Mengapa Menanam Pisang?

Mengapa kepikiran menanam pisang? Mengapa orang IT nyasar menanam pisang? Sudah habis-habisan atau sudah putus asa?

Lho, apa salahnya menanam pisang? Kan saya memang suka buah pisang. Salah satu buah eksotis. Sampai dijadikan perlambang dalam pernikahan. Filosofinya, pohon pisang itu setia, berbuah sekali kemudian mati. Demikian halnya dengan cinta dalam pernikahan. Tsahelah, ngomongin pisang pagi-pagi jadi nyasar kemana-mana, hehehe…

Pisang itu bibitnya bisa diambil dari anakan tanaman yang sudah ada. Berbeda dengan padi atau jagung yang sekali dipanen kemudian harus siapkan bibit lagi.

Satu tandan pisang rata-rata bisa 7-8 sisir, bahkan bisa ada yang lebih dari 10 sisir seperti pada pisang ambon foto pertama. Jika satu sisirnya dijual seharga 10 ribu rupiah saja, maka bisa mendapatkan 100 ribu rupiah dari 1 tandan pohon pisang.

Jika harga tanah di kampung atau di lokasi kebun per meter 200 ribu rupiah, maka 2x panen pisang sudah break even point alias sudah impas.

Apakah semudah itu? Ya nggak mudah-mudah amat. Kan tidak mudah juga menjual pisang, apalagi dalam jumlah banyak. Harganya juga bisa fluktuatif. Meski demikian, menanam pisang tetap bisa menjadi potensi yang menguntungkan daripada lahannya terlantar ditumbuhi alang-alang dan semak belukar.

Jika kita kerap stress pada tekanan pekerjaan, mungkin menanam pisang bisa menjadi salah satu tips untuk melepaskan stress itu. Tapi awas, jangan sampai malah tambah stress karena pohon pisangnya kena penyakit atau punya banyak pisang tapi bingung menjualnya 🤭😃

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.