Mengapa harus Resign dari Kantor?
2 hari yang lalu isteri bercerita tentang seorang rekan kerjanya yang heran saat mendengar cerita bahwa saya hendak resign. Saya memang akan mengundurkan diri dari pekerjaan per akhir Desember 2010 dan kemudian berniat single fighter alias terjun berwirausaha. Ia menyayangkan keputusan saya karena dianggap beresiko. Ada juga rekan lain yang menyangka saya mengambil keputusan drastis terburu-buru.
Padahal, saya bukan tanpa persiapan sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Pengajuan surat pengunduran diripun bukan mendadak beberapa hari yang lalu melainkan sejak awal bulan Juli 2010.
Berikut adalah beberapa pertimbangan saya, yang mungkin bisa bermanfaat buat rekan-rekan lain sebagai materi review internal :
- Lelah. Saya terlalu lelah bekerja secara monoton, berangkat pagi pulang sore, dengan lama perjalanan antara 3-4 jam PP. Saya merasa terlalu banyak waktu yang terbuang dijalan. Istilah kasarnya, semakin lama saya merasa bisa semakin tua di jalan 🙂 . Jika dihitung secara komprehensif, biaya yang saya keluarkan untuk transportasi (termasuk waktu yang terbuang dan efektifitas waktu) bisa mencapai 15-25% dari gaji bulanan.
`
Bekerja secara pribadi tentu saja tidak menafikan pemborosan seperti ini, hanya saja saya bisa lebih leluasa mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan saya. Memang membutuhkan disiplin pribadi, namun bekerja di kantorpun membutuhkan disiplin yang sama, jadi saya menerimanya sebagai suatu keharusan jika ingin sukses. - Tidak Fokus. Semenjak mengembangkan Excellent Infotama Kreasindo, waktu saya terpecah dua dan ini tidak fair bagi perusahaan yang mempekerjakan saya. Bagaimana mungkin saya bisa senang menerima gaji jika perhatian dan pekerjaan saya tidak fokus pada pekerjaan kantor.
`
Selain hal diatas, saya akan terlalu banyak ambil cuti/izin mengingat semakin lama semakin banyak jumlah klien yang saya tangani. Ini akan membuat saya semakin tidak fair pada perusahaan tempat saya bekerja.
`
Selain merugikan perusahaan tempat bekerja, dual fokus akan membuat saya tidak bisa secara total memberikan support bagi perusahaan klien. Meski sudah memiliki beberapa tenaga support, adakalanya kehadiran saya diperlukan, terutama untuk urusan yang sifatnya berupa presentasi, kontrak dan diskusi implementasi secara detail. - Besaran Penghasilan. Keinginan untuk wirausaha sebenarnya sudah ada sejak beberapa waktu lalu, hanya saja keinginan itu timbul tenggelam seiring berjalannya waktu. Jika belakangan ini saya membulatkan niat, ini atas beberapa pertimbangan setelah saya mulai fokus dibidang usaha, utamanya dalam hal finansial. Jika dilihat secara summary bulanan untuk 1 tahun terakhir, penghasilan dari usaha sudah mencapai tingkat pengganti untuk gaji bulanan yang biasa saya terima.
- Kesehatan. Bekerja di kantor sukses membuat saya menaikkan berat badan hingga ke tingkat yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dengan tinggi badan hanya 167 cm, berat badan 70-75 Kg membuat saya tidak lagi selincah dulu semasa kuliah dan awal bekerja; saat berat badan saya masih 50-55 Kg 🙂 .
`
Hal yang mengagetkan adalah, kini secara rutin ada beberapa helai rambut saya yang warnanya berubah menjadi putih. Saya beruban ?? Tidak banyak jumlahnya, hanya berkisar antara 1-4 helai namun saya merasa ada kondisi yang salah sehingga rambut saya berubah warna. Kalau hanya sekali-kalinya, saya bisa berasumsi karena pengaruh minyak rambut atau makanan, tapi kalau rutin ada, mungkin bisa jadi indikasi awal masalah kesehatan.
`
Mungkin terlalu banyak berpikir, mungkin juga karena pressure pekerjaan, kesimpulannya saya mesti rehat dari rutinitas. - Mengerjakan Pekerjaan Sesuai Keinginan. Awal bekerja di perusahaan di tahun 1995, saya selalu bilang pada sanak family bahwa saya satu-satunya anak orang tua saya yang tidak berminat bekerja wirausaha. Kedua orang tua saya wirausaha, demikian juga beberapa saudara kandung saya, hanya saya yang bekerja dari perusahaan ke perusahaan.
