Kekhawatiran Saat Hendak Berpindah ke Jalur Wirausaha

Beberapa hari yang lalu saya sempat ditanya oleh adik saya, Marsan “Qchen” Susanto : “Kira-kira baiknya berhenti kerja dan fokus mengurus toko atau gimana ya?”

Qchen saat ini pekerjaannya merangkap. Ia menjadi komisaris di Excellent ๐Ÿ™‚ sekaligus bekerja disebuah perusahaan media di Sunter. Beberapa waktu yang lalu ia membuka sebuah toko kelontong di dekat rumahnya. Ternyata toko ini cukup pesat perkembangannya sehingga ia terpikir untuk fokus mengurus toko saja dan melepaskan pekerjaan di perusahaan media. Selain jaraknya cukup jauh (Tambun-Sunter sekitar 1.5 jam naik sepeda motor), tidak ada lagi teman-teman yang bekerja disana karena teman-teman lainnya sudah mengundurkan diri.

Jawaban saya sederhana, yang bisa menjawab hal tersebut ya Qchen sendiri. Cara termudah menentukan keputusan adalah dengan membandingkan pendapatan tetap dari pekerjaan dengan pendapatan di toko. Jika pendapatan ditoko minimal sama (dan sebaiknya lebih besar) dari pendapatan di pekerjaan, dan itu sudah bersifat permanen/stabil, pilihan untuk meninggalkan pekerjaan semestinya bukan sebuah pilihan yang terlalu sulit.

Jangan terjebak dengan keinginan keluar kerja padahal pendapatan pengganti belum stabil. Biasanya wirausaha itu pendapatannya naik turun. Jika naik turunnya masih labil dan tidak bisa dijadikan pegangan, sebaiknya jangan terburu-buru keluar dari pekerjaan.

Banyak motivator wirausaha yang bilang, “Kalau niat wirausaha, keluar ya keluar saja, kalau kelamaan mikir nanti nggak keluar kerja dan nggak pernah wirausaha”. Motivasi ini benar sesuai penempatan konteksnya, yaitu mendorong kita untuk semangat memulai wirausaha, namun tentunya dengan tidak meningggalkan pertimbangan-pertimbangan sehat dan rasional.

Saya pribadi, sebelum akhirnya memutuskan untuk berwirausaha, sempat lama mempertimbangkan pendapatan dan pengeluaran rutin bulanan. Saya menuliskannya pada artikel : Persiapan Sebelum Berhenti Kerja (Resign) dan Blogpreneur dan Wirausaha : Apakah Bisa Menggantikan Penghasilan Secara Tetap?

Jika dari sisi persiapan sudah cukup baik namun ternyata wirausaha yang kita jalani tidak/belumย  memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan, tidak usah menyesal. Hal ini bisa berarti bidang bisnis yang kita jalankan bukan kompetensi kita, bisa juga karena ternyata kesuksesan kita bisa jadi memerlukan waktu untuk mencapainya. Tidak usah menyerah. Sekali gagal itu biasa, kegagalan akan mendewasakan kita, caelah ๐Ÿ˜›

Jika melihat perkembangan toko Qchen, saya lebih prefer ia mengundurkan diri dari pekerjaannya dan fokus di wirausaha toko, karena saya perhatikan selama beberapa bulan terakhir omsetnya cukup stabil dan cenderung meningkat. Cara terbaik bekerja dan meningkatkan kualitas kehidupan adalah dengan menjalani Bisnis Having Fun ๐Ÿ™‚

4 thoughts on “Kekhawatiran Saat Hendak Berpindah ke Jalur Wirausaha

  1. Kalau perempuan (ibu rt) mungkin lebih cepat ya untuk resign dan fokus ke bisnis, klo misal bisnis tersendat masih ada bantuan (penunjang) dari gaji suami ๐Ÿ˜‰ .

  2. Inspiratif nih..
    kebetulan sekarang tinggal di cibitung kerja si jakarta
    perjalanan tiap hari makan waktu 2 jam
    lagi mau menjadi blogpreuneur
    ada referensi kah ?

  3. saya bertekad utk resign dari pekerjaan yg telah saya jalani 6 thn.
    ketika itu sungguh berat utk memutuskan karena khawatir kondisi keuangan yg tdk pasti jika berwirausaha. tapi saya tetap resign, dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan.. tdk ada lagi keinginan utk jadi pegawai, berapapun besar gajinya.
    terimakasih admin.. sukses selalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.