Membangun Usaha Baru

Sekitar 1-2 tahun yang lalu saya bicara pada beberapa team di Excellent, “Kira-kira gimana kalau kita membuat perusahaan baru untuk beberapa layanan yang saat ini tidak bisa dikelola sepenuhnya oleh Excellent?”.
Saat itu diskusinya berakhir dengan dengan keputusan bahwa sementara waktu belum memungkinkan tapi idenya tetap dipelihara. Pertimbangan utama, mengelola satu perusahaan saja sudah kalang kabut, gimana mengelola dua atau lebih perusahaan?
Saya sendiri tidak berhenti sampai disitu. Karena saya beberapa kali punya ide yang sayang jika dilewatkan dan saya akan menyesal jika tidak mengeksekusinya, saya mencoba jalur lain.

Saat seorang rekan di Bandung bercerita mengenai kondisi di perusahaannya dan dia bimbang mengenai kemungkinan untuk membangun usaha baru, saya mengobservasinya beberapa lama untuk kemudian menawarkan padanya, gimana jika saya menjadi co-founder dan pemegang saham. Jadi saya secara definitif tidak membuat perusahaan baru tapi menjadi bagian dari perusahaan yang baru dibentuk. Jadi kayak permainan kata ya, hehehe…
Usaha itu saat ini sudah berjalan sekitar 2 tahun dan kerap bersinergi dengan Excellent saat melakukan beberapa pekerjaan.
Meski sudah menjadi pemegang saham di usaha lain, saya tidak memadamkan ide awal mendirikan perusahaan baru. Pertimbangannya sederhana saja. Meski tidak terlalu agresif dan cenderung menjalani hidup sebagaimana mestinya, Excellent sudah berjalan pada jalur yang normal. Meski tidak berlebihan, Excellent bisa memberikan jalur penghidupan bagi para staffnya.
Masalahnya, kita nggak bisa diam saja pada apa yang kita dapatkan saat ini. Perkembangan jaman bisa menghukum orang-orang yang terlena. Disrupsi bisa terjadi diberbagai bidang. Jika bicara perusahaan seperti Excellent, menurut saya masa depan ada pada produk. Produk yang bisa diproduksi sekali, dimaintain tiap hari tapi bisa discaling untuk digunakan secara massal.
Jika Excellent hanya menjual jasa layanan, Excellent bisa berhenti hanya sebagai penjual saja. Namanya jadi penjual, bisa saja muncul penjual-penjual lain dengan modal kuat dan dengan persaingan yang kompetitif. Bisa dengan harga yang lebih murah atau pilihan yang lebih beragam.
Produk juga bisa menjadi senjakala. Semua barang dan jasa memang bisa menjadi senjakala tapi kalau kita hanya menjual apa yang bisa kita jual saat ini dan tidak beranjak dari posisi itu, bisa-bisa kita terbangun dan hari sudah maghrib. Sudah telat. Sudah lewat senja.
Jadi Excellent harus punya produk. Yang sebaiknya dibangun sendiri. Yang sebaiknya dikembangkan dan dilengkapi sendiri. Tidak perlu reinventing the wheel. Apa yang menjadi kapabilitas Excellent dikembangkan menjadi produk yang bisa memberikan nilai tambah. Dengan melihat pada konsep awal, produk tersebut haruslah produk yang bisa dijual secara massal namun dikelola secara terpusat dan bisa discaling atau dikembangkan seiring dengan perkembangan pengguna layanan. Ya anggaplah model Gojek atau aplikasi sejenisnya.
Mau jadi unicorn. Nggak. Ketinggian dan pressurenya belum tentu kuat. Ini membangun pondasi dulu. Yang online-online dulu 🙂 . Nantinya silakan discaling kalau memang punya prospek kuat.
Jika produk tersebut dikembangkan di Excellent, harus ada pemisahan team khusus. Excellent saat ini punya basis klien yang harus dikelola dan ditingkatkan kualitas layanannya. Jika saya berfokus pada layanan baru dan tidak aware pada layanan yang ada, nanti bisa berbahaya pada apa yang sudah dirintis dan dijalani oleh Excellent.
Usaha dan produk baru ini fifty-fifty peluangnya. Bisa berhasil bisa gagal. Daripada idenya bisa mencederai Excellent, lebih baik dibuat terpisah saja sekalian. Excellent bisa punya saham diusaha baru, digabung dengan saham dari saya sendiri. Pada akhirnya memang kesitu-situ juga tapi ini bisa menjadi solusi yang baik dengan resiko yang terukur.
