Konsolidasi Website Pribadi

Setelah beberapa tahun ngeblog, dengan berbagai perkembangan dan dinamika blog, akhirnya saya memutuskan untuk lebih fokus didalamnya. Fokus ini salah satunya saya implementasikan dalam bentuk konsolidasi website pribadi.

Sebelum konsolidasi ini saya menulis tulisan tentang Linux di blog Migrasi Windows Linux, tulisan belajar Bahasa Inggris di blog Spirit of Change sedangkan tulisan dan opini pribadi di Blog yang lainnya. Ini belum termasuk blog saya di Kompasiana dan tulisan tutorial atau tips atau pengumuman di website Komunitas openSUSE Indonesia dan website Komunitas Zimbra Indonesia.

Beberapa blog yang harus saya isi itu membuat saya kerap seperti orang yang dikejar deadline. Kalau hiatus terlalu lama kesannya jadi nggak profesional. Kalau mau update secara periodik kadang sulit cari ide, atau waktunya tidak sempat. Blog memang masih sekedar hobi buat saya sehingga saya tidak punya waktu khusus untuk ngeblog.

Sewaktu berpindah dari engine Serendipity ke WordPress, saya memutuskan untuk menggunakan sub folder agar arsip dan permalink yang ada pada Serendipity tidak hilang. Jadi saya meredirect website utama di https://www.vavai.com ke sub folder v2, representasi dari versi 2.

Ternyata hal ini bermasalah dari sisi performance dan ranking. Pengunjung website saya drop dari sekitar 1500 unik visitor menjadi kurang dari separuhnya. Pemecahan menjadi 2 blog justru membuat pengunjung jadi tersebar, apalagi saya jadi lebih fokus disalah satu blog.

Dari sisi ranking, proses redirect menghasilkan pesan browser 301 : Moved Permanently. Search engine akan cenderung menganggap bahwa domain awal sudah tidak pernah digunakan lagi (nyatanya memang demikian), update tidak dilakukan lagi dan perlahan tapi pasti PageRank domain utama saya jadi turun. Awalnya dari PR 4, kemudian PR 3, PR 2 dan kemudian jadi N/A seperti sekarang ini. Disatu sisi, penurunan PR ini dikompensasi melalui kenaikan PR dari 2 blog pecahan lain, namun keduanya masing-masing hanya punya PR 2.

Jadi, ada beberapa pertimbangan mengapa akhirnya saya memutuskan untuk kembali menggunakan domain utama sebagai branding blog dan tempat saya menulis berbagai topik, antara lain :

  1. Penurunan jumlah pengunjung seperti saya jelaskan diatas
  2. Penurunan Ranking blog
  3. Kesatuan branding. Teman-teman sesama blogger biasanya mereferensikan blog saya hanya dalam bentuk domain utama, bukan sub folder didalam domain
  4. Kemudahan update isi secara periodik
  5. Pemusatan semua effort. Saya hanya perlu kerja keras merapikan dan meningkatkan performance 1 blog

Meski demikian, website utama vavai.com hanya saya gunakan untuk tulisan yang sebagian besar berbahasa Indonesia. Untuk tulisan pembelajaran saya mengenai mengungkapkan pikiran, opini dan artikel dalam bahasa Inggris tetap ada didomain lain. Demikian halnya untuk tulisan khusus mengenai topik spesifik, misalnya tulisan untuk website-website komunitas.

Bagi rekan-rekan yang mungkin ingin belajar dari pengalaman saya, berikut adalah beberapa hal yang bisa dipetik :

  1. Pusatkan semua kemampuan dan kerja keras untuk 1 blog. Keberhasilan meningkatkan performance blog utama akan bisa dengan mudah diduplikasi ke blog lain, jika perlu
  2. Disarankan tidak melakukan redirect pada domain utama. Redirect boleh saja dilakukan pada sub folder atau pada sub domain untuk menyederhanakan penulisan
  3. Jangan melakukan duplikasi content. Hal ini bisa terhindar dengan sendirinya jika kita hanya memiliki 1 blog. BTW, jika kita menulis isi yang sama di website komunitas, pertimbangkan untuk menggunakan excerpt dengan rujukan tetap ke blog pribadi, daripada langsung melakukan copy-paste isi tulisan di website Komunitas
  4. Update secara periodik. SEO memang penting sebagai alat bantu promosi. Komunitas juga penting sebagai bagian sosialisasi online dan offline. Promo ke berbagai situs juga baik asal bukan nyepam, tapi jauh lebih penting jika blog kita sendiri diupdate secara periodik karena itu akan menjaga indeks mesin pencari
  5. Terus belajar memperbaiki kualitas blog.  Ini adalah ungkapan yang semua orang sudah tahu tapi banyak yang tidak melakukannya. Ngeblog memang suatu hobi tapi jika kita melakukannya dengan cara yang lebih baik tanpa harus kehilangan roh dan passion, mengapa tidak? Jangan jadikan hal ini sebagai beban melainkan jadikan sebagai media pembelajaran.

Itu semua pengalaman pribadi saya.  Jika ada saran atau pengalaman lain, silakan share melalui bagian komentar.

27 thoughts on “Konsolidasi Website Pribadi

  1. NgeBlog dengan hati aja mas my blog is my voice of soul my blog is my diary online . .

    Di luar buat nembak SEO ya nyantai aja he he Alexa naik turun ndak jelas

  2. Kang Vavai

    Informasi dan kiat yang sangat bermanfaat. Intinya “Poliblogami” boleh saja yg penting kita senantiasa fokus di satu blog ya? hehehe

    Salam Poliblogami

  3. Thanks Mas Vavai atas sharingnya. Benar, tidak mudah memang untuk berpoliblogami. Saya sendiri sekarang akan memfokuskan pada pada blog pertama saya (yg gratisan dgn PR3) dan blog berbayar (yang baru 2 bulan dan sekarang sudah PR 1)

  4. @Eshape, sama-sama mas
    @Aris Heru Utomo, Ya, bisa saling share pengalaman mas
    @Wijaya kusumah, Wah, yang guru beneran malah Omjay kok 🙂
    @Quinie, Curhat has been activated by default 😛

  5. Sedang fokus di nomer 1, 4, dan 5, sementara di bagian 2 sudah melakukannya. Noted untuk nomer 3 nya hehehe…. thanks thanks atas curhatnya 😛

  6. Salam kenal,
    Mantab infonya mas, mengena banget buat saya.
    Tapi walopun teori seperti di atas sudah dikuasai tetep aja masalah mood jadi rintangan akhirnya ga bisa konsisten..

  7. baru pertama mampir ke blognya , blognya bagus , pakai theme apa ya ? , trus loading blognya kok cepet banget , ditambahin plugin apa biar loading blog bisa cepat , thanks atas infonya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.