DRBD, HeartBeat, OpenAIS & Pacemaker untuk Linux High Availability Server

Salah satu pengetahuan yang ingin saya kuasai terkait dengan Linux server adalah konfigurasi High Availability/HA, termasuk clustering dan fail over. Tujuannya tentu saja sebagai tindakan preventif agar sistem komputerisasi berjalan dengan lancar.

Contohnya seperti ini. Bayangkan bahwa anda menjadi IT Admin sebuah perusahaan yang cukup besar yang menggunakan beberapa sistem yang dipergunakan secara maksimal. Ada web server, database server dan mail server. Perusahaan meminta agar sistem dapat resisten terhadap gangguan dan down time menjadi sangat minimal. Anda bisa memilih beberapa mekanisme perlindungan sistem, misalnya menggunakan harddisk RAID yang secara otomatis melakukan duplikasi data, menggunakan sistem virtualisasi yang akan mempercepat proses backup & restore dan melakukan backup-backup data penting secara berkala.

Jika itu semua yang sudah dilakukan, sebaiknya bisa menambah pengetahuan dengan mencoba teknologi High Availability/Linux HA untuk meminimalkan resiko. Linux HA bisa dilakukan dengan memadukan teknologi DRBD dan HeartBeat atau OpenAIS & Pacemaker.

DRBD® bisa dianalogikan sebagai mekanisme RAID-1 (mirroring, bisa juga tipe RAID lain yang menggunakan prinsip mirroring), yang melakukan duplikasi data melalui network. Duplikasi data ini dilakukan dalam mekanisme block devices, bukan dalam bentuk data mentah. Jika RAID-1 melakukan duplikasi isi dan data suatu harddisk atau partisi ke harddisk atau partisi lain, DRBD melakukan hal yang sama, hanya saja dilakukan melalui network.

DRBD dan harddisk RAID bersifat saling mendukung. DRBD memiliki satu keunggulan dibandingkan harddisk RAID, yaitu backup server berada terpisah dengan sumber backup. Pemisahan ini membawa keuntungan preventif, jika ada masalah pada salah satu server, server lainnya akan bertindak sebagai server pengganti. Jika server utama sudah kembali pulih, kendali akan dikembalikan ke server utama.

Awalnya saya agak bingung dengan istilah DRBD, HeartBeat, OpenAIS dan Pacemaker. Ternyata modelnya adalah sebagai berikut (CMIIW) :

DRBD berfungsi sebagai sistem yang melakukan duplikasi device / nodes. DRBD bertindak sebagai network RAID. Untuk fail over (service yang mengecek apakah suatu layanan bermasalah atau tidak), ditangani oleh HeartBeat atau OpenAIS dan Pacemaker. HeartBeat adalah teknologi awal fail over sedangkan OpenAIS dan Pacemaker adalah successornya. Untuk lebih detailnya bisa membaca penjelasan disini.

Beberapa tutorial biasanya sudah secara otomatis menggabungkan DRBD dengan Heartbeat atau DRBD dengan OpenAIS dan Pacemaker plus service yang ingin di clustering, misalnya MySQL HA yang menjalankan MySQL diatas DRBD+Heartbeat . Pengalaman saya, jauh lebih mudah memahaminya secara terpisah. Jika sudah memahami detail mekanisme kerja masing-masing, kita bisa lebih mudah melakukan implementasi untuk service dan jenis layanan server yang bermacam-macam. Jika memahaminya langsung dalam bentuk gabungan, penjelasannya menjadi terlalu melebar, rumit dan terlalu complicated. * Ini sih pengalaman pribadi saya, bisa saja orang lain tidak merasakan hal ini, hehehe…*

Pada artikel berikutnya, saya akan menunjukkan cara melakukan implementasi teknologi Linux High Availability Server menggunakan openSUSE 11.1/11.2 dan SUSE Linux Enterprise Server 11.

7 thoughts on “DRBD, HeartBeat, OpenAIS & Pacemaker untuk Linux High Availability Server

  1. 1.mas vavai mau tanya kelebihan dan kekurangan drbd sama heartbeat,
    trus perbedaan dengan openais dan pacemaker.
    2. kira selain heartbeat ada yang bisa digunakan untuk failover lagi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.