Pemanis Buatan, Kadar Garam dan Pengajian

Di lingkungan rumah tinggal orang tua saya di Tambun maupun di lingkungan sekitar rumah kabin Zeze Zahra di Batujaya Karawang, saya menemukaan kenyataan hidup yang hampir mirip. Banyak warga yang mengalami sakit diabetes, darah tinggi dan stroke.
Kehidupan yang tidak mudah membuat hal tersebut lebih menyesakkan. Uang pendapatan sehari-hari yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan kebutuhan pokok dan pendidikan jadi tersedot untuk biaya pengobatan.
Pola hidup sehat mungkin jarang menjadi pertimbangan. Kita saja yang mungkin bekerja rutin setiap hari kerap mengabaikan pola hidup sehat, apalagi bagi keluarga yang memiliki sedikit pilihan, hanya bisa makan apa yang tersedia.
Itu sebabnya jadi banyak yang mengulang siklus yang sama dari waktu ke waktu. Jadi turun temurun. Sekolah sampai tingkat SLTA saja atau bahkan lebih rendah, kemudian bekerja sebagai buruh atau bekerja serabutan, berkeluarga dan mengulang siklus yang sama. Hanya sedikit yang bisa keluar dari lingkaran tersebut.

Saat menghadiri pemakaman salah satu warga yang berpulang karena sakit, saya bicara ke adik saya Mardalih yang mengurus Yayasan Ultima Insani Madania. Saya sampaikan padanya bahwa ada baiknya yayasan menjalankan program tambahan, misalnya membantu keluarga yang terkena musibah. Memfasilitasi pembelian kain kafan, membantu proses penggalian kubur hingga membantu hal lain terkait pemakaman.
Karena pernah mengalami sendiri kehilangan anggota keluarga, saya merasakan bahwa jika terkena musibah kadang kita sulit berpikir dengan jernih. Bantuan dari orang lain untuk mengurus hal tersebut tentu akan sangat meringankan beban keluarga yang terkena musibah.
Di perkotaan dan di perumahan, biasanya sudah ada lembaga keagamaan atau yayasan yang mengurus hal tersebut, namun di perkampungan seperti di tempat tinggal keluarga di Tambun Bekasi dan di Batujaya Karawang, proses itu masih mengandalkan gotong royong keluarga dan warga sekitar.
Yayasan Ultima Insani Madania merupakan yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Dibiayai dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT Excellent Infotama Kreasindo dan PT Aktiva Kreasi Investama dan dari donasi individu warga masyarakat.
Sesuai misinya, saya berharap yayasan Ultima bisa menjadi pihak yang memberdayakan masyarakat baik terkait pengurusan bagi yang berduka cita maupun dalam bentuk edukasi.
Setiap malam biasanya ada pengajian anak-anak dan setiap minggu ada pengajian ibu-ibu. Saya mengusulkan pada pengurus agar 1x dalam sebulan, ada sisipan di pengajian ibu-ibu, berupa edukasi dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan) mengenai pola hidup sehat. Misalnya mengenai saran menghindari minuman dengan pemanis buatan, mengurangi konsumsi gula maupun garam.
Ada beberapa rekan saya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan dan saya bisa minta bantuannya untuk memberikan edukasi dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti.
Selain edukasi ke ibu-ibu, hal yang mirip nantinya dilakukan juga terhadap anak-anak. Agar ada kesinambungan pemahaman dan ada inisiatif untuk mulai hal yang benar. Meski mungkin hasilnya belum signifikan, saya berharap apa yang dilakukan bisa membekas dan bisa membawa dampak berkelanjutan.
Sama seperti saat membangun Excellent maupun rumah kabin Zeze Zahra, saya tidak tahu apakah inisiatif ini bisa berkembang ke arah yang lebih luas atau tidak, namun bagi saya sepanjang hal itu baik untuk dilakukan, ya dilakukan saja. Nanti sambil belajar dari pihak lain yang sudah berpengalaman dan sekaligus mereview apa yang sudah dilakukan.
Sumber gambar : Tien Vu (Pixabay)