Setelah perawatan di rumah sakit sejak tanggal 27 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021 dilanjutkan dengan isolasi mandiri di rumah hingga menjelang pekan keempat Januari 2021, akhirnya hari ini saya melakukan test keluar rumah, yaitu main ke kebun pisang di Karawang.
Meski hasil swab PCR sudah negatif dan gejala sakit sudah tidak dirasakan, saya memang tetap berhati-hati karena khawatir badan belum terlalu fit untuk kembali aktivitas sebagaimana biasa.
Saya memilih main ke kebun pisang dengan beberapa pertimbangan, antara lain :
- Di kebun pisang relatif jarang bertemu dengan orang lain dan bisa tetap menjaga jarak. Meski sudah dinyatakan sembuh, saya pikir tetap lebih baik berjaga-jaga
- Saya bisa melepas masker saat jauh dari orang lain dan bisa menghirup udara segar di kebun
- Saya bisa langsung mandi sinar matahari. Jadi bisa berolahraga (karena berjalan di kebun), mendapat sinar matahari pagi sekaligus mendapat udara segar
Selain alasan diatas, saya juga memang sudah lama tidak ke kebun pisang, jadi sekalian mengecek suasana dan perkembangan kebun.
Agar tidak mampir, dari rumah saya menyiapkan berbagai perlengkapan, mulai dari alat makan, minum, air mineral, buah, sarung, pakaian ganti, makanan ringan dan lain-lain. Saya seperti orang hendak kemping dan itu memang sengaja saya lakukan agar tidak perlu berhenti di jalan untuk membeli makanan atau minuman.
Alhamdulillah, meski hari Senin kemarin sempat hujan dan beberapa area kebun terendam banjir, perjalanan saya ke kebun lancar dan cuaca cerah. Saat sampai di kebun pisang, matahari bersinar tanpa halangan dan saya bisa mendapatkan tujuan yang yang saya inginkan.
Suasana di kebun becek karena sisa hujan sebelumnya. Jadi saya harus memakai sepatu bot tinggi. Tidak lupa memakai lotion anti nyamuk karena selepas hujan dan suasana lembab dibawah naungan daun pisang banyak nyamuk nakal berkeliaran.
Saat ini sebagian besar pohon pisang sudah berbuah. Ada yang sudah mendekati tua dan ada juga yang belum lama berbuah. Malah ada beberapa yang baru keluar tandan buah.
Secara umum kebun cukup baik, hanya saja drainase-nya kurang bagus karena hujan cukup lebat menimbulkan genangan air cukup tinggi. Jika terus terendam selama beberapa hari, pohon pisang bisa layu dan membusuk.
Ada juga pohon pisang yang sudah berbuah tumbang karena hempasan angin. Ini agak sulit dihindari, meski saya sudah berupaya menanam pohon pisang tegar seperti pisang kepok di pinggir kebun sebagai pelindung terpaan angin.
Area yang saya tanami bibit pisang Cavendish Fhia-17 juga tumbuh subur, meski sebagian area bekas kebun jagung terendam air cukup tinggi. Saya berdiskusi dengan yang merawat kebun agar membuat sodetan atau saluran air sehingga air tergenang bisa dibuang melalui saluran di pinggir kebun.
Saya membatasi diri di kebun hanya sampai menjelang Dzuhur agar tidak terlalu lelah. Setelah menebang beberapa tandan pisang yang sudah tua, kami kemudian beranjak pulang sebelum sore dengan terlebih dahulu main ke rumah pak Amoy, si bapak yang merawat kebun, sawah, bebek dan kambing.
Saya khusus kesana untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan pak Amoy selama saya sakit. Kami dijamu makan siang bersama sekaligus membawa pulang telur bebek dan kelapa muda.