Kunjungan ke Semarang & Salatiga
Hari Jum’at, 31 Januari 2014 bertepatan dengan hari raya Imlek, saya bersama Dear Rey, Zeze Vavai dan Vivian meluncur ke Semarang. Tujuan utama adalah kunjungan menghadiri pernikahan salah satu kemenakan isteri. Kunjungan kali ini sekalian dibarengi dengan kunjungan ke pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Salatiga.
Persiapan keberangkatan sudah saya lakukan sejak beberapa minggu sebelumnya. Mulai dari pesan tiket pesawat, hotel hingga sewa mobil selama di Semarang dan Salatiga. Meski demikian saya masih was-was karena hingga 2 hari sebelum keberangkatan, Jakarta macet parah karena banjir. Saya khawatir terlambat sampai di bandara gara-gara terjebak macet dan banjir.
Meski keberangkatan jam 9.35, saya bersiap dari rumah sejak jam 4 pagi :-P. Berangkat dari rumah jam 5 pagi, sampai di pool Damri Bekasi (Kayuringin dekat Etniez 2 Tapper 1 Belstad alias SMAN 2 Bekasi :-P) sekitar pkl. 05.30, bus berangkat sekitar 5 menit setelahnya.
Alhamdulillah ternyata perjalanan lancar jaya. Mungkin karena berangkat pagi dan juga pas hari libur nasional sehingga trafik Jakarta sangat lancar dipagi itu. Kami sampai di Bandara sekitar pkl. 6.30 dan menunggu cukup lama sebelum akhirnya boarding. Tidak apa-apa karena kami jadi bisa istirahat dan sarapan di bandara dengan leluasa. Zeze Vavai dan Vivian juga tidak terlalu capek meski menunggu karena ia bisa bermain tanpa perlu terburu-buru.
Pesawat take off dan landing dengan lancar meski saat take off sempat menunggu giliran cukup lama parkir di landasan. Hal yang sama terjadi saat hendak mendarat, kami harus berputar-putar beberapa kali diatas Semarang menunggu giliran mendarat. Duh, nggak di darat nggak di laut ternyata lalu lintas Indonesia sudah sangat padat 😀
Sampai di Semarang, mobil berikut driver sudah menunggu. Saya mendapat informasi mengenai mobil dan driver ini dari seorang rekan aktivis Linux, mas Ainul Yakin di Facebook. Alhamdulillah, rekomendasinya mantap. Drivernya sopan dan caranya membawa mobil cukup nyaman.
Kami sampai di Salatiga sekitar pkl. 14.00 WIB. Mampir makan siang di rumah makan Soto Rumput, awalnya saya kira rumah makan ini menyediakan soto dengan campuran rumput :-P. Ternyata soto yang disediakan ya soto ayam dan soto sapi. Selain soto, rumah makan ini juga menyediakan sate, sop buntut, tahu-tempe bacem dan garang asem. Dear Rey memesan garang asem ayam kampung, saya dan Zeze Vavai memesan soto buntut, Vivian dan yang lain memesan soto serta pecel.
Lepas makan siang, kami meluncur ke hotel Grand Wahid yang ada di salah satu jalan utama kota Salatiga, yaitu jalan Jenderal Sudirman. Check in dan menyimpan barang serta beristirahat sebentar, kami kemudian berangkat ke pondok pesantren Edi Mancoro di Gedangan, Tuntang, Salatiga. Ternyata KH Mahfudz Ridwan baru saja kembali dari perawatan di rumah sakit, jadi pas kami kesana kebetulan bisa sekalian menjenguknya. KH Mahfudz Ridwan paman dari bapak mertua saya, jadi kunjungan ke pesantren sekaligus menjadi ajang silaturahmi.
Pulang dari pesantren, kami kembali ke hotel Grand Wahid untuk beristirahat. So far sampai saat ini (belum coba sarapan pagi :-D), layanannya cukup bagus. Seingat saya hotel Grand Wahid ini salah satu dari sedikit (tiga?) hotel Bintang 4 di Salatiga. Sayangnya koneksi internetnya lambat sekali jadi saya terpaksa mengakses internet via mobil GSM XL. Kebetulan akses via XL cukup cepat (sinyal HSDPA) sehingga saya bisa online dan mengecek pekerjaan secara remote dengan leluasa.