Hari Senin, 22 Oktober 2012 kemarin, saya datang berkunjung ke Taman Bacaan Excellent. Kedatangan ini untuk keperluan kerja sambil bersantai. Kebetulan pekan sebelumnya hampir setiap hari saya mengajar training dan kunjungan ke klien.
Saat saya datang, kakak saya Mardhock yang sehari-hari mengelola Taman Bacaan sedang memancing ikan di kali kecil didepan Taman Bacaan. Saya lihat ada juga sekelompok anak-anak SMP yang sedang membaca buku diatas saung. Akhirnya saya bergabung dengan anak-anak SMP itu. Mereka membaca buku sedangkan saya mengecek email dan pekerjaan lain yang belum saya selesaikan.
Selesai membereskan beberapa pekerjaan, saya mengecek ruang perpustakaan, kamar mandi taman bacaan dan kolam ikan. Setelah semuanya beres, saya ikutan nimbrung mancing ikan. Saya biasanya suka nggak sabar memancing ikan, apalagi jika memancing ikan di kali, bukan di pemancingan. Masalahnya, entah kenapa ikan enggan menghampiri umpan yang saya pasang 🙂
Ternyata saya tidak perlu menunggu waktu lama untuk memancing ikan betik, mungkin karena umpan cacing sawah yang digunakan cukup menggelitik para ikan betik yang sedang siap-siap makan siang 🙂 . Oh ya, ikan Betik ini sama dengan ikan betok atau ikan Papuyu. Di tempat saya, ikan Betik merupakan sebutan untuk ikan betok yang masih kecil atau remaja.
Sewaktu saya masih kecil dan lokasi taman bacaan masih berupa sawah, saya kerapkali memancing ikan di sawah, terutama disaat bulan Ramadhan. Saat-saat ngabuburit, menyenangkan sekali suasananya, memancing ikan di sawah sambil dibelai-belai hembusan angin sepoi-sepoi.
Yang membuat saya tambah semangat adalah saya bisa memancing seekor ikan Sepat. Untuk prestasi ini, perlu juga bilang WOW sambil kejang-kejang dan guling-guling. Mengapa? karena ikan Sepat termasuk salah satu ikan yang paling sulit dipancing sebab mulutnya sangat mungil. Jika kita sudah mampu memancing ikan sepat di sawah atau kali, berarti kita sudah termasuk veteran mancing mania kelas kampung, hehehe…
Sepertinya ikan-ikan Betik ini berasal dari telur ikan yang baru menetas karena jumlahnya banyak sekali dan ukurannya masih kecil-kecil. Saat kemarin saya pancing, saya bisa mendapatkan sekitar 10 ekor ikan, sementara Mardhock bisa mendapatkan hingga 15 ekor ikan. Saat adik saya T-Bob datang, dia malah sudah mendapatkan sekitar 20 ekor ikan. T-Bob lebih banyak dapat ikan karena ia memakai umpan kroto (telur semut rang-rang) sebagai umpannya.
Lumayan, memancing di depan saung taman bacaan bisa memberikan hiburan yang cukup menyenangkan, apalagi saat saya melihat tanaman sawo yang saya tanam beberapa waktu yang lalu sudah mulai berbuah 🙂