Excellent Insight Day #22 : Hidup Kekurangan, Banyak Hutang, Minim Pendapatan

Topik insight kali ini membahas mengenai hal yang kadang dianggap sepele namun bisa menjadi masalah besar jika tidak dikelola dengan baik. Apa itu? Yap benar, sesuai judul insight, ini tentang hutang. Selamat membaca dan semoga bisa mendapatkan pencerahan dari tips yang disarikan dalam insight kali ini.

Ilustrasi Hutang, Sumber Gambar : Pixabay

Pernah nggak mengalami hal berikut : Wajah ganteng tapi banyak hutang… Pekerjaan bagus, jabatan keren, posisi tinggi tapi selalu kekurangan. Pendapatan 1 juta, pengeluaran 2 juta. Pendapatan 4 juta, pengeluaran 6 juta. Pendapatan 10 juta, pengeluaran 15 juta. Begitu seterusnya.

Saya pernah mengalaminya, bahkan sekarangpun masih, hehehe…

Satu waktu saya sempat melihat acara Financial di Metro TV (lupa nama acaranya). Ada penelepon yang minta advis dalam hal keuangan. Dia punya hutang 100 juta. Dengan gaji 2 juta dan biaya cicilan mendekati 1 juta, tiap bulan selalu was-was dan pusing tujuh keliling. Menerima gaji di akhir bulan bukannya senang, justru malah kalut. Dikurangi sana-sini, yang tersisa hanya bon hutang. Kinerja menurun, pikiran tidak bisa konsentrasi dan apa yang dikerjakan jadi serba salah.

Upaya mencari pendapatan di luar alias pendapatan sampingan bukannya menolong. Dalam banyak kasus, justru membuat permasalahan yang ada semakin kompleks. Jika anda pernah atau justru sedang mengalami hal yang mirip dengan situasi di atas, berikut adalah beberapa tips yang bisa menjadi solusi.

Review Cara dan Prinsip dalam Memandang Hidup dan Kehidupan
Banyak orang yang memiliki pendapatan besar tapi tetap diliputi kekurangan karena caranya menyikapi hidup. Tak ada istilah halal dan haram, semuanya ditabrak habis. Uang putih, uang gelap maupun uang abu-abu tak ada bedanya. Tak ada beda antara hadiah, penyelewengan, korupsi dan kolusi. Tak ada beda antara tip dengan pemberian bertendens.

Kalau ada yang tanya, “Itu bukannya kolusi/korupsi?”, jawabannya ringan saja, “Ini nggak saya minta kok. Saya hanya diberi, masa ditolak…”.

Percayalah, berapapun nilai yang anda dapatkan dari hasil perbuatan menyimpang, bayarannya akan diambil dari kebahagiaan hidup anda sendiri. Dilihat dari pendapatan, nilainya mungkin bertambah, padahal dari sisi pemenuhan kebutuhan hidup justru berkurang. Mungkin saja mendapat sekian ratus ribu atau sekian juta dari hasil kongkalikong; mengubah kuitansi; memalsukan kuitansi; berselingkuh prosedur dengan petugas; berselingkuh proses dengan supplier dan sekian banyak cara lain, namun apa yang ada dapatkan tidak akan dapat menutup kehilangan di periode waktu berikutnya.

Jika pernah terjerembab pada dunia abu-abu, cobalah beralih ke dunia terang benderang. Jika ditawari sesuatu oleh supplier, tolaklah dengan sopan. Apa yang kita lakukan akan membantu orang yang mencoba menyuap kita untuk berpikir ulang. Jika ada kesempatan berbuat curang, kuatkan hati untuk tidak melakukannya. Kuatkan rasa malu dan rasa takut pada efek dan resiko yang menyertainya.

Jangan Coba Berpikir Untuk Bunuh Diri
Banyak orang yang buntu pikirannya saat pendapatan tidak mampu menutup pengeluaran. Bisnis bangkrut, ditipu partner, usaha kebakaran, terendam banjir atau terkena huru-hara merupakan sebagian dari contoh penyebabnya. Di dekat tempat saya pernah ada kejadian 1 keluarga membakar diri karena usahanya bangkrut.

