Memulai Pagi

Pagi ini saya memulai pagi dengan rutinitas yang hampir sama. Bangun pkl. 04.30; mematikan AC dan lampu; minum segelas air putih sekali teguk dan kemudian mandi ditemani hujan yang membuat suasana sejuk. Saat hendak shalat Shubuh di masjid ternyata diluar hujan deras. Cari payung tidak ada, akhirnya saya memutuskan untuk shalat di rumah.

Selepas shalat ternyata hujan sudah reda. Saya chek keluar kelihatannya tidak terlalu becek, jadi saya berganti sarung dan baju lengan panjang dengan pakaian olah raga. Setelah membuat list daftar pekerjaan dan hal-hal yang perlu difollow up di manajemen proyek Excellent, saya mematikan komputer dan ciao keluar rumah.

Berjalan menyusuri jalan baru under pass Duren Jaya menuju pasar baru Bekasi. Niatnya memang menuju kesana, karena hendak membeli pisang uli untuk direbus, sekalian cari sayur dan ikan.

Meski sempat ditimpa hujan, pasar tetap ramai. Becek karena sampah sayuran dan saluran yang mampet. Indonesia banget :-). Tak apa, toh saya bukan sekali dua main ke Pasar :-). Saya membeli pisang, strawberry, ikan dan beberapa lauk lainnya.

Selepas dari Pasar Baru, saya pulang lewat belakang Pasar. Melintasi rel kereta api dan jalan yang berlubang. Banjir, becek, saluran mampet, sampah dan jalan berlubang adalah hak rakyat. Kalau pemerintah belum terlalu peduli (dan warganya juga kelihatannya kurang peduli, hehehe…) ya sudah dinikmati saja.

vavai-sampah-underpass-pasar-baru-bekasi

Dalam perjalanan pulang saya membeli ketupat sayur dan sarapan bubur kacang hijau. Sambil sarapan bubur kacang hijau, saya menulis artikel ini. Mengetiknya via HP. Menggunakan apps mobile wordpress.

Jika saya di tempat tidur saat pagi menjelang, biasanya malas untuk turun dari tempat tidur dan beraktivitas. Rasanya ingin menarik selimut dan tidur lagi. Ternyata jalan keluar dan beraktivitas pagi juga menarik. Kita bisa rehat sejenak, konsolidasi pekerjaan dan kegiatan.

Meluangkan waktu untuk konsolidasi internal sambil rehat menikmati pagi membuat saya bisa mereview pekerjaan apa saja yang masih tertunda dan membuat prioritas penyelesaiannya. Kaizen. Perbaikan terus menerus.

Jika diri banyak kekurangan, siapa lagi yang diminta untuk memperbaikinya selain diri sendiri?

Hidup kita milik kita, susah senang kita juga yang menjalaninya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.