Linux untuk Managing Director dan Manajemen Level Atas

Selama proses migrasi, tantangan terberat adalah bagaimana mengubah sistem operasi yang digunakan oleh para boss menjadi Linux. Boss-nya pun bukan sembarang boss, melainkan boss pemilik perusahaan.

Menghadapi staff atau supervisor hingga level manajer masih bisa dilakukan secara persuasif. Untuk supervisor dan staff kebawah malah bisa langsung pakai paradigma kekuasaan :-), tapi kalau managing director menolak, masya kita mau berantem, nggak juga khan…
Kebetulan Managing Director saya menggunakan Windows OEM yang sudah dibundel sewaktu beli. Namun, karena aktivitas yang cukup tinggi dalam hal keluar masuk data (CD, USB Flash Disk maupun email & internet), virus dan trojan sudah menjadi makanan sehari-hari. Saya sudah memasang dan gonta-ganti antivirus berbagai jenis tapi hanya bisa mengurangi dan menahan selama beberapa waktu. Kadang, antivirus justru memperlambat kecepatan komputer, padahal spesifikasi yang digunakan tidak jelek-jelek amat. Memori 512 MB dan Pentium 4 3 Ghz. Aplikasi yang digunakanpun hanya pengolah kata dan spreadsheet serta aplikasi multimedia.

Pendekatan saya pertama dalam upaya melinux-kan komputer managing director adalah mengubah email client menjadi Thunderbird dan mengubah browser dari Internet Explorer menjadi Opera dan Firefox. Hal ini berjalan sukses karena tidak ada masalah berarti. Data email outlook dapat dengan mudah diimport kedalam Thunderbird. Browser Opera dan Firefox berjalan dengan mulus dan cepat dibandingkan Internet Explorer.

Masalah yang bolak-balik berkunjung adalah virus dan trojan. Pemasangan anti spyware dan antivirus tidak banyak membantu. Akhirnya, kemarin sore boss datang kemeja saya melihat komputernya dioperasi oleh staff saya. Boss melihat SuSE 10.2 saya yang menggunakan Gnome dan KDE (saya pakai 2 komputer, hehehe… Satu untuk penggunaan pribadi, satu lagi sebagai kelinci percobaan) dan bertanya,

"Lho, kamu sama staff IT dan yang lainnya pakai apa ?"

"Linux pak."

Si Boss bertanya-tanya sedikit soal kemampuan Linux menangkal virus dan trojan dan stabilitasnya terhadap kemungkinan hang. Kebetulan, penggunaan open source memang merupakan kebijakan yang dibuat secara resmi diperusahaan, meski penerapannya dilakukan bertahap, jadi si Boss tidak terlalu asing pada Linux.

Akhirnya boss berkata, "Kalau begitu, saya pakai Linux juga deh. Toh saya sudah pakai Opera dan Thunderbird. Asal saya bisa buka file Excel dan Word sudah cukup bagi saya."

Ah, ternyata justru lebih mudah dari yang dibayangkan…

Saran saya, jika ingin sukses melakukan migrasi sistem dari Windows ke Linux untuk level manajemen atas, siapkan sebaik-baiknya agar Linux memberikan citra yang positif. Ujicoba terlebih dahulu dilevel IT. Kemudian, lakukan beberapa setup kecil agar perubahan berjalan mulus. Jika kita sudah sukses melakukan migrasi sistem untuk top manajemen, meminta level operasional menggunakan Linux semestinya bisa lebih mudah. Paling tidak, kita bisa menggunakan wewenang dari top manajemen untuk introduksinya :-).

5 thoughts on “Linux untuk Managing Director dan Manajemen Level Atas

  1. provokatif juga…
    cuma saya selalu mikir masalah opisnya window itu lho, agak ribet formatnya kalau harus tukar2an data. gimana ngatasinnya?

  2. Dulu waktu masih jadi Support Engineer dan Field Consultant, memang lebih sering pakai Linux dan Solaris x86, karena lebih stabil, reliable dan banyak tools yg membantu pekerjaan. Tapi sekarang setelah ganti jadi Solution Architect multi vendor, MS Windows jadi pilihan yang paling bagus. Karena :
    a. Kalo pakai Linux dan Solaris saya tidak bisa projecting external port ke LCD projector, kebetulan Xserver yg ada tidak kompak ama display chipset
    b. Kalo lagi editing document text yg besar dalam ukuran ratusan halaman, MS Word lebih powerful dari OpenOffice writer
    c. Banyak network design dan management yang pakai re-usable component dari Visio dan IE.
    d. VoIP software yang bisa manage video dan voice dengan bagus, Skype, cuman ada di Windows untuk versi yg bervideo

    repot dah, soal antivirus dan spyware, saya atasi dengan pakai partitioned disk , personal firewall dan weekly antivirus scan. Kudu disiplin sih emang, tidak sembarnag colok colok USB disk orang

  3. Mas, kalo aplikasi yg dibikin pake Delphi bisa jalan ngga di Linux? Trus MSSQL gimana?
    Sori nanya-nya garing banget, soalnya aplikasi di kantor pake-nya itu, notbuk saya pake Linux ngga bisa dipakein MSSQL buat ‘jualan’ ke luar dunk.
    Tengkyu.

  4. Lagi iseng2 Googling nemu ginian……

    # Hanin :
    Delphi yg jalan di linux pake Kylix for linux atau pake Lazarus http://www.lazarus.freepascal.org/

    Oooo…. ternyata dulu si Kun-Kun pake Windows Original ya Bos……. !!??
    curang sih….. bawahannya pake bajakan, tapi dia sendiri pake yg ori……
    jadinya kena virus mulu dah…….. :))

    salam bos buat anak2 IT……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.