Insight : Jenuh & Lelah Menghadapi Pekerjaan Sehari-Hari

Saya bekerja sebagai operator produksi di tahun 1995, selepas lulus SMA. Karena terlalu banyak waktu luang yang terbuang sekaligus sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pekerjaan, saya memutuskan untuk mengambil kuliah sambil kerja di tahun 1996.

Lelah dan jenuh bekerja sebagai operator produksi selama kurang lebih 4 tahun, tahun 1999 saya mengundurkan diri dan mengambil kesempatan bekerja sebagai assisten lab komputer di STMIK Bani Saleh Bekasi, kampus almamater saya. Saat itu saya masih kuliah disemester akhir.

Bekerja sebagai assisten lab komputer awalnya membuat pendapatan saya drop secara drastis. Tidak mengapa karena masih bisa saya kompensasikan dengan peluang untuk belajar lebih banyak dan bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keinginan saya.

kolibriDi tahun 2000 saya bekerja sebagai staff IT sambil tetap menjadi assisten lab komputer. Saya bisa menerapkan apa yang saya pelajari menjadi aplikasi real dalam pekerjaan sehari-hari. Setiap hari menjadi petualangan tersendiri, mulai dari melakukan desain aplikasi pemrogramman hingga setting jaringan dan pekerjaan sebagai SysAdmin.

Tahun 2004 kejenuhan kerja kembali melanda saya. Meski posisi saya meningkat menjadi supervisor IT dan memiliki staff, saya menjadi jenuh menghadapi pekerjaan yang sama berulang kali. Untuk menyiasatinya, saya belajar lagi materi yang baru, yaitu materi mengenai Linux, baik untuk desktop maupun server. Saya juga belajar mengenai website dan mulai membuat blog. 2 hal yang awalnya saya anggap sebagai kegiatan pengisi waktu ternyata berkembang dan akhirnya membuat saya memutuskan untuk pindah kerja di tahun 2006.

Tahun 2006 saya memulai petualangan baru di sebuah perusahaan di kawasan Tanjung Priok. Ini perusahaan non manufaktur pertama saya. Saya mulai lebih banyak bekerja dengan sistem operasi Linux. Jabatan saya juga membuat saya mulai menyentuh pekerjaan terkait manajemen, baik manajemen sumber daya manusia (staff dibawah saya) maupun manajemen pekerjaan. Disisi lain, saya juga semakin sering melakukan update isi blog, mengembangkan komunitas berbasis hobby dan menulis artikel untuk kemudian dishare secara cuma-cuma.

4 tahun bekerja di Tanjung Priok, saya dihinggapi rasa jenuh. Ada banyak alasan dan pertimbangan untuk resign. Salah satunya, perjalanan pulang pergi yang sangat menyita waktu membuat saya berpikir apakah tepat saya menghabiskan waktu saya dijalanan. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhir Desember 2010 saya memutuskan untuk mengundurkan diri dan membangun perusahaan sendiri.

ilustrasi-insight1Jika saya mereview jalan hidup yang sudah saya jalani, rasa jenuh dan lelah merupakan keniscayaan. Merupakan kenyataan jika memang kita hidup secara monoton. Jika dibiarkan terus menerus, kemungkinan besar prestasi kita semakin mundur, kualitas pekerjaan melambat dan kita menjalani hidup dari hari kehari seperti robot.

Jika kita merasa jenuh dan lelah, coba review lagi, sampai kapan kita membiarkan diri kita dalam kondisi yang sama seperti yang dialami saat ini? Apakah rasa jenuh ini akibat fungsi pekerjaan, lingkungan, peluang kenaikan karier atau ada hal lain? Apakah tidak bisa disiasati dengan liburan sejenak dari hiruk-pikuk pekerjaan? Apakah tidak bisa disiasati dengan training ditempat baru, mempelajari hal baru, studi banding ke tempat lain atau hal lain yang membuat hidup yang kita jalani lebih bervariasi dalam arti positif.

Jangan jadi orang yang “tapinya iya tapinya nggak” alias orang labil. Tapinya sering mengeluh soal pekerjaan tapi juga tidak mau meninggalkan pekerjaan dan juga tidak mau berupaya mencari jalan untuk memperbaikinya. Jangan menunggu orang lain mengubah jalan hidup kita. Orang sudah sibuk dengan jalan hidup mereka masing-masing, tak perlu ditambah dengan masalah kita yang sebenarnya bisa kita selesaikan sendiri.

Jika kita risau pada masa depan kita, jangan berdiam diri dan membuat diri kita mengasihani diri sendiri. Lakukan review ulang apakah kita bisa terus menerus meningkatkan kualitas kehidupan. Meningkatkan penghasilan, mencapai apa yang kita inginkan atau mungkin bisa berpindah pekerjaan dengan pekerjaan yang lebih baik.

Hidup kita milik kita, susah senang, kita juga yang menjalaninya.

You may also like

12 Comments

  1. loh, habis baca-baca ini kok saya jadi mau resign. satu-satunya penghalang saya dari resign adalah pekerjaan yang sekarang gajinya cukup untuk biaya kuliah yang tidka murah (sedang dan masih jauh dari selesai). 😀

  2. Mantap , mirip saya nih …. saya sudah mulai usaha waktu lalu , tapi sekarang lagi down , alias ggak ada order …. sambil kerja lagi skrg , mau resign anak sudah besar …jadi masih bertahan sambil nyari peluang dan menambah ilmu …… doakan saya agar tetap punya semangat ….. thanks sdh berbagi Mas Vavai …….

  3. Terima kasih banyak Mas Vavai, tulisannya inspiratif banget 🙂
    Tidak banyak loh orang yang bisa keluar dari zona nyaman walaupun membosankan, salut deh 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.