Beberapa hari yang lalu, saat browsing saya menemukan tembang Jawa Kidung Wahyu Kolosebo. Kidung artinya puisi, lagu, nyanyian, atau syair. Wahyu artinya adalah petunjuk atau pesan dari langit yang disampaikan oleh sang maha pencipta kepada hamba-Nya. Sedangkan kolo atau kala berarti ketika (saat) atau ketika dan sebo adalah menghadap. Kidung Wahyu Kolosebo berarti syair yang berisi pesan atau petunjuk sewaktu atau ketika menghadap sang maha pencipta.
Jika merujuk pada arti harfiah diatas, kecenderungan awal pemikiran adalah saat seseorang berpulang atau meninggal, padahal seseorang menghadap sang pencipta Allah SWT tidak selalu saat meninggal dunia. Dalam Islam, shalat lima waktu adalah salah satu saat seseorang menghadap Allah SWT.
Kidung Wahyu Kolosebo berupa syair yang berisi kata-kata yang mengarah ke petuah dalam perilaku sesuai ajaran Islam. Berikut adalah syair selengkapnya :
Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro : Kujaga diri dari perbuatan nista dan sesuka hati
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro : Dengan mengendalikan hawa, hawa nafsu angkara
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda : Meski setan bergentayangan, selalu membuat gangguan
Hinggo pupusing jaman : Sampai akhir zaman
Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko : Sekuat tenaga saya memadamkan api, bisanya kemurkaan
Maper hardening ponco, saben ulesing netro : Mengendalikan panca (lima) indera dalam setiap kedipan mata
Linambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan : Dilandari rasa welas asih Sang Pemberi Kemuliaan
Sang Hyang Jati Pengeran : Sang Maha Sejati Tuhan
Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku : Bertahta di kalbu, samudera pemandu perbuatan
Tumuju dateng Gusti, Dzat Kang Amurbo Dumadi : Menuju kepada Tuhan, Dzat yang tidak ada asalnya
Manunggaling kawulo Gusti, krenteg ati bakal dumadi : Menyatunya hamba dengan Tuhan, kehendak hati akan terjadi
Mukti ingsun, tanpo piranti : Saya jaya, tanpa syarat (alat)
Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito : Menyebar ke jiwa madu sarinya perwita
Maneko warno prodo, mbangun projo sampurno : Aneka warna prada, membangun diri yang sempurna
Sengkolo tido mukso, kolobendu nyoto sirno : Kesialan pasti musnah, musibah matapetaka nyata hilang
Tyasing roso mardiko : Timbullah rasa merdeka atau bebas
Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo : Semoga dengan ucapan pusaka kalimat syahadat
Yekti dadi mustiko, sajeroning jiwo rogo : Benar-benar jadi mustika di dalam jiwa raga
Bejo mulyo waskito, digdoyo bowo leksono : Beruntung mulia waskita, digdaya dan berwibawa
Byar manjing sigro-sigro : Byar terwujud gilang-gemilang
Ampuh sepuh wutuh, tan keno iso paneluh : Sakti tua utuh, tidak bisa disantet (diteluh)
Gagah bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah : Gagah riang gembira, merekah di sepanjang waktu
Satriyo toto sembodo, Wirotomo katon sewu kartiko : Ksatria tata sembara, wiratama seperti seribu bintang
Kataman wahyu … Kolosebo : Tertimpa (mendapatkan) wahyu kalaseba
Memuji ingsun kanthi suwito linuhung : Saya memuji dengan menghadap maha tinggi
Segoro gando arum, suhrep dupo kumelun : Laut berbau harum seperti dupa semerbak
Tinulah niat ingsun, hangidung sabdo kang luhur : Mengolah niat saya, mengidung (melantunkan) sabda (kata-kata) yang luhur
Titahing Sang Hyang Agung : Perintahnya Sang Maha Agung
Rembesing tresno, tondho luhing netro roso : Merembesnya kasih sayang, pertanda air mata rasa
Roso rasaning ati, kadyo tirto kang suci : Rasa perasaan hati, seperti air yang suci
Kawistoro jopo montro, kondang dadi pepadang : Diwujudkan japa mantra, hebat jadi penerang
Palilahing Sang Hyang Wenang : Ridhonya Sang Maha Berwenang
Nowo dewo jawoto, tali santiko bawono : Sembilan wujud dewa, tali kekuatan dunia (semesta)
Prasido sidhikoro, ing sasono asmoroloyo : Abadi memuji di singgasana surga
Sri Narendro Kolosebo, winisudo ing gegono : Sang Raja Kolosebo, diwisuda di angkasa
Datan gingsir … sewu warso : Tidak akan tenggelam (lengser) … seribu tahun
Ada beberapa video Youtube yang menjadi favorit saya untuk mendengarkan kidung wahyu kolosebo ini, yaitu :
- Kidung Wahyu Kolosebo : Sri Narendra Kalaseba
2. Kidung Wahyu Kolosebo : Niken Salindry. Favorit saya karena suaranya yang bagus sekali.
3. Kidung Wahyu Kolosebo : Sasya Arkhisna
Saya juga sering melihat kidung wahyu kolosebo digunakan untuk pengiring musik Cakilan. Karena syair dan aura yang melingkupinya, banyak yang terpengaruh irama ini dan ikut cakilan. Selain Cakilan, kidung wahyu kolosebo juga banyak digunakan untuk musik pengiring kesenian ebeg. Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumasan yang menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda.