Masalah PSB Online : Server Error Komputer Hang

Mungkin berita ini luput dari pengamatan beberapa rekan-rekan, tertutup oleh berita-berita lain yang lebih eksotis. Kebetulan saya memperhatikan pola penerapan PSB online sejak tahun lalu, karena banyak juga siswa-siswa yang mengaksesnya melalui warnet yang saya kelola.

Pekan kemarin kita disuguhi berita-berita soal masalah Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Online, khususnya untuk wilayah DKI Jakarta. Website http://sma.ppdbdki.org tidak bisa diakses dan kalaupun sempat up, langsung down tidak lama kemudian. Agak mengherankan melihat kesiapan pelaksanaan PPDB ini. Sepertinya belum ada simulasi nyata sebelum sistem baru ini diimplementasikan. Mungkin juga sudah ada simulasi dan trial namun entah mengapa masalah error server terjadi berhari-hari hingga akhirnya Kanwil Depdiknas DKI Jakarta membatalkan kebijakan ini dan meminta orang tua siswa mendaftar langsung di sekolah masing-masing.

Pada awal-awal terjadinya masalah, pihak Diknas DKI seperti dikutip di Warta Kota menyatakan bahwa mereka menyiapkan server pengganti jika masih ada masalah, namun nyatanya masalah tetap terjadi hingga akhirnya PSB online dibatalkan dan orang tua/siswa harus mendaftar manual, langsung di sekolah masing-masing.

Berbeda dengan DKI Jakarta, PSB online di kota Bekasi masih bisa diakses dan berfungsi dengan baik meski sempat juga tidak bisa diakses pada hari Senin, 28 JUni 2010. Berbeda dengan Kota Bekasi yang masih menggunakan aplikasi SIAP dari Telkom (http://bekasi.siap-psb.com), DKI menggunakan sistem yang dikelola sendiri. Sayangnya, keputusan DKI ini ternyata menuai bencana pada proses pelaksanaannya.

Dilihat dari ide dasarnya, sistem PSB online memiliki ide dasar dan tujuan yang sangat baik. Secara teori, siswa dan orang tua siswa tidak perlu datang ke masing-masing sekolah, cukup melakukan registrasi via website dan nantinya, nilai akan otomatis dibandingkan dengan siswa lain menggunakan sistem score. Jumlah siswa yang lolos akan disesuaikan dengan daya tampung masing-masing sekolah. Tanpa mengabaikan kemungkinan penyimpangan, model PSB online seperti ini akan berlangsung secara transparan dan tiap siswa dapat mengecek perbandingan nilai yang dimilikinya  dengan siswa lain.

Hanya saja, niat dan ide bagus tanpa didukung oleh kualitas pelaksanaan tentu akan menjadi bumerang. Saya masih kurang paham letak masalahnya ada dimana, apakah dari sisi jaringan atau dari sisi server, yang jelas masalah ini menjadi iklan yang buruk implementasi IT di dunia pendidikan di Indonesia. Saat kemarin membaca berita di salah satu media, kemungkinan masalah bukan dari sisi koneksi jaringan, karena pesan yang muncul adalah error koneksi dengan database. Berarti website sendiri bisa diakses hanya saja gagal melakukan koneksi ke database. Apakah karena overload atau karena hal lain belum ada kejelasan mengenai hal ini.

Mudah-mudahan kegagalan ini tidak membuat para implementor IT di dunia pendidikan merasa kapok. Sepanjang ide dan tujuannya baik, silakan maju terus, tentu harus disertai dengan persiapan yang jauh lebih komplit dan matang.

You may also like

2 Comments

  1. Kan kita (orang orang yang didunia IT) tau kalau sebuah sistem yang diuji di lab (beban kecil) belum tentu bisa bekerja di produksi (beban tinggi) kalau tidak dirancang dengan baik. Jadi kesimpulannya: QC memadai tdk sempat dilakukan.

  2. Saya pribadi sih agak yakin, permasalahannya ada di database yang overload. Sistem pendaftaran kayak gitu kan beban kerja databasenya tinggi. Kalau diakses ribuan orang sekaligus dalam satu waktu, ya pasti kolaps. Kecuali emang arsitektur servernya udah disiapkan dari awal untuk beban tinggi.

    Sangat disayangkan tidak ada ujicoba sebelumnya. Padahal kan tinggal bikin pengumuman, para pendaftar diwajibkan untuk mengikuti ujicoba dan simulasi pendaftaran tanggal sekian-sekian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.