Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
Saat kemarin briefing pada team Excellent, saya berdiskusi mengenai konsep krisis, hibernasi dan merencanakan masa depan. Kunci utama adalah, meski situasi ekonomi kurang bersahabat, kita jangan lantas berhenti melakukan upaya-upaya kreatif.
Saat Jerman mengalami penurunan kinerja perekonomian, mereka tidak lantas berhenti berinovasi. Mereka mengirimkan sumber daya manusianya untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan, sehingga saat krisis mereda, sumber daya mereka jauh lebih unggul dan siap berkompetisi.
Excellent belajar dari hal seperti itu. Meski saat ini secara iklim usaha mengalami tantangan dalam bentuk peningkatan biaya akibat nilai uang IDR yang menurun terhadap mata uang lainnya, bukan lantas kita harus menghentikan semua inovasi dan upaya kreatif di Excellent. Menghapus biaya yang tidak perlu memang harus dilakukan, namun investasi sumber daya manusia dan investasi pengembangan usaha yang terukur harus tetap dijalankan. Terukur dalam arti tidak butuh biaya terlalu besar namun potensial menghasilkan benefit yang bagus buat Excellent.
Sebagai contoh, saya menghapus biaya langganan digital maupun non digital yang tidak perlu, namun tidak menghapus pos untuk pendidikan team dan upaya pengembangan cluster sistem Excellent SMTP Relay.
Saya menambahkan domain lain dengan TLD luar negeri sebagai backup dari domain .co.id dan .id yang dimiliki. Saya juga membuat backup DNS management dengan melakukan komparasi beberapa penyedia layanan seperti Google Cloud DNS, AWS Route 53, DNS Made Easy dan lain-lain. Ini sebagai backup dari layanan DNS yang dikelola inhouse, jangan sampai gangguan terhadap DNS server berimplikasi pada layanan.
Saya juga membuat cluster sistem terpisah dengan jumlah server yang minimalis namun tetap dapat memberikan performa yang baik. Penyedia layanan untuk cluster server ini dipilih dari penyedia dengan tingkat SLA (Service Level Agreement) baik, dengan kemungkinan down time yang kecil dan memiliki reputasi bagus dalam hal stabilitas sistem.
Hal lain yang dilakukan adalah memperkuat team engineer yang menangani layanan cloud dengan cara melakukan reposisi staff terkait. Meminta team membuat SOP (Standard Operation Procedure) agar siapapun yang melakukan pekerjaan, akan sama kualitasnya dengan team senior yang sudah biasa melakukannya.
Harapan saya, sebelum akhir tahun ini kami sudah memiliki backup cluster sistem dengan reputasi yang baik dan bisa dimanfaatkan sebagai load balancer dari sistem yang sudah ada. Jika semua berjalan dengan baik, kami bisa menduplikasi proses sekaligus mengembangkannya sehingga penambahan jumlah klien bisa diantisipasi sejak awal dalam bentuk kesiapan sistem yang mumpuni.
terimaksih informasinya
salam kenal
Menarik artikelnya salam kenal
nyimak bagus itu artikelnya
salam kenal ngikut gabung ya gan