Maaf Bersyarat : Kalau Saya Salah…

Saya sering mendengar kalimat seperti ini : “Kalau saya salah…”, “Kalau ini dianggap sebagai kekeliruan…” dan kalimat sejenis lainnya yang biasanya diungkapkan sebagai awal permintaan atau permohonan maaf. Bagi saya pribadi, ucapan seperti ini menunjukkan masih ada rasa enggan mengakui kalau dirinya memang bersalah. Pada hemat saya, jauh lebih terasa tulus dan elegan jika permintaan maaf dilakukan tanpa embel-embel.

Tentu saja menjadi hak setiap orang untuk berargumentasi dan juga hak setiap orang untuk memilih caranya mengungkapkan pendapat. Jika itu yang memang menjadi alasan mendasar, alasan tersebut patut diapresiasi, namun jika ungkapan tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk tidak terlalu menurunkan harga diri, pada hemat saya, cara tersebut kurang tepat.

Model kalimat diatas masih menggantung, belum tuntas dan kemungkinan besar belum memenuhi ekspektasi pihak-pihak yang memintanya meminta maaf. Permintaan maaf pada hemat saya sebaiknya diungkapkan dengan rasa tulus, lugas dan tidak menimbulkan interpretasi lain. Permintaan maaf bisa menjadi pertanda kedewasaan kita jika memang kita mengakui bahwa kita kurang cermat dan kurang tepat dalam membuat suatu kesimpulan.

Jadi ingat opini di salah satu media waktu Walikota Surabaya jaman orde baru meminta maaf soal ucapannya yang akan menggusur rumah wartawan yang menulis jelek soal pemda Surabaya. Rumah tersebut diancam akan digusur dan dijadikan jalur hijau. Ucapan yang dimaksudkan sebagai ungkapan jengkel tapi dibungkus canda ini dianggap sebagai bentuk arogansi dan akhirnya walikota tersebut minta maaf.

“Marilah kita saling memaafkan…”

Besoknya, sebuah koran ibu kota memberikan sentilan cerdas dalam bentuk tanggapan, “Dadi sing salah to sopo to cak?”

* Tulisan ini merupakan pendapat pribadi ketika membaca polemik di Detik.com soal artikel seorang kolumnis Detik.com”

3 thoughts on “Maaf Bersyarat : Kalau Saya Salah…

  1. emang ada apa di detik.com?coba berikan link nya yg di detik mas vavai biar bisa aq baca neh.hehe…

    tapi emang seh setiap orang kan berbeda2 permintaan maafnya.tergantung dari daerah mana asalnya. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.