Kualitas Pekerjaan dan Rezeki yang Menyertainya

Namanya Sumitra. Karena berasal dari Sukabumi, saya memanggilnya kang Sumitra. Saya mengenalnya belum lama, mungkin sekitar 2 atau 3 pekan yang lalu, saat saya menggunakan jasanya sebagai driver Uber yang mengantar saya, isteri dan sepupu isteri dari rumah sakit Hermina di Bekasi ke Cikupa Tangerang.

Sebenarnya kang Sumitra bukan driver pertama yang pickup order. Ada driver Uber sebelumnya yang pickup order saya, namun kemudian meminta cancel karena beralasan dia hendak ke Cikarang. Saya tidak banyak debat, memenuhi permintaan cancel tersebut dan membuat order baru yang kemudian dipickup kang Sumitra.

Saat mengantar kami ke Cikupa, saya mengobrol dengannya, yang ditanggapi dengan sopan. Saya lihat di Uber, reputasi bintangnya bagus sekali, dengan banyak review mengenai kualitas layanannya. Mulai dari cara mengemudinya yang bagus, sikapnya yang ramah dan lain-lain. Saat bertanya-tanya itu, saya baru tahu kalau sebelum menjadi driver Uber, kang Sumitra sempat menjadi driver pribadi seorang dokter selama 15 tahun.

Setelah dokternya meninggal, baru kang Sumitra berpindah jalur namun masih sesekali mengantar keluarga dokter tempat sebelumnya ia bekerja.

Saya perhatikan kualitas mengemudinya memang bagus. Kalem namun juga tidak klamar-klemer. Banyak driver yang saat bawa kendaraan seperti bawa karung beras. Asal ngerem, berhenti mendadak dan sebentar-bentar main klakson. Bukan sekali dua kali saya mual naik kendaraan karena pengemudinya senang sekali mengerem mendadak dalam-dalam sehingga kita terkena efek lembam, maju kedepan kemudian tersentak kebelakang yang membuat kita jadi pusing dan mual.

Karena ramah dan kualitas mengemudinya memang saya rasakan bagus, saya tawarkan, bagaimana jika setelah dari Cikupa, mengantar kami ke Pondok Labu ke rumah sepupu isteri. Mau dihitung trip Uber OK buat saya, dihitung terpisah seperti sewa kendaraan juga no problem. Ternyata ia menyetujuinya.

Karena tujuannya adalah Rumah Sehat Kanker, kami sempat ke klinik cabang daerah Karawaci sebelum kemudian ke Cikupa ke kantor pusat di perumahan Garden Village. Dari Karawaci ke Cikupa sempat melintasi jalan-jalan alternatif dan kemudian sampai di lokasi ternyata kliniknya tutup. Kemungkinan karena saat itu hari Sabtu menjelang libur panjang di hari Natal sehingga klinik tersebut libur.

Setelah tanya-tanya ke security perumahan mengenai operasional dan beberapa informasi terkait rumah sehat kanker tersebut, kami beranjak pulang ke Pondok Labu. Kami menyempatkan diri makan siang saat menuju pintu tol Bitung.

Saat perjalanan ke Pondok Labu, saya tawarkan juga ke kang Sumitra, bagaimana jika sekalian saja dari Pondok Labu mengantar kami pulang ke Bekasi, dengan kemungkinan mampir ke dua tempat, yaitu butik Dian Pelangi dan Butik Meccanism Zaskia Adya Mecca. Kang Sumitra setuju usulan ini sehingga setelah mengantar sepupu isteri ke Pondok Labu, kami menuju butik Dian Pelangi dilanjut ke butik Meccanism sampai kemudian pulang kembali ke Bekasi.

Jika dihitung-hitung, selama mengantar saya kang Sumitra bisa mendapat biaya sewa kendaraan seharian penuh dan saya dengan senang hati melakukannya karena memang kualitas layanannya bagus. Tidak berhenti sampai disini, menjelang akhir tahun saya kembali menghubunginya saat saya memerlukan layanan sewa kendaraan berikut driver untuk tujuan ke Bandung.

Jika dilihat dari pengalaman diatas, rezeki tidak kemana. Jika kita melakukan segala hal sebaik-baiknya, insya Allah rezeki akan mengikutinya. Tidak perlu khawatir kita rugi hanya karena kita melakukan pekerjaan dan tanggung jawab kita sebaik-baiknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.