Keputusan Sulit
Cerita singkatnya bisa digambarkan dalam kisah berikut :
Excellent : “Selamat siang pak. Sebagai informasi, kami mendeteksi adanya spamming dalam bentuk pengiriman email secara massal ke berbagai tujuan acak yang bersumber dari server yang bapak kelola. Mohon dapat segera dieskalasikan dengan melakukan lock account, mengganti password user dan membersihkan antrian spam di mail queue bapak”
Manajer IT klien : “Ini accountnya atas nama siapa pak, biar saya edukasi dan peringatkan agar tidak terjadi lagi”
Excellent : “Uhmmmmm…. Errrr…. Account yang terdeteksi spamming atas nama bapak sendiri”
Manajer IT Klien : ” (&*(^&*%^$%#$#”
Cerita panjangnya adalah sebagai berikut :
Salah satu layanan berbasis cloud di PT. Excellent Infotama Kreasindo adalah layanan SMTP Relay dan Mail Gateway. Layanan ini memberikan akses pengiriman email dari IP public bersih dengan reputasi terjaga. Bagi yang pernah menggunakan layanan SendGrid, SparkPost, Amazon SES, MailGun dan sejenisnya, layanan ini mirip namun dibangun dari basis customize sistem oleh team Excellent.
Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga IP public tetap bersih, mengeliminasi spam yang berasal dari klien dan mencegah kebocoran serangan spam secara massal akibat salah satu atau beberapa klien terkena tipuan email (email phising/spam).
Jika ada spamming dari klien, kami biasanya menerima notifikasi via Telegram mengenai sumber spamming dan summary tindakan yang sudah dilakukan oleh Robot Excellent. Dari hasil summary informasi dan tindakan yang diberikan oleh si robot, salah satu staff helpdesk akan menginformasikan pada pihak klien melalui berbagai saluran support yang tersedia (via email, WA/Telegram, SMS dan Telp).
Masalahnya kadang, yang menjadi korban spamming/phising ini kerapkali level manajemen yang bersikukuh tidak pernah klik email yang aneh-aneh dengan kombinasi password yang kuat. Lebih cilaka lagi kalau yang tertipu kena phising adalah boss IT-nya.
Gak mungkin kan kita bilang, “Bapak, silakan bapak edukasi diri sendiri agar tidak terjebak spam ya pak…”
Biar gimana, customer is number one