Selama Ramadhan 1440H saya berkontemplasi soal ide ini. Saya membuat coret-coretan RAB, peluang dan kemungkinan pendapatan. Saya membuat catatan kecil di spreadsheet mengenai biaya yang harus disiapkan, langkah-langkah yang harus dikerjakan dan apa saja yang harus diperhatikan. Semakin dipikirkan semakin terlihat bentuknya dan saya cukup percaya diri bahwa ide ini bisa direalisasikan.
Selepas libur lebaran team Excellent beberapa kali melakukan meeting terkait review pekerjaan, produk, layanan dan request maupun komplain dari klien. Ada beberapa request dari klien yang ternyata terkait dengan ide bisnis yang hendak dikembangkan. Karena mendapatkan momentumnya, saya set meeting khusus untuk menyampaikan ide bisnis perusahaan baru, yang masih terkait dengan Excellent tapi juga terpisah dari Excellent. Terkait dengan Excellent karena Excellent memiliki saham disana namun terpisah dari Excellent karena secara struktur organisasi memiliki struktur yang berbeda.
Hasil diskusi kemudian dirangkum dalam bentuk project pendirian perusahaan baru. Kami membuat catatan semua hal detail dari pendirian usaha baru. Mulai dari pilihan nama, komposisi saham, jenis layanan, lokasi kantor, alamat, domain, staff yang akan direkrut, susunan organisasi, estimasi biaya, estimasi penghasilan, business plan, website, email dan lain-lain. Mungkin kedepannya saya bisa share apa yang kami siapkan siapa tahu bisa bermanfaat bagi rekan lain yang memiliki ide untuk mendirikan usaha.
Paralel dengan pengurusan badan hukum yayasan (selisih beberapa hari), saya membentuk team kecil untuk mengawal project pendirian perusahaan. Beberapa persiapan yang bisa dijalankan secara simultan segera dijalankan. Misalnya pengurusan badan hukum perusahaan dijalankan secara paralel dengan desain logo, persiapan domain, website, email, aplikasi keuangan dan lain-lain. Sisi lain yang berjalan adalah persiapan produk yang dilakukan dalam bentuk sinergi dengan perusahaan rekanan di Bandung untuk testing dan finishingnya.
Target awal, persiapannya bisa lengkap sebelum akhir Juli 2019, minimal sudah ada produk yang dirilis dan sudah bisa implementasi versi beta diawal Agustus 2019 untuk didemokan pada beberapa klien prospektif.
Dari sisi budget, sementara ini saya mempersiapkan anggaran untuk 1 tahun. Dengan berkaca pada pengalaman Excellent, saya berasumsi bahwa selama 1 tahun perusahaan baru ini masih mengembangkan produk dan belum memiliki pelanggan satupun. Dari sisi perkiraan sendiri, saya memiliki keyakinan jika di 6 bulan pertama sudah memiliki beberapa pelanggan. Jika keyakinan dan perkiraan ini meleset, sudah disiapkan plan B-nya. Untuk bertahan hidup, seseorang bisa kok mengurangi pengeluaran hanya pada hal paling essensial saja 🙂
Semoga rencananya bisa berjalan sesuai harapan.
Jadi ingat salah satu keputusan besar saya di tahun 2010 : Mengapa Harus Resign dari Kantor?
Jalannya berkelok dan mendaki,
Siapa menanti tak pernah kutahu,
Sunyikupun kekal menjajah diri,
Dan anginpun gelisah menderu.
Ah, ingin ku istirahat dari mimpi,
Namun selalu kudengar ia menyeru
Tentang jejak di tanah berdebu
Diam-diam aku pun berangkat pergi
untuk menjadi sukses kita harus berani mengambil resiko,… salah satu caranya adalah dengan membuka usaha,. dengan begitu kita bisa belajar bagaimana membuat produk, memasarkan produk dan mengembangkan produk,.. kegagalan akan menjadikan kita semakin paham arti dari berusaha….
walaupun berat tapi alhamdulillah dah punya usaha sendiri, tidak diatur atur orang lagi he…..
Jalan berliku pengembangan sebuah usaha. Insigt yang menarik pak vavai. Ingin banyak belajar.
Saya terperangkap lingkaran kerja di perusahaan orang, sulit move on jadi ke pegusaha. Padahal kepingin sekali 🙁