Kuliner Bekasi : Nasi Uduk Pasar Proyek Bekasi
Hari Selasa malam kemarin, sepulangnya dari rumah sakit Hermina untuk mengantar My Dear Rey check up, saya mampir ke pasar proyek Bekasi. Pasar Proyek Bekasi merupakan pusat kota lama di Bekasi. Sebelum ada MM (Mall Metropolitan), Giant Hypermall dan BCP (Bekasi Cyber Park), Pasar Proyek merupakan lokasi pusat kota tempat membeli barang-barang elektronik dan pakaian.
Setelah kebakaran pasar Hembo sekian tahun yang lalu ditambah dengan perkembangan kota yang menyebar, Pasar Proyek mulai meredup meski untuk penjualan barang-barang elektronik tetap menjadi pilihan warga yang lebih senang belanja di toko-toko yang relatif dekat dengan rumah. Meredupnya pamor Pasar Proyek semakin menjadi setelah jalan Ir. H. Juanda dijadikan jalan satu arah yang menyebabkan sebagian orang harus memutar jalan untuk bisa sampai di pasar proyek.
Meski pamornya meredup, Pasar Proyek bisa menjadi pilihan untuk kuliner, terutama disaat pagi dan sore hingga malam hari. Ada berbagai jenis makanan yang menggugah selera disini, mulai dari panggang ayam kampung, sop dan sate hingga menu khas berupa nasi uduk.
Nasi uduk pasar Proyek biasanya dijual saat Shubuh hingga pagi hari dan saat sore hingga malam hari. Yang saya datangi kemarin adalah nasi uduk yang buka di sore hingga malam hari. Lokasinya didepan kantor Bank BCA Proyek Bekasi.
Ada berbagai macam menu untuk lauk nasi uduk, mulai dari menu rames (bihun, kentang dan tempe orek), ayam goreng, semur ayam, semur daging, ikan, telur, ati-ampela, pepes jamur, pepes tahu hingga tak ketinggalan menu istimewa : semur jengkol. Favorit saya adalah semur daging dan semur tahu-kentang. Orang-orang yang jago memasak semur daging biasanya tahu jenis daging yang pas dijadikan semur dan nasi uduk ini memilih jenis daging tersebut untuk semur dagingnya. Jenis dagingnya biasa disebut daging sandung lamur (Brisket), dagingnya tidak terlalu berserat dan ada semacam serat bening yang rasanya kenyal.
Favorit isteri saya My Dear Rey malah lain lagi. Isteri saya biasanya memesan nasi uduk rames, jadi cukup bihun, kentang goreng dan tempe orek. Kalau mau baru ditambah ayam goreng atau yang lain. Zeze Vavai biasanya lebih senang menu pilihan saya sedangkan puteri bungsu saya Vivian Chow (Vivian Aulia) menyenangi kedua jenis pilihan, makanya dia jadi ndhut π
Karena cukup ramai, biasanya perlu menunggu waktu untuk memesan nasi uduknya. Untungnya pelayannya bukan cuma satu, jadi pada saat bersamaan pelanggan bisa dilayani secara simultan oleh beberapa orang pelayan.
Di kampung saya di kampung Warung Asem Desa Sumber Jaya Tambun (Kabupaten Bekasi), ada juga penjual nasi uduk yang mulai berjualan saat tengah malam hingga dini hari, yaitu dari jam 12 malam hingga menjelang shubuh. Awalnya saya pikir, siapa yang mau beli, lha itu kan sudah tengah malam. Kalaupun ada yang kelayapan paling para memedi dan kuntilanak plus para maling yang pulang dari operasional (lho kok tahu sih, hehehe…) namun ternyata warung itu ramai oleh pembeli. Mengapa? Karena pada jam-jam itu biasanya anak-anak muda yang begadang merasa lapar. Ditambah tidak ada pesaing, jadilah warung nasi uduk itu menjadi favorit untuk makan tengah malam.
Ada yang tertarik mencicipi nasi uduk ini?
Catatan : Foto kedua berasal dari blognya bang Abdul Muise. Maaf bang, diambil tanpa permisi π
Mau dong, hehehe
salam
Omjay
artikel dan foto-fotonya keren keren boss.. Terimakasih infonya
Informasinya sangat menarik. Nice info. Thx π