Don’t Do what Monkey Does

Beberapa hari yang lalu saya melihat seseorang yang melakukan tindakan bodoh di perempatan Rawa Semut, dekat terminal Bekasi. Ia menyeberang jalan disaat lampu lalu lintas disisi yang ia seberangi sedang hijau. Motor dan mobil melaju kencang karena waktunya terbatas dan kadang suka diserobot dari arah yang berlawanan. Karena motor dan mobil melaju kencang, ia melambai-lambaikan tangannya agar motor dan mobil mengurangi kecepatan, agar ia bisa menyeberangi jalan.

Kejadian itu saya jadikan sebagai bahan diskusi (tepatnya sih briefing) di markas Excellent Premier Serenity. Itu salah satu contoh “what monkey does”. Orang yang pikirannya nggak dipakai. Memang betul dia melambai-lambaikan tangan agar kendaraan mengurangi kecepatan, tapi ia jelas salah besar dan seperti memanggil terjadinya kecelakaan karena ia menyeberangi jalan justru disaat yang tidak tepat.

Sumber gambar : https://pixabay.com/en/animal-cartoon-monkey-primate-2025645/

Penegasannya, saya tidak mau melihat atau mendengar salah satu team Excellent melakukan pekerjaan bodoh seperti itu. Don’t do what monkey does.

Contoh lain perbuatan sejenis adalah, SMS-an sambil bawa motor. Itu juga contoh what monkey does. Orang yang akal budi dan pikirannya diistirahatkan karena ia memilih potensi celaka dengan cara SMS-an sambil membawa kendaraan. Memang sih tidak selalu celaka, tapi itu mengundang bahaya. Kalau ia sendiri yang celaka tidak apa-apa, tapi kalau sudah mengajak orang lain atau membuat orang celaka itu namanya mencari masalah. Orang lain memilih SMS-an sambil bawa kendaraan, saya minta team Excellent tidak melakukan hal itu. Orang yang punya bisnis miliaran juga nggak sampai segitunya kok.

Ada juga istilah “Don’t do what donkey does”, alias jangan melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Sudah tahu pernah salah, harusnya membuat tindakan preventif atau standar prosedur agar kesalahan yang sama terulang kembali. Tidak tahu cukup sekali, tidak perlu dipelihara sampai tidak tahu berkali-kali.

Menyerobot lampu lalu lintas, itu juga masuk kategori “monkey does”. Kalau pernah melihat saya melakukannya, berarti saya lagi belajar jadi si monkey, hehehe…

Tawuran, juga menurut saya termasuk kategori itu. Petantang petenteng bacok orang lain, terus menangis saat diciduk pak polisi, itu ya masuk kategori itu. Berani saat ramai-ramai namun seperti hewan pengerat kecebur digot saat sendiri, itu juga masuk kategori itu.

Asal forward berita yang belum jelas kebenarannya, juga masuk kategori monkey does, karena tidak meluangkan waktu untuk mengeceknya meski punya kesempatan untuk itu. Kadang kita berbicara panjang lebar dan luas mengenai berita yang belum jelas alias hoax dilevel tinggi sedangkan kita sendiri masih asal forward berita di social media maupun di WA dan Telegram, tidak peduli kalau berita yang diforward belum bisa dipastikan akurasinya.

Kalau menasihati orang lain tentu bukan kapabilitas saya karena nyatanya saya sendiri harus introspeksi, tapi kalau menasihati dan mengingatkan team sendiri, paling tidak itu merupakan kewajiban saya. Mencegah mereka melakukan perbuatan bodoh yang merugikan diri sendiri maupun perusahaan dan keluarga, sekaligus mencegah mereka melakukan hal yang akan disesali sepanjang masa. Ini jadi pengingat saya, supaya jangan juga melakukan apa yang saya minta untuk tidak dilakukan oleh team saya.

Apalagi ya, yang masuk kategori monkey does di Indonesia? Kayaknya sih listnya masih banyak 😛

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.