Bunuh diri -selain dilarang keras oleh agama- hanya menunjukkan kekerdilan jiwa kita. Hanya menjadi jawaban sesaat yang tidak menjawab permasalahan kita. Bunuh diri hanya menjadi tonggak kepengecutan kita dalam menghadapi masalah hidup. Apakah dengan bunuh diri lantas masalah bisa selesai?

Jangan Merusak Pendapatan Utama
Hal ini sering dilakukan oleh orang yang sedang terjepit. Untuk menutupi kekurangan, mereka mencari kegiatan atau pekerjaan sampingan yang kadang justru membuat kinerja untuk pekerjaan utama menjadi tidak produktif. Kinerja menurun yang bisa mengancam posisi pekerjaan saat ini.

Jika anda dalam posisi terjepit kebutuhan uang yang besar, tetaplah berpikir jernih. Tetap bekerja dengan baik sambil berupaya mengatasi masalah. Jangan menambah masalah dengan mencari pekerjaan sampingan yang berdampak buruk bagi kinerja.

Kalaupun mau mencoba pekerjaan sampingan, carilah pekerjaan yang tidak menghambat. Menjadi penulis artikel misalnya, bisa menjadi salah satu alternatif yang bagus. Alternatif lainnya, pasang kode Adsense misalnya, hehehe… mas Pujiono bisa tertawa geli mendengar saran saya yang satu ini. Padahal, saran saya memang benar bisa dicoba. Bagi anda yang punya blog, merasa butuh tambahan penghasilan dan tidak ingin kinerja terganggu, cobalah pasang Adsense di blog. Anggap saja ini sebagai tabungan…

Jangan Menyerah
Banyak saran tentang manajemen keuangan pribadi yang berseliweran namun kadang kita sudah terlalu mual untuk mencobanya. Banyak saran tersebut yang sudah kita coba namun masih belum berhasil. Jika ini yang terjadi, jangan pernah menyerah. No retreat no surrender.

Setiap orang punya kesulitan masing-masing, hanya kerja keras dan daya tahan melewati rintangan yang membedakannya.

Selagi belum habis semua upaya yang ditempuh, terus berusaha untuk menyelesaikannya. Mungkin kita akan mengalami saat-saat pahit dan menyedihkan, namun itu merupakan konsekuensi normal yang harus dialami untuk hutang yang diambil. Usahakan tetap jernih berpikir, meski rasanya sulit untuk melakukannya. Usaha keras kita yang akan membedakan hasil akhir yang akan didapatkan.

Beramal (Sedekah) dan Berderma
Bagaimana bisa beramal kalau kita sendiri sedang pailit, begitu mungkin yang terpikir. Padahal, beramal dan membantu orang lain yang kesulitan tidak perlu menunggu kita kaya raya dan memiliki harta berlimpah.

Jika baru bisa beramal dengan seribu rupiah, beramallah sejumlah itu. Jika baru mampu 1% dari pendapatan, cobalah itu. Jika mampu 10% itu lebih bagus.

Jangan takut miskin atau tambah sengsara jika kita beramal. Jangan juga jadikan acara beramal sebagai acara tebar pesona. Beramal saja secara gradual dan sistematis, tidak usah pedulikan soal citra maupun pandangan orang lain.

Metode beramal juga sangat beragam. Bukankah banyak sekali anak-anak yang putus sekolah hanya gara-gara uang bulanan yang hanya sekian persen dari gaji kita. Jika kita bisa membiayai 1 atau lebih anak yang putus sekolah, niscaya akan ada 1 atau lebih jalan yang membantu kita di kala kita kesulitan, sesulit apapun kita mempercayainya.

