkan maupun mengeluarkan air.

Berikut adalah SOP (Standard Operational Procedure) atau tata laksana penanaman padi dengan cara organik mengikuti pola BSM (Bayu Sehat Mandiri) :

0 HST: Setelah digaru, semprot dengan pembenah tanah dosis 250 ml untuk 1 tangki.

H+3: Tabur dengan kompos padat setelah itu baru bisa ditanam (50 karung per hektar).

H+5 sampai H+7: Kocor dengan urea cair, 1 liter urea dibandingkan dengan 10 liter air.

H+20 sampai H+25: Kocor dengan urea cair dosis kedua, perbandingan 1:10 (1 hektar membutuhkan 25 liter).

H+30: Semprot dengan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), insektisida, dan fungisida dengan dosis 250 ml per tangki.

Baik urea cair maupun ZPT merupakan pupuk organik cair buatan sendiri dari bahan kotoran hewan dan daun-daun atau bahan organik lainnya.

Implementasi pola tanam padi organik di Zeze Zahra ini agak terhambat. Seharusnya H+5 sd H+7 sudah ada pengocoran urea cair, namun karena kurang koordinasi sehingga pengocoran urea cair baru dilakukan setelah 2 minggu penanaman.

Hambatan kedua adalah jenis padi. ini adalah pengalaman pertama Zeze Zahra dalam menerapkan pola organik. Karena ada potensi hasil panen yang berkurang, seharusnya yang ditanam adalah padi jenis premium seperti Mentik susu wangi, Pandan Wangi, Japonica dan lain-lain. Untuk kali ini yang ditanam adalah jenis Inpari.

Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih lancar dan teratur sehingga hasilnya bisa maksimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *