Pekerjaan Bisa Membunuhmu…

2 pekan yang lalu, saya meluncur ke Pekanbaru Riau untuk melakukan pekerjaan setup server dan storage untuk Virtualization. Saya berangkat di hari Minggu, 19 Oktober 2014 bersama My Dear Rey. 2 hari sebelumnya, saya mengatur perjalanan 2 orang team Excellent yang berangkat ke Semarang untuk pekerjaan setup server di klien Excellent. Persiapannya memakan waktu karena pekan tersebut saya masih beberapa kali mondar-mandir ke Jakarta dan Bandung untuk melakukan pekerjaan di salah satu bank swasta dan BUMN besar, ditambah dengan persiapan pembuatan proposal teknis untuk tender sistem server klien pemerintahan di Jakarta Selatan.

Kami berangkat ke Pekanbaru dengan hati yang kurang lepas dan lapang, karena 2 hari sebelum berangkat  bapak mertua sempat masuk rumah sakit karena ada keluhan di ginjal, kata dokter kemungkinan karena ada batu ginjal. Jika kami berangkat berdua, tentunya Zeze Vavai dan Vivian akan diasuh oleh bapak dan ibu mertua, yang saat itu sedang dalam kondisi sakit.

Akhirnya memang kami jadi berangkat ke Pekanbaru, karena kondisi bapak mertua sudah berangsur membaik. Kami tiba di Pekanbaru hari Minggu sore, Maghrib tepatnya. Sempat makan berdua di bandara, kami bisa beristirahat dengan nyaman di hotel Pangeran di Pekanbaru.

Pekerjaan setting server dan storage berjalan relatif lancar, meski sempat ada kendala setting akibat adanya perbedaan rule dan setting iSCSI CHAP di  salah satu storage. Karena pekerjaan berlangsung dari pagi hingga sore, niat Dear Rey jalan-jalan ke Pasar Bawah dan memanjakan diri di salon di Pekanbaru jadi batal dilakukan. Berangkat dari hotel pagi, kami kembali ke hotel menjelang maghrib. 2 hari berturut-turut.

vavai-dear-rey-riau2 vavai-dear-rey-riau1

Hari Selasa malam kami bertemu dengan teman-teman di Pekanbaru dan berbincang-bincang mengenai berbagai hal dan baru kembali ke hotel sekitar pukul 10 malam. Sampai di kamar hotel, saya sudah ditunggu pekerjaan menyiapkan materi presentasi untuk 2 klien, yang sayangnya tidak bisa saya delegasikan ke team saya karena materinya diluar penguasaan mereka.

Karena kurang istirahat, makan tidak terkontrol dan banyak makan anggur (lho 🙂 ), saya merasa agak demam dan radang, namun pekerjaan masih berlanjut 😀

Hari Rabu sekitar pukul 10.00 WIB kami berangkat pulang dari Pekanbaru. Take off sekitar Pkl. 11.00 WIB, tiba di Jakarta sekitar pkl 13.00 WIB dan setelah menunggu beberapa saat, kami bisa meninggalkan bandara via bus Damri sekitar pkl. 14.00 WIB. Kami tiba di Bekasi menjelang pukul 16.00 WIB, dijemput oleh Zeze Vavai dan Vivian di terminal bus Damri Kayuringin Bekasi.

Kami makan bersama di Rumah Makan Ponyo di sekitar jalan Kemakmuran Margajaya Bekasi. Setelah berdiskusi mengenai keluhan sakit bapak mertua yang intermittent (kalau siang merasa baikan namun menjelang malam tiba-tiba demam hingga menggigil), akhirnya diputuskan sore itu juga bapak mertua check up di RS Hermina. Saya pulang naik taksi bersama Zeze Vavai untuk beristirahat karena besok harus berangkat ke Tangerang untuk presentasi mengenai virtualization technology di salah satu acara team IT sebuah kementerian.

Ternyata berdasarkan hasil pengecekan dokter, bapak mertua diputuskan untuk rawat inap dan ada kemungkinan perlu operasi. Karena perlu berdiskusi lebih lanjut, rencananya rawat inap baru dilakukan hari Kamis malam.

Hari Kamis pagi, saya bersama salah satu staff dan driver berangkat ke Tangerang untuk melakukan presentasi. Acara selesai menjelang sore, sekitar pkl. 16.00 WIB dan saya langsung ke rumah sakit menjenguk bapak mertua yang rencananya akan operasi hari Jum’at sore. Saya jadi tambah bingung karena rencananya hari Jum’at saya ada kunjungan ke klien di Jakarta Selatan terkait kick off meeting setelah menjadi pemenang tender. Untuk presentasi ini juga agak sulit saya delegasikan karena staff senior Excellent sedang saya kirim ke Bandung dan baru kembali Jum’at malam. Schedule ulang juga sulit dilakukan karena perlu mengumpulkan pihak-pihak vendor terkait lainnya.

insight

Setelah berdiskusi dengan My Dear Rey, akhirnya untuk besok pagi saya tetap berangkat ke klien bersama dengan salah satu staff Excellent. Ada 2 agenda yang dilakukan. Pertama kunjungan ke klien internet provider di daerah Kebagusan Jakarta Selatan dan kemudian selepas shalat Jum’at, kunjungan kick off meeting di klien lembaga pemerintah di daerah Pasar Minggu.  Selepas Jum’at, staff yang menemani saya merasa kurang sehat dan akhirnya pulang lebih dulu sehingga saya berangkat ke klien kedua sendirian.