Ilustrasi tergelincir hutang, sumber gambar : Pixabay

Saya pernah membaca tulisan dari seorang Financial Planner, pak Jauhari MK MM mengenai tips menghadapi hutang. Panduannya sangat to the point dan benar-benar bisa dijadikan sebagai upaya untuk menangani hutang. Berikut adalah beberapa tipsnya :

  • Itikad Kuat untuk Bayar Hutang
    Memiliki itikad dan keingingan yang kuat untuk bayar hutang. Hal ini penting, karena masih ada pilihan lain ; ngemplang hutang, kabur dan lain-lain. Itikad yang kuat artinya kita siap dan berkomitmen untuk membayarnya dengan segala konsekuensinya, dalam arti kita siap melakukan pengorbanan yang besar. Komunikasikan dan buat komitmen bersama pasangan, sehingga tercipta suasana yang saling mendukung
  • Deal dengan si Pemberi Hutang
    Jika hutang ke bank karena kartu kredit atau Kredit Tanpa Agunan (KTA), hubungi langsung pimpinan atau managernya. Hindari berhubungan dengan staff, karena umumnya mereka kaku dan terlalu prosedural sehingga sulit untuk melakukan negosiasi maksimal. Dapatkan deal pelunasan hutang. Perhitungan bunga di stop dan sisa hutang yang disepakati akan di bayar secara mencicil, berdasarkan kemampuan kita.   Contoh : total hutang pokok plus bunga Rp. 100 juta. Jika berhasil melakukan negosiasi dengan lancar, bisa jadi yang harus dibayar hanya (misalkan) Rp. 50 juta, tidak harus membayar Rp 100 juta. Sisa hutang 50 juta akan dicicil selama 1 atau 2 tahun. Mengapa ada kemungkinan hal ini berhasil? Karena secara logika, bank akan berpikir, daripada hutang hangus tidak terbayar lebih baik bisa dilunasi sebagian meski sebagian lain dicicil. Jika hutang ke perorangan, maka sampaikan itikad untuk membayarnya dengan mencicil sesuai kemampuan. Orang akan lebih menghargai dan toleran dengan yang menunjukkan itikad baik daripada yang kabur. Tapi kita harus menepati janji kita, jangan sekedar janji tanpa ada usaha dan itikad baik.
  • Cut Pengeluaran 50%
    Bagaimana ini … Uang sekarang saja tidak cukup untuk hidup .. kok harus potong pengeluaran sampai 50%. JIka ingin terbebas dari lillitan hutang yang sudah membuat putus asa maka harus ada langkah ekstrem atau radikal yang diambil. Untuk melaksanakan hal ini, makanya di butuhkan itikad kuat dan komitmen untuk melunasi hutang. Untuk terbebas lilitan hutang harus siap menanggung segala konsekuensinya. Makanya dibutuhkan dukungan dan kerjasama antara pasangan beserta seluruh keluarganya. Jadi biasanya hidup 100% dari income, sekarang dipaksa untuk hidup 50% dari income.   Gaji 5 juta aja sudah pas-pasan, sekarang dipaksa untuk hidup dengan 2,5 juta/bulan, bagaimana bisa? Bisa saja jika memang diniatkan. Caranya : Buat daftar pos pos pengeluaran selama satu bulan secara detail dan jujur. Buat bersama pasangan. Kemana saja uang tersebut pergi. Prinsipnya : Semua pos dipotong setengahnya Atau pos tertentu tidak dipotong dan pos lain dipotong 50% bahkan 100%. Total totalnya semua jadi 50%. Kemungkinannya pemotongan bisa lebih dari 50%, sama atau kurang dari 50%. Usahakan harus mendekati 50%.

    Contoh : Merokok
    Sehari satu bungkus Rp. 12.000 X 30 hr = Rp. 360.000
    Di buat jadi sehari ½ bungkus Rp. 12.000 X 15 hr = Rp. 180.000 Makan siang dikantor. Rp. 8.000 X 5 hr X 4 minggu = Rp. 160.000
    Jadikan Rp. 4.000 / hari. Rp. 4.000 X 5 hr X 4 mggu = Rp. 80.000 Caranya, pilih salah satu di bawah ini :
    – Bawa makanan dari rumah.
    – Hanya makan biscuit
    – Puasa senin kamis Setiap bulan langsung pisahkan dari income ½ untuk hidup dan ½ lagi langsung dibayarkan untuk pelunasan hutang. Harus langsung karena jika tidak akan tergoda untuk memakainya. Kita harus disiplin menerapkannya. Kalau perlu, setiap pos simpan dananya dalam amplop terpisah.  
  • Ciptakan Uang Masuk Tambahan
    Cek dan periksa asset yang dimiliki. Asset mana saja yang dapat di cairkan/dijual/di gadaikan. Jika ada asuransi cek. Asuransi Tradisional dana tunainya bisa di pinjam terlebih dahulu, Asuransi Unit Link dapat diambil langsung tanpa harus berhutang. Jual barang barang yang dapat anda jual : Komputer, TV, handphone, ipad, kulkas, mesin cuci, dll. Ganti kendaraan anda dengan yang lebih tua atau bahkan dijual.   Jangan sampai kita punya hutang banyak, situasi sudah kritis namun kita masih sayang pada barang yang kita miliki yang bukan merupakan kebutuhan essensial. Kita bisa berjanji nanti akan membelinya lagi jika kondisi sudah memungkinkan. Lebih baik kita memiliki harta sedikit tanpa hutang daripada harta banyak namun tertimbun hutang.  
  • Naikkan Income
    Dapatkan tambahan income ; yang dapat dikerjakan secara part time, tanpa harus keluar dari pekerjaan saat ini. Kerja double job malam hari. Memberi les, menjadi pelayan toko, mencari sampingan atau malah menjadi pengojek dan lain-lain.   Jalankan bisnis yang tidak memerlukan modal uang ; misalkan makelar atau sales rumah, asuransi dan lain-lain. Bisa juga menjadi penulis buku, dropshipper atau menjadi reseller atau review artikel. Setiap rupiah yang didapatkan bisa digunakan untuk mengurangi hutang atau menjaga agar kebutuhan essensial tetap terpenuhi saat kita berusaha melunasi hutang Umumnya orang kepepet lebih bergerak lebih termotivasi. Dalam menjalankan bisnis, terutama yang bertifikal sales / menjual : Selama bergerak maka hasil akan tercipta  
  • Doa dan Sedekah
    Semuanya adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Berdoalah, doa orang yang kesulitan akan lebih di dengar oleh Sang Khalik. Cari di internet doa doa orang yang sedang kesulitan sesuai dengan keyakinan masing masing.

Catatan : Detail tulisan pak Jauhari ada dalam referensi link dibawah ini.

Pada akhirnya, orang hidup selalu berdekatan dengan kesulitan. Ada yang memandang kesulitan hidup sebagai akhir segalanya dan ada juga yang memandangnya sebagai media bagi kita untuk memperkaya kualitas kehidupan. Tinggal kita mau pilih yang mana…

Referensi Artikel :

  1. Mengurangi Hutang
  2. Ampuun… Saya Terlilit Hutang

Action :

Coba review apakah kita termasuk tipikal “banyak hutang” tapi tidak memperhatikannya? Tipikal orang yang investasi dan punya tabungan namun hutang dimana-mana? Mengapa kita tidak berusaha melunasi atau mempercepat proses pelunasannya? Apakah hutang-hutang itu perlu dan apakah hutang-hutang itu benar-benar tidak bisa dihindari?

Buatkan target yang bisa kita raih. Misalnya kita berkomitmen sampai dengan akhir tahun ini kita bisa melunasi atau minimal mengurangi secara drastis hutang ke teman atau hutang ke bank atau hutang kartu kredit. Niatkan terlebih dahulu, nanti dengan sendirinya kita akan terinspirasi untuk mendapatkan cara melunasi atau mengurangi hutang tersebut.

CATATAN :

Tulisan diatas merupakan bagian dari seri tulisan “Excellent Insight”. Saat ini kumpulan bukunya sudah diterbitkan dalam bentuk buku cetak maupun ebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.