Insight : Rehat Sejenak untuk Hasil yang Lebih Baik
Salah satu kegiatan rutin di Excellent setiap bulan adalah menghentikan rutinitas minimal sekali dalam 1 bulan dengan cara mengadakan kegiatan brainstorming setiap awal bulan. Tidak berhenti aktivitas sih, karena tetap saja disambi kerja, namun dalam format yang lebih santai.
Saat kondisi full kegiatan, team Excellent harus gantian libur. Maklum, perusahaan balita jadi masih mencari bentuk dan pengelolaanya masih kalang kabut, hehehe…
Karena terbiasa berusaha memenuhi tenggat waktu atau target, saya biasanya bekerja tanpa kenal waktu dan tidak sempat berpikir untuk istirahat? Apakah hasilnya bagus? Nggak juga. Malah kelimpungan karena too much to do. Bingung hendak melakukan pekerjaan yang mana dan pekerjaan apa yang hendak diprioritaskan. Bekerja jadi seperti kejar setoran (nyatanya sih iya, hehehe…). Tidak tertata. Lama-lama bukan hanya merusak ritme kerja pribadi dan juga reputasi usaha.
Karena waktu dalam sehari tetap 24 jam, yang perlu diubah adalah manajemen waktunya. Ngomongnya gampang namun prakteknya susah. Saya menulis disinipun ada resiko, “Wah, ini kerjaannya menulis terus padahal request saya belum difollow up” :-). Percayalah, tulisan ini saya buat sebagai pengingat bagi saya agar memperbaiki mekanisme kerja agar tidak mengecewakan relasi terkait 😀 .
Terus menerus bekerja belum tentu hasilnya baik. Memang dikejar waktu dan ada target yang menyertai namun belum tentu hasilnya baik karena kita terlalu sibuk bekerja tanpa menyadari mungkin jika kita rehat sejenak, kita bisa mereview bahwa yang salah bukan target maupun tenggat waktu melainkan cara kerja kita. Kita bekerja tanpa manajemen dan tanpa perencanaan sehingga setiap hari pekerjaan kita adalah menyelesaikan pekerjaan harian yang semakin lama semakin menumpuk. Pada akhirnya, alih-alih pekerjaan selesai, yang ada kita malah tepar karena sakit akibat terlalu memaksakan diri.
Karena ingin menyelesaikan pekerjaan, saya tidur lebih lambat dan bangun lebih cepat. Misalnya saya tidur sekitar pkl. 23.00 WIB dan bangun jam 5. Karena pekerjaan banyak yang belum selesai, saya tidur jam 12 malam dan bangun jam 4.
Sekali 2 kali mungkin tidak masalah. Setelah beberapa saat, pekerjaan yang saya selesaikan malah jadi semakin sedikit karena saya jadi tidak fokus dan terlalu lelah. Semakin sedikit saya tidur teorinya akan semakin banyak pekerjaan yang saya selesaikan, namun prakteknya adalah semakin sedikit pekerjaan yang bisa saya tuntaskan.
Akhirnya saya mencoba mengubah mekanisme pekerjaan. Tidur jam 9 atau jam 10 malam dan bangun jam 3.30 pagi. Saat bangun saya juga berusaha memulai prosedur standard yang benar.
Bangun pagi langsung minum air putih 1 gelas. Kemudian mematikan AC dan lampu. Setelah itu mandi dan shalat shubuh berjamaah. Kadang ada godaan untuk, “ah, lebih baik shalat di rumah saja agar bisa lebih banyak pekerjaan yang saya selesaikan”, namun saya memilih utk tetap berusaha shalat berjamaah. Mengapa? Karena selain pertimbangan agama, shalat Shubuh di masjid juga menjadi sarana rehat sejenak dan mengistirahatkan pikiran maupun badan.
Saya berusaha menikmati perjalanan dari rumah ke masjid maupun sebaliknya. Meski jaraknya hanya sekitar 200-300 meter, ada kesempatan bagi saya untuk memandang langit, lampu taman dan pepohonan.
Pulang dari masjid, saya membuat list pekerjaan yang dilakukan hari ini. Waktunya saya batasi maksimal pkl. 06.00 WIB agar saya bisa fokus, efektif dan efisien. Jika berlama-lama, saya malah kelayapan browsing kemana-mana dan malah lupa olah raga atau mengerjakan pekerjaan lainnya.
Saat olah raga, saya berusaha menikmati pagi yang indah. Semburat matahari yang baru hendak menyapa alam. Menghirup udara segar dari pepohonan di lapangan olah raga kompleks perumahan.
Saya menyapa dan ngobrol santai dengan bapak-bapak yang jalan santai mengelilingi lapangan. Adakalanya saya mengajak puteri bungsu saya, Vivian atau putera sulung Zeze Vavai bersama-sama olah raga di lapangan.
Kembali ke markas Excellent DJ, saya mandi untuk yang kedua kalinya. Membasuh badan agar segar, memandikan putera-puteri dan kemudian menyiapkan perlengkapan sekolah. Setelah isteri berangkat ke tempat kerja, barulah saya memulai pekerjaan saya : wirausaha IT, bekerja dari rumah.
Karena hidup bersifat dinamis, adakalanya rencana terhalang oleh kondisi dan lingkungan. Schedule standar bisa saja berubah karena ada kepentingan lain. Tidak masalah, yang penting niatnya adalah terus berusaha memperbaiki diri.
Perbaikan cara menjalani hidup bukan kegiatan satu kali. Perbaikan berjalan terus menerus, dalam 1 siklus kehidupan. Cobalah rehat sejenak dan review ulang apakah selama ini ada kegiatan yang bisa diperbaiki kualitasnya dengan cara mengubah pendekatan dalam proses penyelesaiannya.
Jangan pernah menyerah. Hidup kita milik kita. Susah maupun senang, kita juga yang menjalaninya.
Selasai membaca tulisan ini saya bisa belajar cara kerja dan mengatur waktu yang lebih baik lagi.Terimakasih Pak Vavai
Terima kasih mas vavai artikelnya sangant membantu saya dalam mengatur waktu semoga saya bisa melaksanakan…..
setelah baca ternyata waktu itu sangat berpengaruh dlm hidup saya…terimakasih artikelnya jd saya bisa menghargai waktu…
artikelnya bagus banget…sangat menjadi insprirasi
Terima kasih mas vavai artikelnya sangant membantu saya dalam mengatur waktu semoga saya bisa melaksanakan…..