`
Setelah mengembangkan Excellent, saya merasa enjoy dan menikmati keseharian saya. Mengajar training, memberikan konsultasi maupun melakukan implementasi memang tidak selalu mudah, namun saya menikmatinya sebagai hobby. Namanya hobby, adanya masalah saat melakukan pekerjaan saya anggap dan saya rasakan sebagai suatu tambahan pengetahuan dan tantangan.
`
Hal ini tidak berarti bahwa pekerjaan saya sekarang tidak memiliki tantangan. Situasinya menjadi berbeda karena cara pandang pribadi saya. Bekerja di kantor tentu harus mengikuti pakem dan aturan yang sudah ditentukan oleh perusahaan, tidak bisa 100% sesuai keinginan.
Saya share beberapa pertimbangan diatas di blog sebagai catatan pribadi, mungkin bisa bermanfaat buat rekan yang lain. Mengingat blog ini saya jadikan catatan keseharian dan perjalanan hidup, saya tentu belum tahu apakah keputusan saya ini sudah tepat atau belum.
Jalan yang saya tempuh mungkin sulit dan berliku, tidak seindah bayangan awal, namun namanya spekulasi, saya ambil spekulasi itu dengan persiapan dan pertimbangan, soal hasilnya saya serahkan pada waktu untuk menjawabnya.
Saya kutipkan salah satu bait puisi favorit saya, Toto ST Radik, Balada Si Roy, “Telegram” :
Jalannya berkelok dan mendaki
Siapa menanti tak pernah kutahu
Sunyiku pun kekal: menjajah diri
Dan angin pun gelisah menderu
Ah, ingin aku istirahat dari mimpi
Namun selalu kudengar ia menyeru
Tentang jejak di tanah berdebu
Diam-diam aku pun berangkat pergi
*****
Pertamax 😀
Saya dukung Mas Vavai… Saya pun memiliki alasan yg hampir sama dg mas untuk Resign dari Kantor… Yakinlah dari 10 pintu rezeki, 9 diantaranya dari perniagaan alias bisnis…
Sekalian ikut gabung juga mas ke TDA Bekasi biar makin mantabz…
Maju Terus Entrepreneur Indonesia 🙂
Salam,
Didin
Salam.
Keputusan yang harus didukung.
Tinggal kapan mau gabung TDA mas.
Salam Sehati
Sebuah keputusan yg tidak mudah ketika kita berada di persimpangan. Tapi apapun keputusan apapun yang diambil, semoga itu merupakan keputusan yang terbaik. saya ikut mendoakan semoga sukses dan memberikan kebahagiaan.
btw dengan semakin banyaknya waktu efektif, semakin banyak waktu untuk ikut mengembangkan beblog.
Salam
ralat:
btw dengan semakin banyaknya waktu efektif, semoga semakin banyak waktu untuk ikut mengembangkan beblog.
Wew selamat menempuh jalan baru bos…, semoga sukses selalu…
btw itu foto lapangan yang didekat rumah ya? 😀
kok sepi?persaan dulu waktu saya kesana banyak yang jogging… 😀
Kang Vavai, saya sangat terinspirasi dengan posting ini. Moga2 kelak saya juga bisa mengikuti jejak cahaya Kang Vavai ini.
Selamat yaa…
Puisinya Toto S Radik, keren banget!
@McDin,
Terima kasih mas. Untuk urusan bisnis online saya belajar banyak pada McDin.
@Eshape,
Thanks mas, dalam bulan-bulan ini saya gabung ke TDA, semoga nggak dibanned, hehehe…
@Aris Heru,
Siap pak boss. Maaf kalau belum banyak kontribusi ke beblog
@Supriyadi,
Benar mas, lapangan Blok B Duren Jaya. Saya ambil foto pas sepi, pas jalan-jalan dengan Zeze Vavai dan Vivian, sengaja yang lain saya suruh menyingkir, hehehe…
@Amriltg,
saya malah belajar banyak pada papa sitter yang satu ini, hehehe… Puisinya Toto ST Radik memang keren mas.
selamat ya mas…
keputusan yang jarang orang berani ambil, ..
semoga sukses selalu…
kalau buka lowongan kasih kabar ya..he..he..
Well done.. Good Landing, Capt..
