Don’t Rich People Poor

Cerita I

Saya : “Mengapa kamu nggak berani coba test kerja ditempat bagus itu?”

Teman : “Soalnya syaratnya tinggi, saya nggak mampu. Saya nggak bisa dan nggak menguasai kemampuan yang dibutuhkan”

Saya : “Mengapa nggak bisa dan nggak menguasai?”

Teman : “Karena saya belum pernah belajar materi itu di kampus”

Saya : “Mengapa nggak coba kursus atau belajar dari internet ?”

Teman : “Saya kan orang nggak punya, nggak ada kesanggupan buat itu”

Saya : “Don’t rich people poor…”

Cerita II

Adik saya Marsan Qchen Susanto pernah bercerita pada saya bahwa Excellent sangat membutuhkan printer tambahan agar saat print faktur pajak atau invoice tidak perlu menunggu. Ahmad Afandi tidak perlu menunggu Fitra Syaharani selesai print dan sebaliknya. Meski bisa dibuat sentralisasi, adakalanya butuh print agak banyak terutama jika sedang print dokumentasi sistem.

Qchen : “Buat printernya nggak perlu yang seperti di markas DJ. Cukup printer yang sama saja seperti yang ada saat ini. Itu sudah bagus dan awet”

Saya : “Berapa harga printernya?”

Qchen : “Nggak sampai 2 juta rupiah…”

Saya : “Don’t rich people poor…”

Apa sih artinya itu? Iya saya tahu itu bahasa campuran Nginggris. Jangan kaya orang susah… Jangan kaya orang miskin…

Apakah itu artinya saya sok kaya? Tentu saja bukan. Frasa “Jangan kaya orang susah” saya ucapkan supaya mengerti konteksnya. Misalnya untuk cerita pertama. Berapa mahalnya sih belajar dari internet atau main ke warnet? 2 ribu s/d 3 ribu rupiah per jam di warnet. Bisa juga 50 ribu untuk paket data. Kalau sanggup beli bakso buat cemilan, masya nggak sanggup bikin mahal diri sendiri dan meningkatkan kemampuan?

Daripada uangnya habis sekali pakai untuk makan jajanan, lebih baik uangnya untuk investasi ke diri sendiri, supaya value kita bisa lebih mahal dan jika perlu bisa beli jajanan sekarung sekali beli 

Untuk cerita kedua, saya bilang sama Qchen bahwa biaya investasi pembelian printer itu akan bisa tertutup dari project yang sedang dikerjakan. Tidak apa-apa beli printer, meski tipe yang mahal sekalipun sepanjang sebanding dengan pendapatan yang bisa dihasilkan.

Itu sebabnya di Excellent saya memberikan standarisasi alat tempur team berupa Mac Book Air dan memberikan subsidi pembeliannya. Mengapa nggak sekalian full? Karena Excellent belum sanggup . Yang bisa disanggupi adalah memberikan subsidi dan mempermudah cara mendapatkannya. Jika team Excellent bisa bekerja lebih mudah, tentu Excellent sendiri akan dipermudah dalam mendapatkan peningkatkan kualitas hasil pekerjaannya.

Saya pernah bertemu dengan salah satu sosok mentor bisnis. Saya bilang padanya bahwa saya bimbang untuk rekrutmen staff. Apakah saya lebih baik memilih staff yang bisa digaji murah agar saya bisa memberikan salary sesuai kesanggupan Excellent dan berharap bisa mendapat talenta yang bagus diantara yang saya rekrut?

Ucapan dia ke saya itu sama seperti diatas : “Don’t rich people poor. Jangan kaya orang susah. Kamu itu sebenarnya nggak susah-susah amat. Kamu punya kemampuan menggaji orang yang memiliki talenta yang bagus, tapi menganggap kamu masih saja tidak sanggup. Jangan anggap itu pemborosan tapi anggap sebagai investasi…”. Kemudian lanjutnya,

“Saya bisa saja merekrut orang dengan gaji 1 juta dan dia menghasilkan 1.5 juta tapi saya akan memilih untuk merekrut orang dengan gaji 10 juta tapi dia bisa menghasilkan 20-30 juta. Itu namanya investasi dan itu bukan pemborosan. Kamu ibarat mimpi jika ingin rekrut orang bagus, talenta baik namun minta gaji rendah. Mungkin 1 banding sejuta orangnya. Kamu sangat beruntung jika mendapatkannya, atau, there’s must be something wrong kalau ada yang seperti itu…”

Semalam saya membaca ebook Startupedia. Salah satu tips dalam buku itu adalah “Rekrut tim terbaik untuk mengembangkan bisnis kamu”. Itu akan jadi investasi terbaik daripada memilih orang-orang yang rata-rata saja. Apakah orang terbaik selalu mahal? Mungkin tidak selalu, namun sama seperti memilih Mangga atau Jeruk, saya lebih memilih dapat mangga yang manis dan bagus meski sedikit daripada mangga sekarung tapi busuk dan rusak. Ingin membeli mangga sekarung dengan hasil baik dan kualitas bagus namun biaya rendah? Mungkin saja namun peluang dan kemungkinannya akan relatif kecil, tidak sebesar jika kita memilih pilihan lain.

2 thoughts on “Don’t Rich People Poor

  1. Bukannya kayak orang susah atau miskin, tapi kebanyakan dari kita itu masih ada penyakit malas. Makanya sikap dan perbuatan mereka mencerminkan kata itu, jangan kaya orang miskin / susah hahaha
    Coba kalau gak malas, pasti gak akan seperti itu.
    BTW tulisannya bagus 😀 Nampar banget buat tipe orang macam gini haha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.