Selepas meeting, saya kembali ke Bekasi dan langsung ke rumah sakit, mengunjungi bapak mertua yang baru selesai operasi. Operasi berjalan lancar namun proses pemulihannya membutuhkan waktu. Minimal rawat inap selama 5 hari ditambah nantinya kunjungan rutin selama beberapa bulan.

Karena badan rasanya kurang fit, saya kembali ke rumah dan baru akan menunggui bapak mertua di hari Sabtu malam. Saya memanggil keponakan dari Tambun untuk menemani saya di rumah sakit, minimal bisa saya minta bolak-balik membelikan keperluan jika ada kebutuhan.

Hari Minggu siang saya kembali ke rumah dengan badan yang semakin tidak fit. Setelah periksa ke dokter, saya beristirahat di rumah sambil berpikir : “Ini yang disebut ‘Pekerjaan bisa membunuhmu’…”

Kalau dipikir-pikir, sedemikian sibuknya saya sebenarnya karena ciptaan saya sendiri. Maksudnya, sedemikian sibuk dan padatnya jadwal dan agenda pekerjaan saya karena saya sendiri yang menciptakannya demikian. Agenda-agenda meeting, presentasi dan lain-lain diset padat day-to-day. Saya tentu saja memahami pentingnya delegasi pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan bisa saya delegasikan.

Pekerjaan presentasi dan pertemuan serah terima pekerjaan misalnya, biasanya membutuhkan kehadiran dan approval saya. Saya berusaha sedapat mungkin mendelegasikan wewenang saya namun mau tidak mau memang ada pekerjaan yang mesti saya kerjakan.

Kesulitan lain adalah kekurangmampuan saya menolak permintaan. Karena merasa tidak enak jika mengecewakan klien, saya berusaha memenuhi permintaan mereka meski dengan tenggat waktu dan schedule yang cukup ketat. Padahal, semestinya saya bisa menegosiasikan tenggat dan schedule tersebut, dan jika perlu menolaknya jika memang pekerjaan tersebut akan menyiksa saya dan team Excellent 😀

Berusaha tidak mengecewakan klien memang baik tapi membuat saya dan team kelimpungan memenuhi permintaan klien juga tentunya bukan keputusan yang bijak dan saya sudah merasakan akibatnya.

Berpikir demikian, akhirnya saya melakukan negosiasi reschedule ke beberapa klien dan jika memang mereka agak sulit terkait tenggat waktu mereka, saya menyampaikan bahwa kelihatannya agak sulit bagi Excellent untuk memenuhi ekspektasi klien. Saya tidak ingin klien justru lebih kecewa karena performa saya dan team Excellent jadi memburuk gara-gara berusaha memenuhi permintaan klien itu sendiri.

Ini juga pembelajaran berharga buat saya pribadi. Saya sering mengatakan, “Hidup kita milik kita, susah maupun senang, kita juga yang menjalaninya”, tapi saya sendiri yang merasakan susahnya, hehehe…

happy

Hari Senin pagi, 27 Oktober 2014, saya bilang pada seluruh team Excellent bahwa kemungkinan besar Excellent akan melakukan moratorium pekerjaan di November dan Desember 2014. Schedule pekerjaan akan dicheck dan direview ulang. Pekerjaan yang masih tertunda diselesaikan. Jika perlu penuntasan pekerjaan yang tertunda dilakukan diluar kota bersamaan dengan brainstorming agar bisa sekalian refreshing (Refreshing saja masih mikir kerja 😛 ). Mungkin keputusan ini terlambat dilakukan namun dalam case yang saya alami, terlambat masih cukup baik dibandingkan jika saya  terus tenggelam kedalam kesibukan.

Apakah ini berarti wirausaha justru membebani si wirausahawan? Ya tentu saja tidak. Case yang saya alami ini karena kekurangan saya dalam melakukan manajemen waktu dan pribadi. Kekurangmampuan saya dalam mengelola pekerjaan. Bagian dari pembelajaran sih. Saya tidak terlalu memikirkan apakah ini karena saya berkutat pada kuadran XX menurut teorema Kiyosaki. Memikirkan kuadran malah membuat hidup saya yang semestinya sederhana jadi tidak sederhana 😀

3 thoughts on “Pekerjaan Bisa Membunuhmu…

  1. Sharing yg bermanfaat mas Vavai. Pernah mendengar dan membaca ada ungkapan : klien / orang lain tidak begitu perduli seberapa cepat sebuah pekerjaan bisa diselesaikan, tapi fokus mereka adalah sebaik apa pekerjaan bisa diselesaikan.
    Kalau pekerjaan bisa bagus maka mereka akan memiliki kesan yg baik juga.
    Dengan perenungan dari pengalaman memang kendali tetap di diri kita.
    Thx.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.