Tulisan ini sangat menginspirasi saya. Semoga saya juga bisa mengikuti jejak Mas vavai dan berkonsentrasi dengan jasa-kitas.com karena saya juga sering mencuri waktu di kantor untuk mengurus urusan pribadi ini. 😀
memilih sesuatu memang selalu menghadirkan konsekwensi2…. mudah2an pilihan Mas vavai menghasilkan konsekwensi yang positif dan mendatangkan kesuksesan dan kebahagiaan.
salam
bener mas… saya juga sempat overweight… gak lincah..! heheheh
Keputusan yang berani, sejatinya yg tahu kekuatan kita adalah kita sendiri. Orang lain hanya sebatas memberi motivasi dan dorongan semata. Selamat ya mas, jalan ke depan semakin berkelok dan menantang, nikmati dan jalani saja usahanya, karena pada dasarnya energi yang kita butuhkan lebih banyak daripada kita saat bekerja. Karena saya sendiri sedang mengalaminya mas, untuk awal-awal kuatin mental, butuh waktu untuk terus kuat dan eksis menempa mental. Harus siap, jika nanti gagal dan modal habis dan bangkrut di awal-awal karena itu sebuah proses yang harus kita jalani sampai kita tahu dimana letak karakter bisnis kita…mudah-mudahan lancar usahanya mas..
goodluck mas…. moga makin sukses ^.^
maju terus pantang mundur…………….
hidup hanya sekali jadi jangan sampai hobi kita harus dikalahkan hanya karena pekerjaan rutin.
thanks mas vavai…
share pengalaman ini yg selama ini saya cari
karena saya memprediksi akan terjadi pada diri saya saat ini…
ternyata perlu curi2 waktu, cuti, dll dimana kita tidak bisa fokus…
selamat menjadi enterpreneur baru
mudah-mudahan dilancarkan usahanya mas
jika butuh karyawan siap mas 🙂
Keputusan yang berani mas…..
Saya sudah kepingin tapi belum punya keberanian ….
Keputusan yang berani tapi memang harus di coba …semoga sukses dan mudah2an saya bisa meniru nya suatu saat nanti.
sedikit masukan : kita serahkan segala hasilnya bukan pada waktu mas he he …tapi pada Yg Maha Kuasa ….
@Ferdi, terima kasih mas. Kalau ada lowongan bodyguard akan saya kabari mas Ferdi, hehehe…
@Irfanjz, Thanks uda, justru saya yang mesti terima kasih ke uda Irfan karena kegiatan uda Irfan banyak menginspirasi saya
@Rachmanray, Terima kasih untuk doanya mas.
@Syarif Winata, sudah saatnya fitness secara terjadwal mas, hehehe…
@Anhar,
Thanks mas. Share dan saran yang sangat bermanfaat dari seseorang yang sudah pengalaman. Appreciated.
@d3vy, Thanks ya dev. Mudah-mudahan sharenya bisa bermanfaat juga
@Rawi, Thanks mas. Wah, saya belajar banyak dari tulisan di blognya mas Rawi lho…
@d3ny, Terima kasih untuk doanya mas, semoga diberikan keberkahan juga untuk niatnya
@rizki, OK mas, saya akan kontak jika mulai membutuhkan tambahan SDM 😉
@Kombul, Thanks mas, semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat
@Rasyid, thanks buat masukannya mas. Hasil memang diserahkan pada yang maha kuasa mas, waktu untuk membuktikannya 🙂 . Trims untuk ketelitiannya.
I am also having similar thoughts, within a few months back, possible a year ago, as I’ve pointed out to you
Boredom, fatigue, lack of rest and mind torn between family and work, that made me really tired phase and I have to think hard what would I do if I resigned from this office.
But one day I will do the same thing as the you did
Because I believe God will provide the best way for me
tetap semangat terus mas vavai.menjadi entreprenuer adalah keputusan yg terbaik. 🙂
Selamat menempuh perjalanan baru di alam Barzah semoga diberikan jalan yang terang dan semua amal ilmu yang bermanfaat Mas Andi Vaivai memberikan pahala yang akan terus mengalir laksana air sungai di surga serta di akui sebagai Umat Rosulluloh…
Amin…
@Jamesbond :
???
Ini maksudnya apa ya ? Salah sambungkah ?
saya juga mengalami hal yang sama mas….jenuh kerja kantoran. yang beda adalah saya kurang memilki jiwa wirausaha seperti mas vavai ….
kalau tak punya jiwa usaha , yaah investasi .. (itu pun kalau punya modal yang cukup)
menurut gw jiwa wira usaha ada yang memang bakat , (biasanya keturunnan ,, liat anaknya bakrie) yaa iyaalah moso anaknya bakrie ngelamar jadi jadi PNS di Pemda DKI :p gak mungkin juga kan …
Keputusan Yang Berani Pak Masim …Sukses
Nice posting, sangat inspiratif, terutama utk yg lagi mempertimbangkan utk resign seperti saya, hehehe. Thanx
Setelah kurang lebih 6-7 tahun Ini bagaimana pak hasilnya ? saya kepo